Alat kesehatan memainkan peran yang sangat penting dalam industri kesehatan modern. Dari diagnosis hingga perawatan dan pemulihan, alat-alat ini memungkinkan para profesional medis untuk memberikan perawatan yang berkualitas dan efektif kepada pasien mereka. Dengan terus mengembangkan teknologi dan inovasi dalam bidang ini, diharapkan bahwa kita dapat terus meningkatkan kualitas perawatan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Reportase Konsep Lean Management: Identifikasi dan Eliminasi Waste dalam Pelayanan
Reportase
Konsep Lean Management: Identifikasi dan Eliminasi Waste dalam Pelayanan Rumah Sakit
5 Juni 2024
PKMK FK-KMK UGM mengadakan serial webinar dengan tema “Lean Hospital Management”. Webinar ini dimulai pada 5 Juni 2024 pukul 10.00-11.30 WIB dan akan berlangsung hingga 26 Juni 2024 kemudian dilanjutkan dengan ujian online di Plataran Sehat. Narasumber utama yaitu Dr. Firman, SE, MPH dan Dr. Anastasia Susty A., M.Si., Akt., CA., CRP., AMA.
Reportase Workshop Kupas Tuntas Unit Cost Pelayanan RS Batch 5
Reportase
Workshop Kupas Tuntas Unit Cost Pelayanan RS Batch 5
Pengembangan Akuntansi Biaya Rumah Sakit
sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan di Era JKN
Yogyakarta, 28 – 30 Mei 2024
Workshop ini dilaksanakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari di Hotel Sagan Herritage Yogyakarta dan diikuti 30 peserta. Sejumlah peserta berasal dari rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta dengan latar belakang ekonomi dan medis. Workshop ini dibuka oleh Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM., M.Kes. selaku Kepala Divisi Manajemen Rumah Sakit Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM. Putu menyampaikan dengan adanya workshop ini diharapkan para peserta lebih memahami akan pentingnya sebuah informasi biaya satuan yang dapat digunakan rumah sakit dalam berbagai pengambilan keputusan.
Reportase Webinar Diskusi Strategi Mengembangkan Pelayanan Kesehatan Mata Dengan Standar Global Terbaik
Reportase
“Webinar Diskusi Strategi Mengembangkan Pelayanan Kesehatan Mata Dengan Standar Global Terbaik
Kasus: Klinik Mata Nusantara”
3 April 2024
Webinar ini dilaksanakan secara daring oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UGM bekerjasama dengan KMN EyeCare dan Peminatan MMR Prodi Magister Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM, dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan mata dengan standar global terbaik di Indonesia melalui kasus Klinik Mata Nusantara yang dimoderatori dr. Haryo Bismantara, MPH. Webinar ini diawali dengan pengantar diskusi oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD yang merupakan Guru Besar FK-KMK kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber, CEO KMN EyeCare yaitu dr. Rudy C. Susilo.
Pengembangan Akuntansi Biaya Rumah Sakit sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan di Era JKN
Reportase
Workshop Kupas Tuntas Unit Cost Pelayanan RS batch 4
Pengembangan Akuntansi Biaya Rumah Sakit
sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan di Era JKN
Yogyakarta, 27 – 29 Februari 2024
Workshop ini dilaksanakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari di Hotel H Boutique Yogyakarta dengan jumlah peserta 21 orang. Peserta berasal dari beragam latar belakang ekonomi, juga tenaga medis dan akademisi. Workshop ini dibuka oleh Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM., M.Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Rumah Sakit Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM.
Topik 5: Penyusunan Rencana Strategis RS Berbasis pada Pengguna
Reportase Seri Webinar Renstra Topik 5:
Penyusunan Rencana Strategis RS Berbasis pada Pengguna
3 Februari 2024
Serial Webinar Strategi RS Pasca Berlakunya UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan memasuki seri kelima dengan mengangkat topik “Penyusunan Rencana Strategis RS Berbasis pada Pengguna”. Webinar dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dan kanal Youtube PKMK FK-KMK UGM pada Sabtu (3/02/2024). Kegiatan dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D, dengan pemateri Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM., M.Kes. Moderator webinar kali ini, Dewi Dyah, ST, M.Kes diawali dengan memperkenalkan para narasumber.
Pengantar webinar disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D yang mengatakan bahwa adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan apakah rumah sakit merespon dengan benar atau tidak. Apakah betul sudah terjadi deteksi perubahan, pemahaman mengenai makna perubahan, penafsiran, dan melakukan tindakan sebagai respon.
Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM., M.Kes. sebagai narasumber menyampaikan bahwa jika kita mau mendapatkan hasil yang baik, maka harus melakukan prencanaan dari sekarang, sehingga perubahan lingkungan yang ada dapat direspon dengan sebaik-baiknya. Langkah awal melakukan respon terhadap adanya UU Kesehatan adalah berpikir strategic, yaitu ada 3 peta berpikir yaitu strategic thingking,strategic planning, dan managing strategic momentum.
