Reportase
Sosialisasi Pembentukan Unit Pemeliharaan Alat Kesehatan/
Regional Maintenance Center (RMC)
Makassar, 20-21 Juli 2023
Reportase
Sosialisasi Pembentukan Unit Pemeliharaan Alat Kesehatan/
Regional Maintenance Center (RMC)
Makassar, 20-21 Juli 2023
Reportase
Sosialisasi dan Penguatan RMC Melalui Business Model Canvas (BMC)
Ambon, 21-22 Juni 2023
dok: PKMK FK-KMK UGM
Pertemuan sosialisasi pembentukan unit pemeliharaan alat kesehatan/Regional Maintenance Center (RMC) dilaksanakan di Kota Ambon. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, 21-22 Juni 2023. Metode kegiatan dilaksanakan secara hybrid ini diikuti oleh peserta luring yang berasal dari 12 dinas kesehatan provinsi/kab/kota di wilayah Maluku dan Maluku Utara. Undangan luring ditujukan bagi dinas kesehatan lain di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Maluku Utara, Jawa Tengah, DIY dan se-Kalimantan.
Pada Rabu 21 Juni malam, dilaksanakan pertemuan ramah tama dengan agenda pengisian kuesioner Self Assessment Potensi Regional Maintenance Center (RMC). Dari 12 dinas kesehatan yang hadir dalam pertemuan semua dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota mengisi kuesioner, terdapat lima instansi (Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Kota Ambon, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara dan Kota Ternate) tidak mengetahui bahwa di daerahnya memiliki RMC. Hal ini dikarenakan pergantian pejabat dan tidak adanya pelimpahan tugas.
Tujuan pengisian kuesioner ingin melihat sejauh mana dinas kesehatan membutuhkan RMC, sejauh mana siap dengan sumber daya yang diperlukan. Sehingga hasil kuesioner self assessment bisa membuat RTL dimana salah satu bahan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk menyusun perencanaan dan juga sampai ke anggaran, bagaimana Kemenkes men-support daerah dalam upaya pemeliharaan alat kesehatan
Hoesen Pasaribu, ST, menyatakan Maluku dan sekitarnya bukan merupakan pendapatan tinggi daerah yang bagus, kalau tidak didukung kekuatan dan kemampuan untuk menghitung, untuk mempertahankan usia teknis bukan berpikir pengadaan terus sehingga anggaran semua pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi umum (DAU) masuk dalam pembelian alkes akhirnya tukin dan remunerasi akan menurun.
Ahmad Ingratubun dari Dinkes Kabupaten Maluku Tenggara Kabid Yankes mengatakan tahun 2022 sudah tiga kali ikut pelatihan soal RMC. Tahun 2022 sudah menyampaikan SK tentang tim penyelenggara RMC di Kabupaten sudah disampaikan ke Kementerian Kesehatan. Awal tahun 2023 ke Kemenkes (Dirjen Yankes) untuk menyampaikan proposal tentang pembentukan RMC. Sampai saat ini, belum ada penjelasan detail.
Reportase:
Indra Komala RN
Pada sesi kedua hari yang sama diisi oleh Ir. Andy Sambiono, M.Kes (APTEMI) dan Yuyun Widaningsih, S.Kp., MKM sesi kedua dipandu oleh Ir. Rakhmat Nugroho. Setelah pemaparan materi dilanjut dengan latihan BMC pada RMC.
Perjanjian Kerja Sama Dinas Kesehatan dan PT Elektromedis (Praktek Kerja Lapangan)
dok: PKMK FK-KMK UGM
Ir. Andy Sambiono, M.Kes (APTEMI)
Menjadi pertanyaan besar pemeliharaan dan beli baru lebih efisien mana? kesepakatan bersama tidak beli baru, namun harus melihat alat sudah berapa tahun. Peralatan menjadi skala menjadi prioritas pelayanan ada 2 hal yang pertama jika ada anggaran tersedia, SDM tersedia terbentuklah Regional Maintenance Center (RMC) segera di-SK-kan. Kedua alat dibeli, terpelihara, ada perbaikan, ada kalibrasi ini bisa dikatakan sebagai RMC. Dinas kesehatan bisa memberikan instruksi kepada puskesmas terkait RMC.
