Serang – Kalangan bidan dan perawat serta pegawai berijazah sarjana (S1) yang bekerja di Rumah Sakit (RS) Rujukan Banten ternyata digaji sangat minim dan di bawah nilai Upah Minimum Kota (UMK) Serang. Lebih parah lagi, para pegawai tersebut terpaksa harus menandatangani persetujuan gaji yang dinilai jauh dari layak tersebut.
“Ada ketidakadilan penggajian di RS Rujukan Banten. Di mana gaji satpam dan sopir ambulans justru lebih besar dibandingkan gaji bidan dan perawat. Seolah tidak ada penghargaan terhadap tenaga medis,” kata salah seorang pegawai RS Rujukan Banten yang tidak mau disebutkan namanya, Sabtu (8/3).
Dia memaparkan, gaji yang diterima para pegawai yang berpendidikan S1 untuk tenaga medis hanya Rp950 ribu per bulan. Sementara untuk pegawai backoffice di atas Rp1 juta.
“Kami melihat manajemen RS Rujukan Banten masih amburadul dan carut marut. Tenaga professional seperti bidan dan perawat dan pegawai lainnya yang berijazah S1 seakan tidak ada nilainya. Sungguh memperihatinkan,” tambahnya.
Para perawat dan bidan yang bekerja di RS Rujukan Banten, lanjut dia, juga terpaksa untuk menandatangani kontrak kerja dengan gaji yang kurang manusiawi karena adanya ‘tekanan’ dari pihak manajemen.
Gaji yang diterapkan, katanya, jauh dari UMK yang ditetapkan pemerintah sehingga tidak mencukupi kebutuhan hidup layak.
“Pemaksaan tanda tangan kontrak itu disertai ancaman. Jika pegawai yang tidak mau tanda tangan diminta untuk mengundurkan diri,” ujarnya.
Secara terpisah, Wakil Direktur Bidang Pelayanan RS Rujukan Banten dr Ahmad Drajat Saputra tidak menampik adanya sistem penggajian yang belum merata.
Drajat mengaku, manajemen RS Rujukan Banten masih membenahi secara keseluruhan berbagai hal termasuk soal penggajian.
“Kita masih berproses, memang belum sesuai UMK. Tahun depan kita baru terapkan, berapa gaji dokter yang sesuai, dan berapa gaji perawat, dan lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, pihaknya juga akan menyesuaikan dengan standar biaya umum pegawai.
“Ini masih kita sesuaikan, jadi bagi para pegawai diminta bersabar terlebih dahulu karena nanti pasti ada penyesuaian,” tukas Drajat.