manajemenrumahsakit.net :: TAK jarang pasien di rumah sakit mendapatkan infeksi tambahan akibat kurangnya pelayanan di rumah sakit. Bahkan angka infeksi pada pasien di rumah sakit bertambah.
Hal ini memicu keprihatinan dari Ketua Umum Persi Pusat DR dr Sutoto MKes saat ditemui di acara edukasi “Sehat Ada di Tangan Kita” di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (4/6/2015).
Menurutnya, cara menekan angka infeksi pasien di rumah sakit dengan cara membudayakan cuci tangan yang sudah terstandarisasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Banyak pasien yang kena infeksi tambahan melalui keteter, sehingga menderita penyakit tambahan seperti infeksi saluran kemih karena keteter. Terus infeksi karena kurang higienisnya dokter atau suster setelah tangani pasien seperti setelah pasang infus, suntik pasien. Jadi petugas kesehatan itu harus rajin cuci tangan,” ungkap dokter yang prakter di Rumah Sakit Pondok Indah.
Menurut Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit), butuh waktu dua tahun untuk membangun mental petugas rumah sakit sadar akan budayakan cuci tangan dengan standar WHO.
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) kembali mengingatkan kalangan perumahsakitan untuk menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) anti bakteri. Gerakan ini menjadi bagian dari proram Gerakan Indonesia Bersih dan Sehat Berawal dari RS yang diinisiasi Persi dan PT Unilever Indonesia.
“Berdasarkan penelitian di RS Cipto Mangunkusumo, 85,7 persen angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dikendalikan jika petugas medis selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis,” kata Sutoto.(okezone.com)
Sumber: spiritriau.com