Pendidikan ATEM yang daftar banyak, yang diterima hanya 40 orang karena mementingkan kualitas mahasiswa. Berdiri pada 1967 berubah menjadi akademi, pada 2002 masuk dalam Poltekkes sampai sekarang. “Kami tetap men-support RMC dari sisi SDM sehingga RMC bisa berjalan dengan baik, program ini sangat luar biasa”, ujar Andy.
Pengembangan RMC melalui Penguatan SDM: Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan (PADINAKES)
dok: PKMK FK-KMK UGM
Yuyun Widaningsih, S.Kp., MKM
Berkenaan dengan tenaga elektromedis berdasarkan kebutuhan ABK sebanyak 2546 orang terdiri dari tenaga ahli pratama dan tenaga terampil. Fokus pada Provinsi Maluku membutuhkan sekitar 58 dan Maluku Utara sebanyak 31 orang. Berdasarkan pemetaan kebutuhan di Maluku dan Maluku Utara sekitar 91 orang. Masih cukup banyak sekali tenaga berdasarkan analisis beban kerja (ABK), puskesmas membutuhkan 14,7% kebutuhan. Terdapat dua perguruan tinggi negeri ATEM yang pertama Poltekkes Jakarta dua dan Poltekkes Surabaya, pada 2022, dari empat prodi elektromedik telah meluluskan 160 orang (yang beasiswa Kemenkes di Poltekkes Kemenkes). Program pemberian bantuan bagi putra putri Indonesia tenaga kesehatan langsung mendayagunakan setelah pendidikan D3 dan D4, dan Kemenkes mendidik saat dua untuk mahasiswa tingkat akhir masa pendidikan setelah lulus wajib mengabdi.
Business Model Canvas (BMC) sebagai Alat Penguatan dan Pengembangan Regional Maintenance Center (RMC)
dok: PKMK FK-KMK UGM
Rizky Pelawi, SE., MBA
Organisasi nirlaba perlu mengetahui bagaimana caranya memenuhi kebutuhan pelanggan, menyelesaikan masalah customer dalam hal ini puskesmas. Oleh karena itu, yang paling tepat digunakan adalah BMC, karena bermain di analisis mikro. Hal yang bisa dilakukan dan bagaimana, itu yang menjadi topik utama BMC. Jika bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, maka pelanggan akan loyal sehingga perusahaan akan survive. Dinamakan BMC karena dikembangkan dengan kanvas yang tujuannya untuk menggambarkan model bisnis, yang merangkum secara keseluruhan bagaimana model bisnis berjalan. Hubungan pelanggan diantaranya membangun dan mempertahankan pelanggan, bagaimana caranya agar puskesmas loyal terhadap RMC, bagaimana membangun hubungan yang berkelanjutan dan timbul rasa membutuhkan. Setelah dipaparkan materi, peserta mengerjakan penugasan bisnis model canvas diterapkan ke RMC (unit fungsional). Kegiatan ini dikerjakan dalam tim, sesuai kelompoknya masing-masing.
Reportase:
Indra Komala RN
Reportase Regional Maintenance Center Kota Jayapura
13-14 Juni 2023
dok. PKMK FK-KMK UGM
Pertemuan sosialisasi pembentukan unit pemeliharaan alat kesehatan/Regional Maintenance Center (RMC) dilaksanakan di Kota Jayapura. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, pada 13-14 Juni 2023. Metode kegiatan dilaksanakan secara hybrid ini diikuti oleh peserta luring yang berasal dari 19 dinas kesehatan provinsi/ kab/ kota di Papua. Undangan luring ditujukan bagi dinas kesehatan lain di Papua, Provinsi Bali, Provinsi NTB, dan Provinsi NTT.
