Semarang, Antara Jateng – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang memastikan pelayanan kesehatan pasien seiring dengan penerapan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berlangsung secara lancar.
“Kalau ada kekurangan-kekurangan ya wajar. Bagaimanapun, JKN merupakan revolusi dalam pelayanan kesehatan,” kata Direktur Umum dan Operasional RSUP dr Kariadi Semarang dokter Darwito di Semarang, Kamis.
Hal itu diungkapkannya di sela roadshow kunjungan rombongan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ke sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya RSUP dr Kariadi Semarang.
Darwito menjelaskan RSUP dr Kariadi selama tiga bulan terakhir sejak sistem JKN diterapkan pada 1 Januari 2014 telah melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien yang memang dibuat dalam model paket layanan.
“Intinya, bagaimana RS bisa efisien. Selama tiga bulan ini, kami juga tidak merugi. Namun, justru surplus, biar pun (nominalnya, red.) sedikit,” katanya, didampingi Direktur Keuangan RSUP dr Kariadi, Drs Maskur.
Ia mengakui persoalan yang kerap muncul adalah adanya miskomunikasi antara pasien dengan dokter, sebab sistem JKN memang lebih menekankan pada kebutuhan pasien dalam layanan kesehatan, bukan kehendak pasien.
“Misalnya begini, pasien memeriksakan ke pos pelayanan kesehatan (PPK) tingkat I, kemudian dirujuk ke dokter spesialis. Pasien ingin diperiksa A, B, C, D, padahal sesuai kebutuhannya cukup A dan B,” katanya.
Demikian pula dengan prosedur layanan kesehatan secara bertahap, dari PPK I, kemudian dirujuk ke PPK II, selanjutnya PPK III, kata dia, tetapi pasien kerap tidak memahami sehingga langsung ke PPK II atau PPK III.
“Jadi, pertama ya harus diperiksa di puskesmas sebagai PPK I. Kalau kondisi pasien perlu dirujuk, baru ke PPK II, dan seterusnya. Namun, untuk pasien jantung, kanker, dan gagal ginjal bisa langsung ke sini,” katanya.
Untuk dana kapitasi program JKN yang diterima RS, ia juga memastikan pencairannya lancar sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, semisal Januari sebesar Rp29 miliar dan Februari 2014 sebesar Rp40,5 miliar.
“Kapitasi Januari-Februari 2014 sudah cair. Untuk Maret 2014 sebesar Rp48,4 miliar belum cair karena masih proses klaim. Dari total kapitasi setiap bulan, 50-60 persennya digunakan untuk operasional,” kata Darwito.
Sementara itu, Kepala Departemen Hubungan Antarlembaga BPJS Kesehatan Surmiyati menjelaskan kunjungan itu dimaksudkan untuk melihat bagaimana perjalanan program JKN selama 100 hari pertama sejak diterapkan.
“BPJS Kesehatan memiliki kewajiban pembayaran kepada mitra. Perbaikan-perbaikan akan dilakukan dalam pelaksanaannya. Bagaimana pelaksanaannya di lapangan, kepesertaannya, fasilitasnya, dan sebagainya,” katanya.
Kepala BPJS Kantor Cabang Semarang Afrizayanti menambahkan pihaknya sampai saat ini sudah ada 2,8 juta orang yang tercakup sebagai peserta program JKN yang berasal dari Kota Semarang dan sekitarnya.
“Jumlah peserta sebanyak itu mencakup peserta jaminan kesehatan sebelumnya, seperti Jaminan Kesehatan Nasional. Termasuk pendaftar baru yang mencapai 600 orang pendaftar mendaftar/hari,” katanya
Sumber: antarajateng.com