MAKASSAR – Selain diare, kasus hipertensi (tekanan darah tinggi) mendominasi keluhan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji Makassar, Sulawesi Selatan setelah lebaran. Konsumsi makanan yang berlebihan, menjadi salah satu faktor meningkatnya grafik penderita penyakit tersebut.
“Kunjungan pasien akhir-akhir ini didominasi gangguan pencernaan seperti diare kemudian disusul dengan hipertensi,” sebut kepala ruangan keperawatan Instalasi Rawat Inap (IRD), Muhammad Ali, Selasa (13/8).
Ali mengaku, pasca lebaran tahun ini ruangan IRD yang dimotorinya padat pasien, sebab ruangan poli yang juga menangani penyakit gejala tersebut tertutup untuk beberapa hari sebelum dan sesudah lebaran. Alasannya, karena momen libur lebaran jadi penyebabnya. Terpaksa beberapa pasien harus dibackup di ruang IRD. Tercatat 30 hingga 40-an pasien beberapa hari ini yang ditanganinya.
Menurutnya, penyebab dari kedua penyakit tersebut rata-rata disebabkan karena pola makanan yang berlemak dan lambung yang belum mampu beradaptasi dengan baik pasca puasa, sehingga memicu terjadinya kedua penyakit itu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, jika penyakit tersebut terindikasi parah maka disarankan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut alias rawat inap sementara yang bersifat ringan bisa langsung dipulangkan.
“Alhamdulillah. Beberapa pasien untuk sementara ini tidak ada yang parah,” ucap Ali bersyukur.
Dia menyarankan, jika seseorang sudah jelas-jelas memiliki riwayat penyakit tersebut, setidak-tidaknya pola makan harus terkontrol dan makanan yang berpantangan dengan tubuh sebaiknya lebih diperhatikan guna menghindari penyakit yang dapat mengancam nyawa ini. “Ini memang agak sulit dihindari tapi demi kesehatan, ya sebaiknya dibatasilah,” sarannya.
Hanya saja, kata Ali, penghambat pelayanan kesehatan di IRD adalah sulitnya mendapatkan cairan untuk pasien yang khusus menggunakan jasa Askes. Menurutnya, untuk pasien pengguna Askes ini harus membeli cairan di apotek tertentu yang berada di luar rumah sakit.
Hal sama juga terjadi di RS Ibnu Sina dan Wahidin Sudirohusodo. Di Wahidin, gangguan pencernaan mendominasi pasien, seperti muntah-muntah, diare, serta beberapa penyakit yang juga mengganggu saluran pernapasan seperti asma dan lainnya.
Menurut Kepala Triase Gawat Darurat RS Wahidin, H Mustajab SKepNs MKes, gangguan pencernaan dan pernapasan berkisar 10 pasien per hari yang dirawat di rumah sakit ini.
“Mereka masuk tanpa rujukan. Belum lagi rujukan dari daerah bisa mencapai 20 hingga 30 pasien per hari,” terang Mustajab.
Dia menyebutkan, RSU Daya selama beberapa hari trakhir menjadi rumah sakit yang paling banyak merujuk pasiennya untuk ditangani RS Wahidin Sudirohusodo.
Sementara Kepala IRD RS Ibnu Sina, A Yuliana mengatakan, usai lebaran penderita diare paling banyak dirawat di rumah sakit ini. “Berkisar 20 pasien per hari, baik pasien dewasa maupun anak-anak,” ujarnya.
Sumber: jpnn.com