Tujuan pertemuan untuk mensosialisasikan dan mendorong terbentuknya RMC khususnya di wilayah Papua. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Tim Kerja Pengujian dan Kalibrasi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT. Kemenkes berharap seluruh kabupaten/kota dapat membangun dan mengembangkan RMC. Untuk itu, Kemenkes akan memberikan dukungan yang dibutuhkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Pada 13 Juni malam, dilaksanakan pertemuan ramah tama dengan agenda pengisian kuesioner Self Assessment Potensi Regional Maintenance Center (RMC). Dari 19 dinas kesehatan yang hadir dalam pertemuan terdapat 16 dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota yang belum memiliki RMC diminta untuk mengisi kuesioner Self Assessment Potensi Pembentukan RMC. Hasilnya, potensi pembentukan RMC di wilayah Papua cukup besar, namun 50% peserta menilai komitmen pemerintah pusat masih kurang. Terhadap hasil ini, Asmoro Prajoko, STr.T (anggota Tim Kerja Pengujian & Kalibrasi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan) menanggapi bahwa sebenarnya anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk RMC sudah pernah dibuka. Namun karena daerah tidak banyak yang memilih menu ini, maka anggaran DAK tersebut ditutup. Jadi pemerintah pusat sebenarnya mendukung, akan tetapi respon kebutuhan daerahlah yang menentukan apakah anggaran tersebut dibutuhkan atau tidak.
Melalui pertemuan ini diharapkan tumbuh kesadaran (awareness) pemerintah daerah tentang pentingnya RMC di wilayah kerja dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota. Dengan demikian diharapkan mutu pelayanan kesehatan meningkat melalui jaminan keandalan alat kesehatan yang dipergunakan di fasilitas kesehatan, untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
Reportase:
Indra Komala RN
Pada Rabu (14/6/2023) pada sesi pertama, telah diselenggarakan kegiatan pertemuan sosialisasi pembentukan unit pemeliharaan alat kesehatan/Regional Maintenance Center (RMC). Sesi pertama kegiatan ini diisi oleh Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT, Hadi Tri Karyanto, SKM, dr Aswan Usman M.Kes. Sesi dipandu oleh Indra Komala, R.N., MPH selaku moderator.
Pentingnya Pembentukan Regional Maintenance Center (RMC) di wilayah kerja dinas kesehatan
Aswan Usman M.Kes.
dok. PKMK FK-KMK UGM
Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I., dr. Aswan Usman M.Kes menyampaikan pentingnya pembentukan Regional Maintenance Center (RMC) di wilayah kerja dinas kesehatan. Per Juni 2023 telah terbentuk 73 RMC, dan diharapkan dapat segera terbentuk di wilayah-wilayah lain yang belum tersedia, karena mengingat besarnya manfaat tersedianya RMC.
Setelah dr. Aswan Usman M.Kes membuka acara dan sambutan, dilanjutkan pemaparan materi tentang pembentukan dan prospek pengembangan serta penguatan RMC. Diperlukannya alat penunjang dalam skrining diagnostik penyakit di puskesmas; perlu dipantau pastikan ketersediaan dan kondisi alat. Kondisi alat kesehatan di fasyankes per Mei 2023 di rumah sakit sebesar 253.5000 buah, 59% dalam kondisi baik, dan tidak dioperasikan, 24% rusak. Di puskesmas lebih besar lagi, 17.5% tidak berfungsi atau rusak. Di RS lebih rendah dr puskesmas krn tersedianya unit IPSRS (instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit). Itu sebabnya perlu di puskesmas yang bertanggung jawab untuk meminimalkan tingkat kerusakan. Manfaat RMC, mencegah kejadian yg tidak diinginkan karena tidak tersedianya fasilitas, efisiensi SDM khusus teknisi, mengawal perolehan alat kesehatan baik dr Kemkes agar sesuai tujuan teknisnya.
