manajemenrumahsakit.net :: Tapaktuan (ANTARA Aceh) – Management Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum (BLUD RSU) Yulidin Away Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, akan membuat gebrakan baru yakni pasien rawat inap cukup dijaga perawat, dalam upaya meningkatkan pelayanan.
“Langkah ini kami lakukan bertujuan menciptakan ketertiban dan kenyamanan di rumah sakit, karena dengan suasana nyaman pasien dapat dengan tenang beristirahat, sehingga dapat mempercepat kesembuhannya,” kata Direktur BLUD RSU Yulidin Away dr Akmal Jawadi di Tapaktuan, Selasa.
Jadi, lanjut dia, pasien rawat inap tidak boleh lagi dijaga pihak keluarga melebihi dari satu orang.
Agar tercipta ketertiban, sambung Akmal, maka kepada setiap keluarga pasien yang ingin membesuk, akan diberikan kartu pengenal.
Petugas pengamanan (Satpam) rumah sakit yang akan ditempatkan di depan pintu masing-masing ruang rawat inap, akan bertugas memeriksa kartu pengenal pengunjung dan sekaligus mengatur pengunjung yang ingin membesuk pasien dengan sistem masuk ke ruang rawat inap satu per satu atau sistem antrian.
Untuk menghindari terjadi aksi protes atau komplain, kata Akmal, maka langkah penertiban itu, harus dilakukan secara bertahap yang diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat yang berkunjung ke rumah sakit itu.
Dikatakan, pihaknya menargetkan, pada akhir tahun 2015, program tersebut akan benar-benar terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.
“Tapi sebelum program ini kami terapkan, pihak rumah sakit akan melakukan langkah evaluasi terlebih dulu terhadap kinerja tenaga perawat, karena dengan dibatasinya pihak keluarga menjaga pasien, maka kesiapan perawat harus terjamin,” ujarnya.
Disebutkan, pasien harus mendapatkan perhatian ekstra dari perawat, karena tidak ada lagi keluarga yang mengurus segala kebutuhan dan keperluan pasien, melainkan telah kembali ketugas semula yakni perawat yang mengurus pasien di rumah sakit.
Menurutnya, langkah itu dirasa penting segera diterapkan, karena yang terjadi selama ini sering masyarakat yang membesuk keluarganya yang sakit, masuk ke ruang rawat pasien secara ramai-ramai.
Celakanya lagi, kunjungan keluarga pasien selama ini sering dilakukan di luar jam besuk, sehingga pasien lainnya yang sedang menjalani rawat inap merasa terganggu dan dirugikan.
“Yang sangat kita sayangkan, ada kejadian kasus selama ini, penjaga pasien yang sedang sakit di sebuah ruangan, melebihi dari jumlah pasien di dalamnya. Ini tentu sangat mengganggu dan merugikan pasien lainnya yang sedang sakit, sebab pasien yang sedang dirawat inap harusnya mendapatkan istirahat total, tanpa ada gangguan,” katanya.
Yang lebih parahnya lagi, sambung Akmal, akibat membludaknya keluarga pasien yang datang dan menjaga pasien di rumah sakit, ketika tiba waktu makan nasi, maka keluarga pasien itu makan berjejeran di teras ruangan rawat inap, sehingga terkesan rumah sakit itu tidak ubahnya sudah seperti warung nasi.
Sumber: antaranews.com