Pada webinar sebelumnya disampaikan strategi rumah sakit mengenai cost leadership yang merespon pasar pasien BPJS/JKN. Strategi diferensiasi pada pasar pasien non JKN yang mendorong rumah sakit untuk memberikan value yang lebih terhadap layanan yang diberikan sehingga dapat menarik pangsa pasar yang dituju oleh rumah sakit. Strategi campuran dengan pangsa pasar pasien BPJS dan pasien non BPJS. Ketiga strategi tersebut mempengaruhi pada sistem operasional rumah sakit, termasuk pada prinsip keuangannya.
Dalam penyusunan rencana strategi ada sistematikanya, memakai pola pikir yang didahului dengan mendiagnosis yaitu mengerahkan sumber daya untuk memotret situasi, mengumpulkan data mengenai apa yang terjadi pada lingkungan ekosistem rumah sakit. Juga dikombinasikan dengan pemahaman misi dan visi rumah sakit yang dapat mengidentifikasi tantangan, peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan rumah sakit. Selanjutnya memutuskan tindakan atau strategi apa yang akan dilakukan, dan pada ujungnya programming dan budgeting merupakan terjemahan dari strategi.
Rumah sakit harus dapat menentukan produk apa yang akan dikembangkan sesuai dengan strategi yang dipilih. Kembali pada misi rumah sakit, siapa yang akan dilayani karena segmen yang satu berbeda dengan segmen yang lain. Untuk pasien BPJS dapat mengembangkan layanan-layanan yang tidak keluar dari paket manfaat yang telah ditetapkan. Untuk pasien Coordination of Benefit (COB) dapat mengembangkan produk yang ada pada paket manfaat BPJS ditambah dengan value lain yang akan di-cover oleh sumber pendana yang lain.
Dalam menyusun renstra membutuhkan tim, dan menerjemahkan berbasis pada produk serta pasar. Juga dapat melakukan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh tim, yaitu dari manajemen dan klinisi. Mulai dari review visi dan misi, analisis lingkungan, memahami perubahan dan akhirnya dapat dituangkan dalam rencana strategi rumah sakit.
Prof Laksono juga menyampaikan kembali tentang peran konsultan. Sebagian besar rumah sakit belum membentuk tim untuk merespon adanya perubahan akibat terbitnya Undang-undang kesehatan. Kemungkinan rumah sakit belum dapat mendeteksi perubahan, memahami, melakukan penafsiran, dan melakukan penyusunan renstra/ memodifikasi sehingga dapat dibantu oleh konsultan. Pada sesi diskusi Prof Laksono juga menyampaikan kepada drg Wiwik, siapa konsultan dibenak rumah sakit yang dapat membantu dalam menyusun atau me-review renstra? Di Indonesia masih kekurangan konsultan rumah sakit, berbeda dengan surveyor akreditasi yang jumlahnya banyak dan rumah sakit tidak kesulitan dalam memilihnya.
Reporter: Husniawan Prasetyo (Divisi Manajemen Rumah Sakit, PKMK UGM)
WEBINAR SERIES #5
STRATEGI RS PASCA BERLAKUNYA UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
Topik V: Penyusunan Rencana Strategis RS Berbasis pada Pengguna
Latar Belakang
Webinar Topik #1 hingga topik #4 yang terselenggara sejak 29 Desember 2024 lalu telah memberikan gambaran yang jelas bahwa ada banyak sekali perubahan signifikan yang mempengaruhi RS pasca ditetapkannya UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Perubahan-perubahan tersebut didorong oleh beberapa pasal yang mengatur lingkungan RS, upaya kesehatan, hingga lingkungan internal RS. Pasal-pasal ini, yang nantinya diikuti dengan peraturan turunan, akan berdampak luas pada berbagai aspek manajemen RS, mulai dari leadership hingga sistem operasional yang akan menentukan hasil akhir berupa kinerja RS. Kegiatan Webinar 1 sampai dengan 4 sudah berjalan dengan menggunakan pendekatan Sense-Making sebagai berikut:
Saat ini, menjelang Webinar ke-5 dimana RS perlu melakukan respon, ada pertanyaan penting: Action apa yang dibutuhkan? Salah satu hal penting adalah terkait isi Rencana Stratejik RS. Apakah masih relevan atau harus berubah karena adanya UU Kesehatan tahun 2023. Untuk itu, RS perlu melihat kembali dokumen rencana strategis dan merevisi sesuai kebutuhan respon terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Berdasarkan perubahan situasi lingkungan, RS dapat mereformulasi strategi berdasarkan segmen pasar yang sedang dan akan dilayani, yaitu segmen pasien BPJS (JKN), Non-BPJS (non-JKN), dan segmen pasar campuran. Hasil dari reformulasi strategi dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis dan akan menjadi dasar untuk merancang sistem manajemen yang lebih operasional, sebagaimana digambarkan melalui kerangka pikir berikut.
Sebagai gambaran, ketika revisi Renstra menyatakan bahwa RS harus benar-benar fokus pada pasien BPJS, maka Perancangan Sistem Keuangan harus konsekuen dengan strategi ini. Hal ini dibahas dalam Seri Webinar mengenai Akuntansi Manajemen yang dijalankan paralel dengan Webinar ini. Sebagai gambaran jika RS menerapkan strategi Cost-Leadership maka membutuhkan Sistem Keuangan yang tepat. Strategi Cost-Leadership berarti masuk ke penyediaan produk yang sebagian besar berupa Paket Manfaat BPJS. Jika mengambil sebaliknya, fokus ke strategi pengguna Non-BPJS, strategi sistem keuangan, SDM, sampai ke perancangan fisik dan bangunan menjadi isu-isu yang harus disesuaikan dengan value pengguna.
