Sebuah rumah sakit di Sumatera Utara mengalami krisis air bersih. Gangguan ini akibat kemarau panjang selama beberapa pekan terakhir.
Aktivitas pelayanan pun menjadi terganggu. Seluruh penampungan air hingga wadah Mandi Cuci Kakus di ruang pasien kini kering kerontang.
“Sumur-sumur di rumah sakit kering. Kami tidak bisa lagi menggunakan air di dalam kamar pasien atau pun di lingkungan RS,” ujar Sutan Mangaraja Imom Harahap, salah seorang keluarga pasien di RS Umum Padang Lawas, Sumatera Utara, Kamis 30 Juli 2015.
Tidak tersedianya air di lingkungan RS tersebut diakui menyulitkan pengguna jasa RS. Sebab air menjadi salah satu kebutuhan vital untuk pasien.
“Kami harus kembali ke rumah hanya untuk mengambil air. Mohon kiranya pemerintah memikirkan nasib kami.,” ujar Sutan.
Sawah Mengering
Di tempat berbeda. Sebanyak 382 hektare areal persawahan tadah hujan di Kabupaten Langkat Sumatera Utara, juga dilaporkan mengalami kekeringan.
Ratusan hektare sawah berisi bibit padi siap tanam dan beberapa diantaranya sudah siap panen, rusak dan mati.
Dari data terhimpun, rusaknya areal persawahan ini terjadi di Kecamatan Pematang Jaya seluas 256 hektare, meliputi Desa Salahaji 124 hektare dan Desa Serang Jaya seluas 132 hektare.
Kemudian di Kecamatan Babalan seluas enam hektar yang tersebar di lima desa yaitu Desa Teluk Meku, Pelawi Selatan, Pelawi Utara, Securai Selatan dan Desa Securai Utara.
Sedangkan satu kecamatan lagi berada di Kecamatan Gebang seluas 62 hektare yang tersebar di lima desa yaitu Desa Paluh Manis seluas 10 hektare, Air Hitam seluas 15 hektare, Paya Bengkuang 13 hektare, Bukit Mengkiri seluas 12 hektare dan Desa Pasiran seluas 12 hektare.
“Kekeringan sudah terjadi dalam dua bulan terakhir. Bibit padi yang sudah disemai menjadi gagal tanam dan kering. Sedangkan yang terlanjur ditanam tidak memiliki bulir padi,” ujar petani setempat. Taufik Hidayat/Unggul Fahmi/Sumatera Utara