INDRAMAYU – Rumah Sakit Reysa Cikedung digadang bakal menjadi Rumah Sakit Rehabilitasi Narkoba dan spesifikasi pelayanan cuci darah terbesar. Sedikitnya 50 unit mesin cuci darah disiapkan di sarana medis ini.
Direktur PT.Reysa Permata Cikedung, Prof. DR. AR. Adji Hoesodo, mengatakan nantinya RS Reysa Cikedung menjadi RS yang bisa dibanggakan secara nasional dan internasional.
“Berdirinya RS Reysa ini diharapkan mampu menjawab minimnya pelayanan rumah sakit di Indramayu,” ujar Adji saat jumpa pers dengan puluhan wartawan media cetak dan elektronik di RS Reysa Cikedung, Rabu (18/11/2015) .
Bukan hanya sebagai pusat pengobatan ke depan di lingkungan RS Reysa Cikedung akan dibangun sekolah perawat bahkan Fakultas Kedokteran hasil kerja sama dengan pihak lain. “Kami Tim Konsorsium berharap mudah-mudahan dengan pendirian kawasan terpadu di RS Reysa Ciekdung ini akan menjadi pusat perekonomian dan budaya internasional,” katanya.
RS Reysa Cikedung juga akan memiliki spesifikasi melayani pasien cuci darah. Fasilitas mesin cuci darah akan didatangkan sebanyak 50 unit dari donasi. “ Kita ekspresikan karya saya dibidang medis secara totalitas. Kita akan buka kerja sama Badan Narkotik Nasional bahwa RS Rweysa ini akan menjaid pusat rehabilitasi Narkoba karena kita punya lahan cukup luas,” katanya seraya menambahkan, RS Reysa sebagai RS alami tanpa memperhatikan latar belakang ekonomi atau berfikir kapan bisa balik modal. Karena konsep RS Reysa ini Rahmatan Lilalamin. Kita memilih jauh dari sifat-sifat komersial,” katanya.
Adji menambahkan, kenapa RS Reysa Cikedung ini hadir di daerah pesawahan, bukan di kota besar, karena konsep pendirian RS Reysa ini adalah Rahmatan Lilalamin. “RS hadir membayai dirinya sendirinya, bukan money oriented yang membebankan semua biaya kepada pasien,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur RS Reysa Cikedung dr.Arif mengemukakan, PT.Resya Permata Cikedung merupakan konsorsium holding yang salah satunya kegiatannya mengelola RS Reysa Cikedung.
“Kenapa RS ini dimunculkan pertamaka kali oleh PT.Resya Permata Cikedung karena prasarana yang ada di RS ini membutuhkan fasilitas yang memadai. Kalau kita melihat perbandingan ketersediaan tempat tidur (bad ) 1 per mil maka Indramayu masih terbuka fasilitas layanan kesehatan,” katanya.
RS Reysa Cikedung sebagai RS Type D berkapasitas 50 bad merupakan RS Primer yang bisa dimanfaatkan masyarakat yang mencari pengobatan dan perawatan. RS Reysa Cikedung juga menjalin bekerja sama dengan pengelola BPJS untuk menampung pasien peserta BPJS. Fasilitas standar RS Reysa Cikedung berupa kamar operasi, perawatan, radiologi sesuai dengan standar prasarana RS Primary. “Kami sudah membuka pelayanan UGD dengan dokter jaga 24 jam dan bisa diakes sebagai salah satu fasilitas kesehatan bagi masyarakat,” katanya.
Diakui yang cukup sulit saat ini adalah mengajak dokter spesialis muda untuk bekerja di daerah, mereka enggan karena alasan kondisi RS yang masih sepi dan sebagainya. “Ini menjadi kesulitan kita, selama ini kita punya 2 dokter spesialis anak dan bedah, dokter umum 5 orang untuk pelayanan kesehatan yang basic dan dalam, juga laboratorium, radiologi, perawatan rawat inap saat sekarang sudah terpasang 30 bad dari kapasitas 50 bad,” katanya.(taryani/ruh)
Sumber: poskotanews.com