manajemenrumahsakit.net :: Bandung – Jumlah Rumah Sakit (RS) Islam di Indonesia sangat banyak. Namun hingga kini, belum ada standar pengelolaan dan layanan dari RS Islam.
Ketua Umum Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) Jabar, Dede Setiapriagung menyebut jumlah RS Islam sudah cukup banyak. Sebagai gambaran, organisasi Muhamadiyah saja memiliki sekitar 348 RS Islam yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Pelayanan di RS Islam sudah berdasarkan Islam, tapi belum ada keseragaman,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (8/4/2015).
Pihaknya berharap ke depan ada standar pelayanan yang dapat digunakan seluruh RS Islam di Indonesia.
Untuk itu, MUKISI Jabar menggandeng RS Al Islam Bandung menggelar seminar dan workshop. Dari seminar tersebut diharapkan lahir rumus standar layanan RS Islam.
Seminar ini akan dihadiri sebanyak 114 RS. Pembicara yang akan hadir di antaranya berasal dari Malaysia dan Amerika.
Setelah dibuat kesepakatan tentang standar layanan tersebut, pihaknya akan mengusulkan kepada pemerintah. Usulan disampaikan ke dewan syariah nasional yang berada di bawah Kementerian Agama atau Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
MUKISI menjadi wadah RS Islam dan lembaga pendidikan kesehatan Islam di Indonesia. Di Jabar, ada 32 intitusi pendidikan dan RS Islam yang tergabung dalam wadah ini dengan tujuan meningkatkan pelayanan rumah sakit berbasis Islam dan pendidikan Islam.
“Kami angkat tema RS Syariah dengan akreditasi nasional dalam menghadapi Jaminan Kesehatan Nasional,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur RS Al Islam, Sigit Gunarto mengatakan RS Syariah belum punya pedoman. Padahal tema syariah sedang menjadi trend dan hal ini merupakan potensi besar.
“Dalam tataran, melayaninya bukan hanya kaum muslim saja,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum MUKISI Jabar, Jamjam Erawan mengatakan RS Syariah berbeda dengan RS konvensional. Keberadaan logistik seperti obat-obatan dan lainnya dipastikan harus halal.
Selain itu, pelayanan RS Syariah harus menyatukan fisik dan mental. Tim medis juga wajib memerhatikan soal ibadah.
Tidak hanya itu, marketing RS Syariah pun harus punya etika dan dilarang menjelekkan atau mematikan usaha orang lain.
“Kegiatan ibadah pasien ,juga perlu diperhatikan termasuk baca Quran,” pungkasnya. [ito]
Sumber: inilahkoran.com