Dari kesimpulan materi yang dipaparkan bisa disimpulkan dengan adanya RMC di daerah akan terjadi optimalisasi tenaga teknis pemeliharaan alat kesehatan dlm lingkup provinsi, kabupaten dan kota yang terorganisir secara regional juga memberi efisiensi anggaran dan terbangunnya pusat dan daerah.
Ir Rakhmat Nugroho, MBAT (Pengenalan RMC)
dok. PKMK FK-KMK UGM
Beberapa permasalahan pemeliharaan alat kesehatan di fasyankes primer (khususnya puskesmas) dikarenakan terbatasnya pemeliharaan alat kesehatan, paradigma lebih mudah membeli alat baru dibandingkan melakukan pemeliharaan, paradigma pemeliharaan adalah pengeluaran atau belanja anggaran, banyaknya jumlah puskesmas hingga di DTPK Kurangnya pengetahuan operator menggunakan alat kesehatan yang baik dan benar.
Potensi kerugian, jika alat kesehatan tidak terpelihara dengan baik: penurunan kualitas alat, usia alat tidak optimal, terganggunya pelayanan kesehatan, banyak energi yang terpakai, meningkatkan biaya pemeliharaan, lingkungan kerja buruk, meningkatnya belanja alat, terganggunya pelayanan kesehatan.
Regional maintenance center (RMC) adalah suatu unit kerja yang merupakan unsur pelaksana di Dinas Kesehatan yang bertugas melaksanakan perawatan dan pemeliharaan alat kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dapat dibentuk secara regional. Tugas dan fungsi RMC diantaranya inventarisasi/perencanaan, penerimaan/pelatihan pengawasan, pemeliharaan preventif atau korektif, pengujian dan kalibrasi (quality control), penghapusan.
Contoh beberapa optimalisasi tenaga ATEM di beberapa daerah, seperti Kota Bima memiliki tujuh puskesmas dengan kebutuhan teknisi 2 orang. Sedangkan di Kabupaten Malang memiliki 39 puskesmas dengan kebutuhan teknisi 3 orang. Dari segi efisiensi anggaran alat kesehatan pasca RMC di Kabupaten Malang di 2018 bisa menghemat 65,8% anggaran.
Menurut Ir Rakhmat Nugroho, MBAT memulai RMC diantaranya siapkan SDM yang memenuhi syarat khusus untuk Papua karena situasi mendesak silahkan membuka RMC dengan menggunakan tenaga teknis yang tersedia dan tidak perlu khawatir dengan syarat tenaga elektromedis. Bahkan dibuka peluang atau dipermudah untuk menggunakan mahasiswa APTEMI sebagai tenaga magang. Prinsipnya tidak perlu menunggu hingga memiliki tenaga elektromedis. Pemilihan bentuk RM; UPTD, menambah tusi pada UPTD, Unit fungsional di bawah salah satu bidang.
Hadi Tri Karyanto, SKM menceritakan pendirian Regional Maintenance Center (RMC) Kabupaten Manokwari pada tahun 2020 dan diberikan mandat pada Oktober 2021. RMC di Kabupaten Manokwari berada dalam naungan Yankes, secara teknis berada di SDK. Hadi menyatakan beberapa kendala dalam menjalankan RMC diantaranya belum memiliki wewenang untuk kalibrasi alat kesehatan, dalam belum mencukupi untuk belanja alat utama dan penunjang serta support dari pimpinan masih kurang.
Pada sesi ketiga kegiatan ini diisi oleh Rizky Pelawi, SE., MBA, Yuyun Widyaningsih, S.Kp., MKM dan Ir. Andy Sambiono M.Kes (APTEMI) Sesi dipandu oleh Fajrul Fallah, MPH selaku moderator.
