manajemenrumahsakit.net :: Medan. Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Sumatera Utara (Sumut) mengharapkan rumah sakit meningkatkan pengamanan di lingkungan rumah sakit.
Ini untuk mengantisipasi ketidaknyaman dan keluhan dari pasien rumah sakit tentang kasus kriminal yang terjadi di lingkungan rumah sakit, seperti pencurian dan penodongan.
Sekretaris PERSI Sumut, Syaiful Sitompul mengungkapkan memang tidak ada aturan dari rumah sakit setiap pengunjung diperiksa. Setelah kasus kriminal terjadi, sambungnya, barulah pasien mengeluh dan melapor ke pihak berwajib.
“Karena itu, kita imbau setiap rumah sakit membuat peraturan internal, untuk mengantisipasi kasus kriminal,” ujarnya, Senin (31/8).
Rumah sakit, lanjutnya, harus berusaha meningkatkan kinerja satuan pengamanan atau satpamnya. Satpam, sebaiknya diberi pelatihan agar mampu melihat gelagat – gelagat tidak baik dari pengunjung rumah sakit.
“Kalau mampu, ada bagusnya rumah sakit menyediakan line detektor, seperti yang tersedia di pusat perbelanjaan ataupun hotel,” tukasnya.
Kasubbag Hukum dan Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Edison Perangin – angin mengungkapkan untuk pengamanan rumah sakit, sekarang ini hanya dilakukan oleh tim satpam. Lantaran tidak ada peraturan yang mewajibkan pemeriksaan menyeluruh pada pengunjung rumah sakit.
“Untuk keamanan lebih lanjut, kita sebenarnya sudah menjalin kerjasama dengan kepolisian. Jika ada kasus kriminal di sekitar rumah sakit langsung diserahkan ke polisi,” terangnya.
Sebelumnya, tindakan kriminal dilakukan, Rohmat Wahyudi, 31, warga Jalan Dr Mansyur, Gg Keluarga, Kecamatan Medan Sunggal, dilaporkan menodongkan senjata api (senpi) kepada perawat saat berada di Ruang Instalasi Gawat Darurat di RSUD dr Pirngadi Medan, Kamis (27/8) pukul 20.00 Wib.
Pelaku dinyatakan datang ke rumah sakit untuk melihat ayah kandungnya yang sedang dirawat. Ternyata sampai di rumah sakit berplat merah tersebut, dirinya mendapati bahwa sang ayah sudah tiada. Kondisi ini membuat dirinya emosi kemudian menodongkan senjata ke perawat dan saudaranya, lantaran menurut dia, kematian ayahnya diakibatkan oleh kelakuan Budi Pristianto, 34, abang kandungnya sendiri.
Menurut Aidah ( 34) salah satu perawat, dirinya beserta temannya yang berada di dalam Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sangat terkejut, saat pelaku mengeluarkan dan menodongkan senjatanya.
“Aku tadi sama kawanku didalam ruang IGD sama dia (pelaku). Sama mamanya, abangnya, dan keluarga yang lain, tiba-tiba dia mengeluarkan senjata, kami langsung lari sambil teriak minta tolong,” urainya. Aidah berharap agar kejadian kriminal ini tidak terjadi lagi. Sehingga tidak mengganggu pasien dan pegawai. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com