Webinar Topik #5 akan menjadi webinar penutup sekaligus menjadi jembatan untuk kegiatan pelatihan di tahap berikutnya, yaitu Revisi Rencana Strategis RS agar sesuai dengan tiap segmen pasar yang menjadi fokus pelayanan RS. Webinar ini dapat diikuti oleh pimpinan rumah sakit atau pemilik yang membutuhkan insight lebih dalam sebagai dasar pertimbangan sebelum melangkah ke action berupa revisi rencana strategis.
Tujuan
Webinar Topik #5 ini bertujuan untuk membahas mengenai:
- Apa saja pilihan-pilihan strategi RS sebagai respon terhadap UU Kesehatan yang dapat diformulasikan sesuai dengan segmen pasar BPJS, campuran, atau Non-BPJS?
- Bagaimana menerjemahkan strategi terpilih ke produk yang akan disediakan sesuai dengan pengguna yang diplih?
- Bagaimana konsekuensi pilihan-pilihan strategi terhadap berbagai aspek manajemen operasional RS (manajemen operasional, fisik bangunan, peralatan, SIM RS, keuangan, dll) sesuai dengan segmen pasar yang akan dilayani?
- Bagaimana tahapan merevisi Rencana Strategis RS ini dapat dijalankan? Apakah membutuhkan fasilitasi dari konsultan manajemen?
Peserta
Webinar ini gratis dan dapat diikuti oleh:
- Pemilik RS
- Manajer RS
- Konsultan Manajemen RS yang spesialisasinya pada perencanaan
Tatacara Ujian
Para peserta Seri Webinar Rencana Strategis yang ingin mendapatkan sertifikat dapat mengikuti ujian online dengan melakukan registrasi melalui link https://bit.ly/Reg-UjianRenstra dan mentransfer biaya ujian sebesar:
- Rp 500.000,- untuk peserta institusi RS (maksimal 3 orang per institusi)
- Rp 200.000,- untuk peserta perorangan
Disamping itu dibuka ujian untuk tim konsultan yang tertarik.
Ujian dilaksanakan pada akhir pelaksanaan serial webinar, yaitu tanggal 7 – 21 Februari 2024.
Peserta yang telah mendaftar akan diberikan link ke soal ujian dalam bentuk pilihan berganda. Akan ada pertanyaan spesifik untuk peserta kelompok dan peserta perorangan.
Setiap peserta diberi waktu 1x24 jam untuk menyelesaikan jawaban sejak soal ujian mulai dikerjakan.
Peserta yang gagal mencapai nilai minimal kelulusan diperbolehkan mengulang sampai berhasil tanpa dikenai biaya tambahan.
e-Sertifikat akan dikirimkan ke setiap peserta yang telah lulus. Untuk peserta berkelompok, sertifikat tetap akan diberikan secara perorangan sesuai dengan kelulusan masing-masing.
Rundown
Jam (WIB) | Menit | Topik | PIC/Narasumber |
08.50 – 09.00 | 5’ | Pra Acara (Broadcasting) |
Penyiar broadcasting Edna Novitasari |
09.00 – 09.01 | 1’ | Bumper Opening | |
09.01 – 09.06 | 5’ |
Pembukaan: - Prolog tujuan dari penyelenggaraan webinar #5 - Menyapa peserta yang bergabung secara luring maupun daring - Memperkenalkan moderator dan pembicara |
MC Mashita |
Moderator | |||
09.06 – 09.15 | 10’ |
Pengantar |
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. |
09.15 – 09.40 | 20’ |
Sesi paparan: 1. Menyusun/Merevisi Renstra RS Berbasis pada Pengguna |
Ni Luh Putu Eka Putri Andayani, SKM, M.Kes. |
5’ |
2. Peran Konsultan |
Prof. Laksono Trisnantoro | |
09.40 – 10.10 | 25’ | Diskusi dan Tanya-Jawab |
Moderator: Dewi Dyah, ST, M.Kes. |
10.10 – 10.25 | 15’ |
Rangkuman webinar seri #5 dan Informasi ujian |
dr. Haryo Bismantara, M.P.H. |
10.25 – 10.30 | 5’ | Penutupan |
MC: Mashita |
Narasumber
Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes
Waktu
Sabtu, 3 Februari 2024; pk. 09.00 – 10.30 WIB
Informasi dan Pendaftaran
Wiwid
0856-4346-3035
Reportase Webinar Serial ke 4 Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit
Reportase Webinar Seri ke-4
“Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit”
“Hospital Cost Management System untuk Implementasi Strategi Synergy Guna Menjadi Rumah Sakit Kelas Dunia”
1 Februari 2024
PKMK FK-KMK UGM bekerjasama dengan PPAMRSI mengadakan webinar serial dengan tema “Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit”. Webinar series ini diisi oleh narasumber yaitu Drs. Johny Setyawan, MBA., Akt. Sementara pengantar disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro MPH., Ph.D. Pada penyelenggaraan keempat (01/02/2024) pukul 09.30-11.30 WIB, webinar ini mengangkat judul “Hospital Cost Management System untuk Implementasi Strategi Synergy Guna Menjadi Rumah Sakit Kelas Dunia”. Webinar ini diikuti oleh kurang lebih 302 perserta melalui zoom meeting dan 26 peserta melalui YouTube channel dari berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia.