Business Model Canvas (BMC) sebagai Alat penguatan dan Pengembangan Regional Maintenance Center (RMC)
Rizky Pelawi, SE., MBA
dok. PKMK FK-KMK UGM
Rizky Pelawi, SE., MBA menyampaikan model kanvas merupakan strategi manajemen untuk mengembangkan model bisnis secara holistik dalam rangka menciptakan dan memberikan nilai. Konsep model kanvas ada 9 elemen: siapa pelanggan, bagaimana kebutuhan sumberdaya, mitranya siapa saja, apa yang ingin yang dicapai pelanggan, harapan konsumen, kenyamanan konsumen dari 9 ini bisa melihat kebutuhan anggaran.
Menurut Daud Limbong segmen pelanggan untuk RMC adalah puskesmas, dokter praktek mandiri, bidan praktek mandiri bila perlu RS swasta. Namun menurut Rizky Pelawi, SE., MBA ada beberapa kendala yang mendasar, rendahnya tingkat pemeliharaan alat kesehatan di Indonesia diantaranya terbatasnya tenaga teknis alat kesehatan (ATEM), biaya pemeliharaan yang tinggi, waktu tunggu lebih lama, tidak tersedianya suku cadang.
Segmen pelanggan RMC unit fungsional adalah puskesmas terdiri dari jasa perawatan, reparasi, dan kalibrasi internal kesehatan. Jasa pemeriksaan rutin dan besar alat kesehatan, serta ketersediaan suku cadang dan komponen alat kesehatan. Tersedianya RMC menjadi alat utk menyelesaikan masalah puskesmas dan tentu berdampak pengurangan biaya karena adanya usaha menurunkan risiko alat rusak, dan menjaga alat tetap prima.
Pengembangan RMC melalui Penguatan SDM: Beasiswa Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan (Pandinakes)
Yuyun Widaningsih, S.kp., MKM
Pada pembahasan topik kedua, Yuyun Widaningsih, S.Kp., MKM menyebutkan bahwa Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan dengan enam pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia. Salah satunya adalah transformasi SDM kesehatan di dalam terdapat penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam luar negeri, kemudian penyetaraan nakes lulusan luar negri.
Program unggulan transformasi SDM kesehatan Indonesia berfokus pada penyedia afirmasi calon dokter dan calon dokter gigi serta calon tenaga kesehatan (PANDINAKES). Salah satu pendayagunaan SDM adalah pengabdian tenaga kesehatan yang dibiayai pendidikannya sesuai lokus rekomendasi Kemenkes dan rekrutmen CASN (PNS/PPPK) pada instansi (puskesmas, RS, Labkes) sesuai rekomendasi Kemenkes. Di dalam peningkatan SDM kesehatan Indonesia dapat meningkatkan pelatihan kesehatan dalam rangka peningkatan, pemanfaatan kompetensi, melakukan transfer ilmu dan teknologi diaspora dengan nakes puskesmas dan RS pemerintah.
SDM kesehatan dengan jumlah cukup dan merata seluruh Indonesia. 38 Poltekkes kementerian tersebar di 33 Provinsi dengan 24 rumpun keilmuan kesehatan di 507 Program studi salah satunya Teknik Elektromedis. Selama 2016, terdapat 3.833 lulusan elektromedis dari 19 perguruan tinggi. Mayoritas berada di pulau Jawa, untuk wilayah Timur dirasakan sangat kurang. Pada tanggal 2 Juni 2023 terdapat 6650 STR aktif elektromedik. Berdasarkan analisis beban kerja 2.545 tenaga elektromedis dibutuhkan.
