Surabaya – Rumah sakit apung atau rumah sakit yang berada di atas perahu dan lokasinya pun berada di daerah khusus pedesaan pedalaman saat ini sedang menjadi primadona dan pilihan masyarakat miskin. Rumah sakit apung dokter share diprakarsai oleh dr. Lie Dharmawan Ph.D Sp.B Sp. BTKV.
Lie merupakan salah satu dokter yang memiliki jiwa besar dan idealisme yang tinggi. Ia mengaku sedih dan risau dengan kondisi masyarakat miskin yang tidak mempunyai dana untuk memeriksakan keluhan penyakitnya, terutama masyarakat pelosok.
“Saya ingin beramal di dunia sebanyak-banyaknya, dan saya dapat rejeki dari surga, hingga sekarang rumah sakit apung hanya mendapatkan dana dari donatur,” terang dr. Lie di Auditorium, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Senin (23/11/2015).
Ia menekankan dengan mahasiswa kedokteran UKWMS mengaku kurang nyaman dengan sifat hedonisme yang menjadi sifat masyarakat modern. Padahal tugas utama dokter menjadi pelayan masyarakat tanpa melihat status pasien.
“Dan akhirnya saya menjual satu rumah, saya untuk beli kapal, meskipun kecil, setidaknya kapal ini menjadi rumah sakit yang fleksibel bisa menjangkau masyarakat pedalaman,” jelasnya.
Menurutnya, anak muda yang memiliki idealisme jika tidak dikumpulkan dan diarahkan, maka akan berubah sesuai dengan kumpulan besar dan idealismenya akan tergerus.
“Saya akan berdosa besar jika saya tidak menggebrak dengan suatu aksi yang nyata,” tegasnya.
Rumah sakit apung yang ia kelola bukan berarti tidak mengalami masalah, mulai dari peluncuran tanggal 16 Maret 2013 itu saja masih terganjal dengan perijinan berlayar. Tanggal 15 Maret 2013, ia menunggu dengan relawan dengan cemas terkait perijinan. Baru jam 02.00 WIB surat perijinan akhirnya keluar.
“Saya yakin, jika berbuat baik, pasti selalu ada jalannya,” tegasnya.
Pasalnya, dana untuk biaya operasional kapal apungnya tidak didukung dana dari pemerintah, tapi dapat sumber dana dari para donatur. “Donatur yang unik itu ada yang menyumbang 10.002 ada juga 10.006 rupiah, ini yang unik dan menarik,” katanya.
Ia berpesan sebagai pelayan masyarakat, dokter muda sekarang jangan hanya berfikir tentang uang dan keuntungan tetapi juga berfikir untuk kebaikan umat.
“Tidak masalah dibilang gila, tapi bermanfaat bagi masyarakat banyak,” tutupnya. [ito/but]
Sumber: beritajatim.com