Topik 4: Pengelolaan RS dengan Pengguna Layanan Campuran (JKN dan Non JKN)
Reportase Seri Webinar Renstra Topik 4:
Pengelolaan RS dengan Pengguna Layanan Campuran (JKN dan Non JKN)
23 Januari 2024
Seri 4 webinar Strategi RS Pasca Berlakunya UU Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan dengan topik Pengelolaan Rumah Sakit dengan Pengguna Layanan Campuran (JKN dan Non JKN pada Selasa, 23 Januari 2024. Kegiatan dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD, dengan pemateri dr. Mohammad Syahril, Sp.P., MPH dan rangkuman kegiatan disampaikan dr. Haryo Bismantara, MPH. Moderator webinar ini, Dr. dr. Cahyono Hadi, SpOG, Subsp.F.E.R, mengatakan bahwa berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2023 diibaratkan rumah sakit adalah sebuah usaha atau industri dan pendidikan, dan pada webinar ini dibahas bagaimana rumah sakit menyikapi hal tersebut.
Pengantar kegiatan disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD. Laksono menyatakan bahwa kesehatan ini memang sebuah industri, di beberapa negara Asia Tenggara sudah menggunakan istilah industri, bahkan di Thailand RS swasta diurus oleh Kementerian Perindustrian. Tantangan pertama di Indonesia adalah BPJS banyak digunakan di Jawa. Saat ini layanan rujukan akan diperluas ke semua provinsi, dengan harapan menaikkan klaim regional di luar Jawa. Tantangan kedua, Indonesia hanya menjadi pasar dalam persaingan internasional, bukan sebagai pemain. Tantangan berikutnya adalah pendanaan kesehatan, saat ini sistem pajak belum efektif dalam ekonomi Indonesia. Tujuan webinar ini membahas kompleksitas pengelolaan RS yang melayani segmen pasar yang berbeda-beda, peluang inovasi pada segmen pasar non BPJS bagi RS dengan segmen pasar campuran, tantangan pengelolaan sumber daya pada RS dengan segmen pasar campuran dengan misi pendidikan dan riset, serta sense making untuk merespon situasi pendanaan kesehatan dan peluang inovasi pasien BPJS, non BPJS, serta pelaksanaan misi pendidikan tenaga kesehatan. Hal yang ingin dijawab di webinar ini apakah mungkin sebuah RS akan melayani dua pasar yang berbeda, yaitu yang membutuhkan pelayanan dasar dan standar (BPJS) dan pelayanan maksimal untuk kenyamanan (non BPJS) tanpa ada diskriminasi?
Narasumber utama webinar ini adalah dr. Mohammad Syahril, Sp.P., MPH yang memaparkan terkait pengelolaan RS Fatmawati Jakarta yang memiliki dua pasar, yaitu BPJS dan non BPJS. Saat ini kita sedang dalam ancaman defisit BPJS seperti sebelum pandemi COVID-19, dan akan berpengaruh ke layanan BPJS. SWOT terkait RS sumber pendanaan campuran, yaitu: RS vertikal memiliki kekuatan SDM yang kompeten dan sistem BLU. Kesempatan yang ada yaitu pasar masyarakat yang mampu untuk MCU, wellbeing, dan berobat, dan juga adanya asuransi komersial. Sedangkan tantangan RS vertikal adalah subsidi pemerintah yang berkurang, dan kelemahan yang sering ada di RS adalah hospital customer services dan IT yang kurang mumpuni, serta mindset dan budaya kerja dokter spesialis.
Seluruh aspek SWOT ini harus direspon dalam sebuah action strategi pengelolaan RS yang baru, yaitu perubahan paradigma RS untuk pelayanan orang sakit dan sehat; peningkatan hospital customer service melalui call center, helpdesk, chatbot, web, social media, dan reservasi online; inovasi layanan unggulan; marketing; SIMRS yang efisien; dan kolaborasi layanan RS dengan industri lain, misalnya penerbangan atau hotel. Mengikuti aturan dari Dirjen Yankes, maka RS Fatmawati memiliki unit bisnis berupa layanan medis dan non medis, yang merupakan upaya optimalisasi sumber daya dan pengembangan layanan, sehingga dapat menjadi revenue center. Saat ini ada 5 unit bisnis di RS Fatmawati, termasuk poli eksekutif dan orthopedic center. Terdapat pula upaya peningkatan pendapatan non layanan medis, misalnya melalui training center, pengembangan rumah duka, dan lain-lain.