PKS Dinas Kesehatan dan PT Elektromedis (PKL)
Ir. Andy Sambiono, M.Kes (APTEMI)
dok. PKMK FK-KMK UGM
Penerimaan mahasiswa ATEM memang dibatasi sedikit, kita punya 3 strata (Diploma tiga, sarjana terapan dan alih jenjang). Alih jenjang sekarang disebut RPL (rekognisi pembelajaran lampau) biasanya utusan daerah, RPL belum menemukan utusan daerah dari wilayah Papua. Regional Maintenance Center (RMC) sangat banyak dibutuhkan tenaga ATEM, kebetulan saya menentukan jumlah. Jumlah dari tenaga ATEM di Poltekkes Jakarta dua, saya batasi karena ingin melihat kualitas bukannya jumlah banyak orang. Atas desakan kebutuhan saya menerima 52 mahasiswa ini khusu di Poltekkes Jakarta dua. Terdapat tiga perguruan tinggi negeri ATEM yang pertama Poltekkes Jakarta dua, Poltekkes Surabaya dan Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) milik Dikti. Untuk perguruan tinggi swasta banyak. Lulusan ATEM mayoritas bekerja di perusahaan dan diluar negeri. Kami siap membantu RMC dalam kebutuhan RMC ini.
Setelah sesi materi dilakukan pembacaan hasil kuesioner dan rencana tindak lanjut di pandu oleh Ir Rakhmat Nugroho, MBAT. mengatakan Dinas Kesehatan berkomitmen dalam membuat RMC. Kemudian untuk Sumber Daya Manusia tidak hanya ATEM, tapi teknisi apa saja yang mempunyai passion dan dapat dilatih agar berkualifikasi dan siap menjalankan RMC.
Hasil rencana tindak lanjut, dari 16 Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota yang belum memiliki RMC membuat komitmen bersama untuk menginisiasi RMC. Terdapat tujuh Kabupaten/Kota yang potensial untuk membuat RMC, tujuh Kabupaten/Kota yang potensial tersebut adalah Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kota Mimika, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Barat Daya, Provinsi Papua Pegunungan
Asmoro Prajoko, STr.T membacakan syarat DAK fisik untuk RMC, memiliki SK, lahan ada analisa kebutuhan, surat pernyataan tidak mengalihkan fungsi bangunan, melampirkan analisa komponen RAB, lahan tidak bermasalah dibuktikan dengan surat keterangan, surat pernyataan dari Kadinkes utk bertanggung jawab soal pendanaan, surat analisa renovasi dari PU yang menyatakan tingkat renovasi rendah, menengah atau berat.
Reportase:
Indra Komala RN
Reportase
“Webinar Merajut Jejaring Pelayanan Primer Dan Rujukan Dalam Transformasi Sistem Kesehatan”
27 Mei 2023
Webinar ini dilaksanakan secara hybrid oleh Minat Manajemen Rumah Sakit, Departemen HPM, FK-KMK UGM yang berkolaborasi dengan PKMK UGM, dan IKA MMR dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai update sistem rujukan di pelayanan primer, sekunder, dan tersier dalam transformasi sistem kesehatan. Webinar dibuka oleh sambutan dari dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D selaku Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FK-KMK UGM) dan dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes selaku Ketua IKA-MMR. Webinar ini terbagi menjadi 2 sesi dengan narasumber pada sesi 1 yaitu dr. Obrin Parulian, M.Kes dan beberapa narasumber pada sesi 2 yaitu drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR, dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD, MPH , dr. Bima Achmad B N., MPH dan dr. V. Evita Setianingrum, M.Kes beserta para pembahas yang hadir antara lain dr Tri Hesty Widyastuti Sp.M MPH (Sekretaris Jenderal PERSI), dr. Trisna Setiawan, M.Kes (Ketua Umum Asosiasi Puskemas Indonesia), dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes, dan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D (Direktur BPJS Kesehatan).
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara
PKMK FK-KMK UGM dengan Direktorat Fasyankes Kemenkes
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Kementerian Kesehatan bertanggung jawab dalam kebijakan penyediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA) di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah di Indonesia. Dalam mendukung upaya tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan tata kelola, sumber daya keuangan, peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan SPA, pengembangan Regional Maintenance Center (RMC) dan sistem informasi pengelolaan SPA.
