REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Dr Suhardi Hardjolukito bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) dan Rumah Sakit DR Sardjito untuk menjadi rumah sakit pendidikan. Ke depan, mahasiswa-mahasiswa FK UGM akan melakukan co assistent di RSPAU.
“Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pelayanan kesehatan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Kepala RSPAU Dr Suhardi Hardjolukito, Marsma TNI Benny H Tumbelaka di Yogyakarta, Rabu (16/10).
Lebih lanjut Benny mengatakan kerja sama ini sekaligus membuktikan kepedulian dan kontribusi RSPAU dr Hardjolukito, FK UGM, dan RSUP DR Sardjito terhadap pendidikan tenaga medis di Indonesia.
Kerja sama ini merupakan kerjasama yang kesekian kalinya, karena hasil kredensial yang telah dilakukan sudah memenuhi syarat legalitas, sumber daya manusia yang kompeten dan profesional, mutu pelayanan yang terakreditasi.
“Juga fasilitas baik medis maupun penunjang medis yang memenuhi standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI,” kata Benny.
Rumah sakit, kata Benny, saat ini semakin diminati masyarakat. Namun di satu sisi, kedudukan masyarakat lebih kuat dan banyak pilihan rumah sakit yang dapat melayaninya. Sehingga masyarakat akan memilih rumah sakit yang bisa memberikan pelayanan yang memuaskannya.
Untuk bisa memberikan pelayanan prima, lanjut Benny, rumah sakit tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Karena itu perlu kerja sama dengan rumah sakit yang lebih bagus pelayanannya.
“Hari ini kami sangat berbahagia dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan terbaik di Indonesia dan RSUP Sardjito, rumah sakit kedua di dunia yang diberi penghargaan untuk problem solving for better hospital,” katanya menandaskan.
Bentuk kerja sama, kata Benny, tukar ilmu pengetahuan, pendidikan, pelayanan pasien, dan lain-lain. Rumah Sakit Dr S Hardjolukito merupakan salah satu rumah sakit pusat TNI yang baru saja menyandang rumah sakit pusat yang diberikan markas besar TNI, satu tahun yang lalu.
Sedang Dekan FK UGM, Teguh Aryandono mengungkapkan pelayanan terbaik di rumah sakit menjadi kunci banyaknya pasien. Kerjasama ini merupakan upaya untuk memberikan pelayanan yang prima.
Sebab, kata Teguh, tahun 2015 bakal terjadi globalisasi pelayanan kesehatan. Bila pasien tidak puas di negeri sendiri tentu mereka akan lari berobat ke luar negeri. “Kita harus bisa menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri,” kata Teguh.
Sementara Direktur Medik dan Keperawatan RSUP DR Sardjito, dr Sutanto Maduseno mengatakan adanya perubahan status Rumah Sakit DR Sardjito menjadi rumah sakit tipe A, jumlah pasien rawat jalan mengalami penurunan. Para pasien banyak yang berkunjung ke rumah sakit
tipe B, seperti RSPAU dr S Hardjolukito. “Dengan demikian RSUP Sardjito bukan lagi Puskesmas besar,” ujarnya.
Agar bisa memberikan pelayanan yang baik, kata Sutanto, rumah sakit harus diakreditasi mulai dari pratama hingga paripurna. “Rumah sakit terakreditasi pari purna, bila dapat memberikan pelayanan yang manusiawi serta fokus pada pasien,” ujatnya.
Sumber: republika.co.id

(AP) — CEOs at nonprofit hospitals earned an average of $600,000 a year — and in some cases, more than $3 million — but there was no correlation between high pay and good outcomes for patients, according to a new study.
A national study on pay for nonprofit hospital chief executives found that the presence of advanced technology played a bigger factor in higher compensation level than did quality of care, charity care or initiatives to reduce readmission rates.



DENPASAR, KOMPAS.com – Rumah Sakit di lima provinsi menjadi target pengawasan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam pemakaian alat-alat medis yang memakai teknologi radiasi.
PT Askes menyediakan layanan baru dalam rumah sakit untuk menyongsong transformasi Askes menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan. Askes menyediakan teknologi pemindai jari untuk mengecek data pasien rumah sakit.
SALATIGA, suaramerdeka.com – Dugaan penyelewenangan pengadaan obat di RSUD Salatiga dengan kerugian miliaran rupiah ternyata telah dilaporkan ke Polres Salatiga.
Hospitals are overstretched because the number of people admitted for avoidable conditions has spiralled by 48% in the last decade.
University Hospital Galway failed to provide Savita Halappanavar with “the most basic elements of patient care” and failed to recognise and act upon signs of her clinical deterioration in a timely and appropriate manner, according to a report by the State’s health watchdog.