Sesi selanjutnya diawali dengan diskusi bahwa RS di Indonesia harus ikut berkompetisi untuk memberikan layanan yang terbaik, bahkan hingga menjadi pilihan bagi pasien dari luar negeri. Hal ini sesuai dengan misi Kemenkes untuk RS Vertikal bahwa harus berkelas dunia, harus menjadi pengampu nasional, dan berkelas dalam penelitian serta pendidikan. Selanjutnya dibahas terkait penerapan tarif dan cost sharing BPJS untuk poli eksekutif, dijelaskan oleh Syahril bahwa untuk konsultasi bisa menggunakan tarif eksekutif sedangkan untuk penunjang dan obat memakai BPJS. Untuk pelayanan subspesialistik di tipe C harus menunggu aturan yang terbaru dahulu karena terkait dengan peralatan dan tenaga subspesialistik, serta harus mengikuti aturan BPJS.
Diskusi dilanjutkan dengan topik terkait kesetaraan untuk pasien BPJS dan non BPJS. Hal yang paling penting adalah sebagai penyelenggara layanan, RS harus memenuhi persyaratan dari BPJS, termasuk tidak boleh membedakan layanan di kelas yang sama. Selanjutnya, Syahril menjelaskan bahwa antar RS harus terjalin kerjasama, misalnya kerjasama alat. Menjawab pertanyaan selanjutnya, untuk meningkatkan strategi pengelolaan BPJS, Syahril membagikan pengalaman untuk meningkatkan kualitas resume medis dan ada tim kendali mutu kendali biaya agar tidak berlebihan pengeluarannya. Untuk pengelolaan unit bisnis, RS Fatmawati sudah memiliki legal aspect dan dikelola oleh seorang general manager. Kesimpulan akhir oleh Dr. dr Cahyono Hadi, SpOG, Subsp.F.E.R adalah pada prinsipnya RS harus efektif dan efisien, sehingga akan menghasilkan luaran yang baik: pasien terlayani, dokter sejahtera, dan institusi berkembang.
Webinar ini ditutup dengan rangkuman oleh dr. Haryo Bismantara, MPH dengan key points untuk kesuksesan RS adalah perencanaan strategis dengan mindset privat diiringi dengan market analysis yang aktual dan networking and partnership untuk resources sharing. Kita perlu mengeksplorasi juga segmen pasar campuran yang memiliki misi riset dan pendidikan, termasuk kerjasama dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau filantropi.
Reporter: dr. Srimurni Rarasati, MPH (Divisi Manajemen Rumah Sakit, PKMK UGM)
WEBINAR SERIES #4
STRATEGI RS PASCA BERLAKUNYA UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
Topik IV: Pengelolaan RS dengan Pengguna Layanan Campuran (JKN dan Non JKN)
Latar Belakang
Rumah Sakit yang melayani segmen pasar yang berbeda-beda akan memiliki proses bisnis yang lebih kompleks dibandingkan dengan RS yang fokus pada segmen tertentu, karena harus mengikuti karakteristik kebutuhan, preferensi, daya beli, dan berbagai variabel lain pada tiap segmen yang dilayaninya. Dari serial Webinar Topik #1 (Pengelolaan RS dengan Pangsa Pasar Non-BPJS) dan Topik #2 (Pengelolaan RS dengan Pangsa Pasar BPJS) diketahui bahwa lebih banyak RS yang berminat untuk masuk ke pangsa pasar BPJS sambil mengambil peluang untuk mengembangkan pelayanan pada segmen non BPJS dibandingkan dengan RS yang hanya fokus pada pangsa pasar non-BPJS.[1]
Situasi ini menimbulkan kompetisi yang tinggi pada segmen pasar campuran. Disebut campuran di mana ada kemungkinan kira-kira 60%-85% pasiennya BPJS, sementara yang 15%-40% adalah non BPJS. Per 30 November 2023 terdapat 3.071 RS dan Klinik Utama yang bekerja sama dengan BPJS[2], sedangkan menurut data Kemenkes, jumlah RS di Indonesia tahun 2023 adalah 3.160 unit[3]. Dengan demikian sebagian besar RS di Indonesia bersifat campuran.
Pengelolaan RS yang melayani segmen pasar campuran menjadi sangat kompleks, karena harus memenuhi berbagai ekspektasi para pengguna yang berbeda-beda, bahkan terkadang saling bertentangan. Kompleksitas ini dipengaruhi juga oleh situasi lingkungan yang berubah dengan cepat, termasuk perubahan yang merupakan konsekuensi dari kebijakan transformasi sistem kesehatan dan terbitnya UU No. 17/2023 tentang Kesehatan.
RS dengan segmen pasar campuran membutuhkan metode yang berbeda dalam mengelola sumber daya, mulai dari SDM, operasional, fisik bangunan dan peralatan, hingga keuangan. Pengelolaan RS dengan pengguna campuran, dan mungkin berbeda teknologi untuk pasien BPJS dan non-BPJS mempunyai risiko politis termasuk kemungkinan anggapan ada diskriminasi pelayanan.
Pengalaman dalam mengelola RS dengan segmen campuran ini dan sejauh mana model berpikir Sense Making digunakan akan dibahas pada webinar seri #4 yang akan diselenggarakan pada 23 Januari 2024.