Reportase Webinar PERSI
“Webinar Accelerating Digital Transformation in Healthcare”
31 Januari 2023
Webinar ini dilaksanakan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai update akselerasi transformasi digital di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Webinar ini dibuka oleh pengantar dari dr. Bambang Wibowo, SpOG (K), MARS, FisQUA selaku Ketua Umum PERSI Pusat. Beberapa narasumber yang hadir dalam sesi 1 webinar tersebut adalah Setiaji, ST, M.Si (DTO Kemenkes), Anis Fuad, S.Ked, DEA (PERSI), Zaenal Arifin (ARSADA).
Workshop
“Kupas Tuntas Unit Cost Rumah Sakit”
Kerjasama PKMK FK-KMK UGM dengan IKA–MMR
Selasa–Kamis, 4–6 Oktober 2022
Workshop ini dilaksanakan atas kerjasama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM dengan Ikatan Alumni Magister Manajemen Rumah Sakit (IKA-MMR). Kegiatan workshop dilaksanakan selama 3 hari di Hotel Royal Darmo Yogyakarta dengan jumlah peserta 54 orang. Kegiatan workshop ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Ni Luh Putu Eka Putri Andayani, SKM., M.Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Rumah Sakit PKMK UGM dilanjutkan oleh dr. Kuntjoro A. Purjanto, M.Kes. selaku Ketua II Bidang Pengembangan Keilmuan dan Sains, Bidang Diklat, Bidang Hukum, dan Advokasi IKA-MMR. Workshop ini menghadirkan narasumber dr. Stephani Maria Nainggolan, M.Kes, Yos Hendra SE., MM., M.Ec.Dev., Ak., CA., MAPPI, Barkah Wahyu P., SE., Ak., CA. dan Husniawan Prasetyo, SE.
Webinar PERSI
“Reportase Kebijakan terkait Digitalisasi Kesehatan di Rumah Sakit dalam Webinar Rekam Medis Elektronik (RME) dan Digitalisasi Rumah Sakit”
Selasa, 11 Agustus 2022
Webinar ini dilaksanakan oleh Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai isu-isu digitalisasi rumah sakit di Indonesia. Webinar ini dibuka oleh pengantar dari dr Bambang Wibowo, Sp.OG(K)., MARS. selaku Ketua Umum PERSI. Beberapa narasumber yang hadir dalam webinar tersebut adalah dr Siti Khalimah, SpKJ, MARS., dr Agus Mutamakin , M.Sc., Anis Fuad, S.Ked., DEA., dan Poentoro, S.Si., M.Kom. Webinar ini dimoderatori oleh dr. Rr. Grace Cielia, MKK.
Webinar Peluncuran Indonesia Health Services (IHS)
“Reportase Peran Persi dalam turut Serta Mendorong Kesiapan RS di Indonesia terkait Integrasi Data ke Platform Indonesia Health Services Satu Sehat Kemenkes RI”
Selasa, 26 Juli 2022
Webinar ini dilaksanakan oleh Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai Platform Satu Sehat dalam rangka peluncuran Indonesia Health Services (IHS) di Indonesia. Webinar ini dibuka oleh pengantar dari Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Salah satu narasumber yang hadir dalam webinar tersebut adalah dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT.FICS,FAPOA, M.Kes.
Webinar Rabuan
“Potensi Academic Health System dalam penguatan sistem pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia”
Rabu, 22 Juni 2022
Webinar ini dilaksanakan oleh AHS FK – KMK UGM yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi AHS dalam penguatan sistem pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia. Webinar ini dibuka oleh pengantar dari dr Lutfan Lazuardi, M.Kes., PhD. Selaku Ketua Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Menghadirkan narasumber dr Siti Khalimah, Sp.KJ. MARS (Plt Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan), Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A(K)., MPH. (Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta), dan Dr. dr. Darwito, SH., Sp.B(K)Onk (Direktur Utama RSA UGM). Webinar ini dimoderatori oleh dr. Haryo Bismantara, MPH (Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM). Webinar Rabuan diselenggarakan rutin oleh Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM.