manajemenrumahsakit.net :: Pada hari Jumat tanggal 29 Mei 2015. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel sudah menyelesaikan tender pembangunan Rumah Sakit (RS) Provinsi Sumsel di Jalan Kolonel H Burlian KM 5 Palembang, atau tepatnya di eks-RS Ernaldi Bahar. Proyek yang sudah dimulai beberapa tahun lalu itu memasuki tahap ketiga pembangunan. Kepala Dinkes Sumsel, Lesty Nurany mengatakan, pembangunan tahap tiga di tahun ini masih memfokuskan pada pondasi. Dari yang sebelumnya baru dua lantai, tahun ini Dinkes menargetkan sudah berdiri pondasi lanjutan. Kalau sekarang baru pondasi bawahnya saja.
Tender sudah selesai, tinggal melanjutkan struktur bangunan hingga 11 lantai, kata Lesty di Kantor Gubernur Sumsel, Jalan Kapten A Rivai Palembang. Ia menuturkan, pembangunan pondasi tahun ini membutuhkan dana sekitar Rp. 150 miliar. Dinkes Sumsel memang menganggarka?n biaya pembangunan per tahun atau reguler, bukan jamak atau multiyears. RS Sumsel dibangun dengan klasifikasi dengan Tipe A sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2014. Klasifikasi pelayanan dibedakan dengan kelas dan non kelas, dan memprioritaskan pasien berobat gratis; pasien pemegang Jamsoskes ataupun BPJS Kesehatan. Jangan tanya ke saya, karena tidak tahu juga kenapa anggaran per tahun. Kita yakin saja tak akan mempengaruhi tahapan pembangunan. Namun yang pasti RS Sumsel sudah harus beroperasi tahun 2017 nanti. Saat ini RS Sumsel baru teralisasi sekitar 25 persen.
Lesty memastikan, bila pengoperasian RS itu bisa mengurangi kepadatan di Rumah Sakit Muhammad Husin (RSMH) Palembang karena menyediakan kamar hingga 600 tempat tidur. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk mengurangi pasien yang membludak di RSMH saat ini. Pembangunan RS Provinsi juga membenahi sistem pelayanan kesehatan di Sumsel mulai dari tingkat dasar, melengkapi sarana dan pra sarana hingga SDM. RS Provinsi yang akan berdiri di tanah seluas 14 hektar, paling tidak dibutuhkan total dana pembangunan sekitar Rp. 600 miliar. Tahun lalu saja, Dinkes Sumsel telah menghabiskan Rp. 52,8 miliar.
Fisik pembangunan gedung utama rumah sakit ditargetkan selesai pada 2015. Pada gedung utama terdiri dari lantai basement untuk tempat parkir dan instalasi farmasi. Lantai satu untuk instalasi gawat darurat, ruang diagnosa, ruang rawat jalan dan fasilitas umum. Sedangkan lantai dua terdiri dari ruang intensif yakni ICU, NICU dan PICU. Lalu lantai tiga dipergunakan untuk instalasi bedah, laboratorium, dan ruang rehabilitasi. Lantai empat hingga sembilan disediakan untuk ruang rawat inap dan lantai 10 dan 11 diperuntukan ruang manajemen serta pusat rekam medik.
Selain gedung utama, di lingkungan RS Sumsel juga dibangun gedung serbaguna dan pusat pendidikan, penelitian, dan pengembangan rumah sakit, laboratorium stem cell, fakultas kedokteran dan perumahan bagi dokter. Untuk mencukupi SDM, Pemprov Sumsel akan menjalin kerja sama dengan beberapa rumah sakit yang mempekerjakan dokter dan tenaga ahli lainnya. Beberapa dokter yang berstatus sebagai PNS di beberapa rumah sakit atau badan akan dipindahkan.
Sumber: humas.polri.go.id