Tujuan
Webinar seri keempat ini bertujuan untuk membahas isu-isu:
- Kompleksitas pengelolaan RS yang melayani segmen pasar dengan karakteristik, kebutuhan (needs), dan daya beli yang berbeda.
- Peluang-peluang inovasi pada segmen pasar non BPJS bagi RS dengan segmen pasar campuran
- Tantangan pengelolaan sumber daya pada RS dengan segmen pasar campuran yang memiliki misi pendidikan dan riset
- Menggunakan model berpikir sense making untuk merespon situasi pendanaan kesehatan dan peluang-peluang inovasi untuk pasien BPJS, non BPJS, serta pelaksanaan misi pendidikan tenaga kesehatan
Peserta
Webinar ini gratis dan dapat diikuti oleh siapa saja, khususnya semua pihak yang memiliki kepentingan dan ketertarikan mengenai pengelolaan RS untuk meraih pangsa pasar pasien dari segmentasi yang berbeda-beda serta berbagai perubahan lingkungan yang mempengaruhinya.
Tatacara Ujian
- Para peserta Seri Webinar Rencana Strategis yang ingin mendapatkan sertifikat dapat mengikuti ujian online dengan melakukan registrasi melalui https://bit.ly/Reg-UjianRenstra dan mentransfer biaya ujian sebesar:
- Rp 500.000,- untuk peserta institusi RS (maksimal 3 orang per institusi)
- Rp 200.000,- untuk peserta perorangan
- Ujian dilaksanakan pada akhir pelaksanaan serial webinar, yaitu tanggal 7 – 21 Februari 2023.
- Peserta yang telah mendaftar akan diberikan link ke soal ujian dalam bentuk pilihan berganda. Akan ada pertanyaan spesifik untuk peserta kelompok dan peserta perorangan.
- Setiap peserta diberi waktu 1x24 jam untuk menyelesaikan jawaban sejak soal ujian mulai dikerjakan.
- Peserta yang gagal mencapai nilai minimal kelulusan diperbolehkan mengulang sampai berhasil tanpa dikenai biaya tambahan.
- e-Sertifikat akan dikirimkan ke setiap peserta yang telah lulus ujian tahap 1 dan tahap 2. Untuk peserta berkelompok, sertifikat tetap akan diberikan secara perorangan sesuai dengan kelulusan masing-masing.
Rundown
Jam (WIB) | Menit | Topik | PIC/Narasumber |
08.50 - 09.00 | 5’ | Pra Acara (Broadcasting) |
Penyiar broadcasting Edna Novitasari |
09.00 - 09.01 | 1’ | Bumper Opening | |
09.01 – 09.06 | 5’ | Pembukaan:
- Prolog tujuan dari penyelenggaraan webinar #4 - Menyapa peserta yang bergabung secara luring maupun daring - Memperkenalkan moderator dan pembicara |
MC Mashita |
Moderator | |||
09.06 - 09.15 | 10’ |
Pengantar: Prospek RS-RS yang melayani pasien BPJS dan Non-BPJS |
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. |
09.15 – 09.40 | 20’ |
Sesi paparan: Strategi RS Pasca Berlakunya UU No. 17/2ß23 tentang Kesehatan: Pengelolaan RS dengan Pengguna Pasien BPJS dan Non-BPJS |
dr. Mohammad Syahril, Sp.P., M.P.H. |
09.40 - 10.10 | 30’ | Diskusi dan Tanya-Jawab |
Moderator: Dr.dr Cahyono Hadi, SpOG, Subsp.F.E.R - Direktur RSUD Moewardi |
10.10 - 10.25 | 15’ |
Rangkuman webinar seri #4 dan Informasi webinar #5 dan ujian |
dr. Haryo Bismantara, M.P.H. |
10.25 - 10.30 | 5’ | Penutupan |
MC: Mashita |
Narasumber
dr. Mohammad Syahril, SpP, MPH
Waktu
Selasa, 23 Januari 2024; pk. 09.00 – 10.30 WIB
Informasi dan Pendaftaran
Wiwid
0856-4346-3035
Topik 3: Pengelolaan RS dengan Pengguna BPJS
Reportase Seri Webinar Renstra Topik 3:
Pengelolaan RS dengan Pengguna BPJS
16 Januari 2024
Webinar Pengelolaan RS dengan Pengguna BPJS ini merupakan topik ketiga dari serial Webinar Strategi RS Pasca Berlakunya UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Narasumber pada webinar seri ketiga ini adalah Dr. dr. Ediansyah, MARS, MM. (RS Annisa Tangerang) dan dimoderatori oleh dr. Bima Ahmad, MPH (RS PDHI Yogyakarta).
Sebelum Edi menyampaikan materi, terdapat pengantar yang disampaikan oleh Prof dr Laksono Trisnantoro, PhD. Laksono menyampaikan mengapa renstra kita memilih low cost leadership. Pihaknya juga kembali mengingatkan mengenai serial webinar tentang Rencana Strategi Rumah Sakit yang masih akan diadakan 2 topik lagi pada Januari 2024, info lengkapnya dapat disimak melalui link berikut ini https://manajemenrumahsakit.net/tantangan-manajemen-rs-pasca-berlakunya-uu-kesehatan-tahun-2023/#tab-489161 .
