DABO – Ilyas (42) warga Desa Penuba, Kecamatan Selayar, mengungkapkan kekecewaannya terkait pelayanan kesehatan yang diterimanya dari RSUD Dabo. Dia kecewa karena saat membawa anaknya Ikhsan yang berusia 5 bulan ke rumah sakit itu, langsung dirujuk ke RSU Tanjungpinang. Tapi rujukan itu tidak disertai dengan keterangan tentang kondisi anaknya. Belum sempat dibawa ke Tanjungpinang, Ikhsan meninggal dunia di RSUD Dabo.
“Saya kecewa dengan kurangnya perawatan yang dilakukan anak saya di RSUD Dabo. Padahal menurut dokter di Puskesmas Penuba, RSUD Dabo memiliki fasilitas yang lengkap,” kata Ilyas, kepada Tanjungpinang Pos, Selasa (3/9).
Menurutnya, sebelum dibawa ke RSUD Dabo, Ikhsan mengalami panas tinggi dan perut kembung. Oleh petugas kesehatan di Puskesas Penuba, anaknya harus di bawa ke RSUD Dabo untuk mendapatkan pelayanan medis yang lengkap, Sabtu (31/8), kemarin.
“Namun sesampainya di RSUD, pelayanan yang diberikan sama dengan di Puskesmas. Tidak ada dokter anak dan anak saya hanya diperiksa sekedarnya. Lalu, dirujuk ke rumah sakit di Kota Tanjungpinang.Minggu (1/9) sekitar pukul 06.00 anaknya meninggal dunia. Dan, hingga kini dia dengan keluarganya tidak tahu anaknya meninggal dunia karena sakit apa.
“Pihak rumah sakit tidak ada menjelaskan. Apa karena saya memakai JKL (Jaminan Kesehatan Lingga), hingga tidak berhak endapatkan pelayanan yang maksimal,” ucapnya lirih.
Ditambahkan oleh suami dari Rika (32) ini, selain tidak mengetahui apa penyakit yang diderita anaknya, pihak rumah sakit juga meminta ia membeli obat dari apotik dari luar.
“Saya heran katanya memiliki fasilitas lengkap. Tapi, untuk obat suntik dan sirup obat batuk harus dibeli dari luar,” tanyanya.
Ilyas menegaskan, dia tidak menuntut apapun dengan kejadian yang menimpa anaknya. Dia hanya meminta pihak rumah sakit maupun pemerintah daerah cepat tanggap dan melengkapi fasiltas kesehatan di RSUD Dabo dan Puskesmas. Sehingga kejadian yang menimpa dirinya, tidak terjadi lagi pada warga masyarakat lainnya. “Mungkin kematian anak saya sudah ajal. Namun hal ini jangan sampai menimpa warga yang lain,” imbuhnya.
Kondisi Pasien Sudah Kronis
Dikonfirmasi terpisah Direktur RSUD Dabo dr Yan Cahyadi, mengatakan dalam menangani pasien di RSUD Dabo, pihaknya tidak pernah membedakan antara pasien JKL atau pasien umum. Pelayanan diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki RSUD.
“Memang saat ini, kita belum memiliki dokter spesialis anak. Untuk pasien JKL prosedur pelayanan dalam sistem paket, yakni obat, pelayanan dan lainnya diberikan sesuai dengan kondisi,” ucapnya.
Dia menjelaskan, kondisi Ikhsan yang berusia empat bulan, memang saat datang ke RSUD sudah dalam kondisi kronis. Penyakit paru-paru yang diderita menyebabkan badan dan mulut bayi sudah berwarna biru.
“Pihak rumah sakit sudah berupaya. Namun karena tidak ada dokter spesialis anak dan peralatan medis lainnya yang masih kurang. Maka, Ikhsan dirujuk ke Kota Tanjungpinang. Namun nasib berkata lain, sebelum dibawa bayi tersebut sudah meninggal dunia,” papar Yan.
Diterangkannya, dalam prosedur penanganan pasien di rumah sakit, jika pasien meninggal dalam waktu kurang dari 24 jam. Maka, tidak bisa disalahkan rumah sakit dalam memberikan pelayanan.
“Kepada pihak Puskesmas saya juga berharap dapat melihat kondisi pasien. Jika memang sudah kronis langsung saja dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap di kota Batam atau Tanjungpinang. Tentunya dengan berkoordinasi dengan Dinkes dan RSUD untuk pelayanan medis,” tukas Yan.
“Memang saat ini, kita belum memiliki dokter spesialis anak. Untuk pasien JKL prosedur pelayanan dalam sistem paket, yakni, obat, pelayanan dan lainnya diberikan sesuai dengan kondisi,” ucapnya. (tir)
Sumber: tanjungpinangpos.co.id
pelayanan memang rumah sakit harus ditingkatkan supaya tidak merugikan pasien yang membutuhkan bantuan