Pengelolaan RS dengan Pengguna BPJS - Dr. dr. Ediansyah, MARS., MM. (RS Annisa Tangerang)
Edi menyampaikan bahwa segmen rumah sakit pengguna BPJS itu pangsa pasarnya luas, harus mengejar kuantitas, standarisasi layanan, kontrol biaya dan sangat dipengaruhi oleh regulasi. Dalam lingkungan bisnisnya, rumah sakit pengguna BPJS mengenal peluang dan tantangan yang kompleks dan tidak menentu. Hal ini terkait dengan regulasi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, perilaku pasien, digitalisasi, RS kompetitor, start-up kesehatan yang semakin menjamur, dan regulasi BPJS sendiri selaku pengelola dana jaminan kesehatan.
Menurut Edi, kepemimpinan direksi rumah sakit sangat menentukan terkait arah strategi, penyediaan SDM maupun mengatasi hambatan yang dihadapi oleh rumah sakit dengan memanfaatkan sumber daya yang berwujud maupun tidak berwujud menjadi capability/ kemampuan bagi rumah sakit. Apalagi, saat ini kita dihadapkan dengan transformasi kesehatan yang dicanangkan oleh Kemenkes, dimana salah satunya adalah transformasi digital bagi fasilitas pelayanan kesehatan. RS Annisa Tangerang juga menyiapkan RS Annisa Digital Transformation Network sebagai panduan dalam menentukan strategi bisnis rumah sakit.
Kunci pengelolaan pasien BPJS ada tiga, yaitu produktivitas, standardisasi, dan otomatisasi. Dalam produktivitas, rumus dalam meningkatkan pendapatan sama dengan jumlah pasien dikali dengan tarif, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Cara meningkatkan jumlah pasien dapat dilakukan dengan menyediakan jenis layanan yang lengkap dengan waktu layanan yang panjang. Kemudian, upaya kenaikan tarif dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan pasien di instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap.
Selanjutnya, rumah sakit perlu melakukan efisiensi dengan cara melakukan standardisasi. Standardisasi yang dapat dibuat yaitu standardisasi obat, standardisasi bahan habis pakai, standardisasi laboratorium, standardisasi radiologi, dan sebagainya. Terakhir, terkait otomatisasi, perlu melakukan grouping otomatis dari mulai transaksi - billing otomatis - data costing maupun dokter melakukan diagnosa melalui ICD – coding otomatis – data koding sehingga dapat diperoleh efisiensi.
Kesimpulannya, menurut Edi, rumah sakit dapat tumbuh dan berkembang dengan melayani segmen BPJS dengan membangun kolaborasi pemangku kepentingan yang digerakkan oleh sense of urgency; jajaran direksi dapat menunjukkan arah yang jelas dan meyakinkan dengan menyediakan sumber daya dan mengatasi hambatan yang muncul; meningkatkan produktivitas dan mengendalikan biaya dengan cermat; serta mengembangkan 3 modal utama: modal manusia, modal organisasi RS, dan modal teknologi informasi.
Reporter: Fajrul FF (PKMK UGM)
WEBINAR SERIES #3
STRATEGI RS PASCA BERLAKUNYA UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
Topik III: Pengelolaan RS dengan Pengguna BPJS
Latar Belakang
Pada persaingan global, Indonesia hanya menjadi pangsa pasar potensial dengan tingginya minat dan kemampuan sebagian masyarakat Indonesia untuk mengakses pelayanan di negara lain[1]. Situasi ini menimbulkan tuntutan bagi RS-RS di Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Dari diskusi diketahui bahwa pangsa pasar non-BPJS bagi RS-RS di Indonesia masih terbuka lebar, namun dibutuhkan strategi khusus yang didahului dengan perubahan mindset dan budaya kerja, serta pemantapan komitmen dan seluruh komponen RS maupun pemilik[2].
Di dalam negeri, pangsa pasar BPJS adalah keniscayaan yang telah diatur dengan regulasi di berbagai level, yang antara lain diwujudkan dalam strategi Transformasi Pelayanan Rujukan untuk memeratakan akses dan meningkatkan mutu pelayanan. UU Kesehatan 2023 telah memperkuat pijakan bagi regulasi dan kebijakan selanjutnya terkait tranformasi. Saat ini melayani pasien yang ditanggung BPJS masih menjadi pilihan utama bagi kebanyakan RS di Indonesia[3], apalagi coverage kepesertaan telah mencapai 90,3% pada tahun 2023[4]. Namun tantangan yang dihadapi antara lain masih terjadinya fraud dalam sistem, baik yang berasal dari provider, peserta, maupun pengelola pendanaan BPJS itu sendiri; proses bisnis di RS yang tidak efisien sehingga berbiaya tinggi; kemampuan manajerial yang belum terstandarisasi; keinginan dan harapan yang bervariasi dari berbagai kelompok stakeholders yang harus dilayani; hingga kebijakan CoB yang belum mampu menyelesaikan masalah pembiayaan kesehatan di RS.
Model berpikir Sense Making sangat relevan bagi para manajer RS untuk dapat menghadapi berbagai tantangan tersebut. Diperlukan kemampuan untuk memahami perubahan-perubahan lingkungan, melakukan penafsiran dan analisis terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi, hingga kemampuan untuk menyusun strategi sebagai bentuk respon dari gambaran situasi yang diperoleh. Silahkan klik Pengantar untuk Webinar Seri #3 ini.
Tujuan
Webinar seri ketiga ini bertujuan untuk membahas isu-isu:
- Dengan model berpikir sense making, bagaimana seharusnya RS-RS di Indonesia merespon situasi pendanaan kesehatan untuk pasien BPJS?
- Bagaimana peluang bagi RS-RS yang melayani pasien BPJS untuk berkembang?
- Bagaimana kerangka pikir manajemen rumah sakit untuk yang ingin fokus melayani pasien BPJS?
- Bagaimana tantangan penerapan CoB dalam pembiayaan kesehatan di Indonesia? Apakah CoB dapat menjadi salah satu solusi pembiayaan?
Peserta
Webinar ini gratis dan dapat diikuti oleh siapa saja, khususnya semua pihak yang memiliki kepentingan dan ketertarikan mengenai strategi RS untuk meraih pangsa pasar pasien BPJS dan kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Tatacara Ujian
- Para peserta Seri Webinar Rencana Strategis yang ingin mendapatkan sertifikat dapat mengikuti ujian online dengan melakukan registrasi melalui https://bit.ly/Reg-UjianRenstra dan mentransfer biaya ujian sebesar:
- Rp 500.000,- untuk peserta institusi RS (maksimal 3 orang per institusi)
- Rp 200.000,- untuk peserta perorangan
- Ujian dilaksanakan pada akhir pelaksanaan serial webinar, yaitu tanggal 7 – 21 Februari 2023.
- Peserta yang telah mendaftar akan diberikan link ke soal ujian dalam bentuk pilihan berganda. Akan ada pertanyaan spesifik untuk peserta kelompok dan peserta perorangan.
- Setiap peserta diberi waktu 1x24 jam untuk menyelesaikan jawaban sejak soal ujian mulai dikerjakan.
- Peserta yang gagal mencapai nilai minimal kelulusan diperbolehkan mengulang sampai berhasil tanpa dikenai biaya tambahan.
- e-Sertifikat akan dikirimkan ke setiap peserta yang telah lulus ujian tahap 1 dan tahap 2. Untuk peserta berkelompok, sertifikat tetap akan diberikan secara perorangan sesuai dengan kelulusan masing-masing.
Rundown
Jam (WIB) | Menit | Topik | PIC/Narasumber |
08.50 - 09.00 | 5’ | Pra Acara (Broadcasting) |
Penyiar broadcasting Edna Novitasari |
09.00 - 09.01 | 1’ | Bumper Opening | Admin zoom |
09.01 – 09.06 | 5’ |
Pembukaan: - Prolog tujuan dari penyelenggaraan webinar #3 - Menyapa peserta yang bergabung secara luring maupun daring - Memperkenalkan moderator dan pembicara |
MC
Mashita |
Moderator | dr. Bima Ahmad, M.P.H. | ||
09.06 - 09.15 | 10’ |
Pengantar: Prospek RS-RS yang Bekerjasama dengan BPJS |
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. |
09.15 – 09.40 | 20’ |
Sesi paparan: Strategi RS Pasca Berlakunya UU No. 17/2ß23 tentang Kesehatan: Pengelolaan RS dengan Pengguna Pasien BPJS |
Dr. dr. Ediansyah, M.A.R.S., M.M. |
09.40 - 10.10 | 30’ | Diskusi dan Tanya-Jawab |
Moderator: dr. Bima Ahmad, M.P.H. |
10.10 - 10.15 | 5’ | Informasi webinar #4 dan ujian |
Moderator: dr. Bima Ahmad, M.P.H. |
10.15 - 10.25 | 10’ |
Rangkuman webinar seri #2 |
dr. Valentina Laksmi, MPH |
10.25 - 10.30 | 5’ | Penutupan |
MC: Mashita |
Narasumber
Dr. dr. Ediansyah, M.A.R.S., M.M.
Waktu
Selasa, 16 Januari 2024; pk. 09.00 – 11.00 WIB
Informasi dan Pendaftaran
Wiwid
0856-4346-3035
Reportase Workshop Penulisan Abstrak untuk mengikuti Kongres Internasional
Reportase Workshop
Penulisan Abstrak untuk mengikuti Kongres Internasional
11 Januari 2023
Workshop ini dipandu oleh Mashita Inayah, S.Gz selaku MC dan dimoderatori oleh Ni Luh Putu Eka Andayani, M.Kes. (Kepala Divisi Manajemen Rumah Sakit PKMK FK-KMK UGM).
Sebelum workshop dimulai, terdapat pengantar dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, PhD. Laksono menyampaikan latar belakang, tujuan, dan menyampaikan informasi terkait dengan penyelenggaraan IHF 47th World Hospital Congress di Rio de Janeiro, Brazil. Lengkapnya dapat diakses pada link berikut ini https://ihf-fih.org/events/47th-ihf-world-hospital-congress/.