Jakarta – Sejak dibukanya peluang mendapatkan akses layanan kesehatan gratis seluas-luasnya melalui program Kartu Jakarta Sehat (KJS), tidak hanya ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit di Jakarta yang mengalami lonjakan pasien, tetapi juga ruang Intensive Care Unit (ICU) juga turut penuh pasien.
Seperti yang dialami warga Kramat Jati, Jakarta Timur, Asi Anna Simatupang (67) yang menderita gagal ginjal. Ibu tiga anak ini masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo sejak Minggu (2/6). Hasil diagnosa Instalansi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pasar Rebo, dinyatakan keratin, ureum, dan leukosit Anna sangat tinggi, serta terkena paru-paru basah.
Akibat penyakitnya ini, Anna harus dirawat di ruang ICU. Sayangnya, ruang ICU di rumah sakit tersebut penuh dengan pasien. Sama halnya dengan ruang IGD yang sudah membludak jumlah pasiennya.
Alhasil, keluarga Anna pun berjuang mencari rumah sakit yang memiliki ruang ICU. Sebanyak 15 rumah sakit dikunjungi dan ditelepon untuk menanyakan ruang ICU yang kosong. Perjuangan keluarga Anna mendatangangi dan menelepon RS MH Thamrin, RS Jakarta, RS AL Mintohardjo, RS MMC, RS Harapan Bunda, RS Haji, RS AU, RSPAD Gatot Subroto, RSPP Pertamina, RS Polri, RS St Carolus, RS Cikini, RS UKI, RS Fatmawati, Jakarta Medical Center dan RSUD Budhi Asih, tidak membawakan hasil sama sekali.
“Kami sudah hopeless mendapatkan ruang ICU, dari kemarin (Minggu) kami sudah mencari RS yang ruang ICU-nya kosong. Tetapi tidak dapat. Semua RS bilang ruang ICU penuh dengan pasien,” kata Ronald, anak Anna yang ketiga, Senin (3/6).
Tidak berhenti disitu, Ronald pun telah menghubungi layanan kesehatan terpadu milik Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI, 119. Petugas 119 menyatakan saat ini posisi ruang ICU di seluruh RS Jakarta sedang penuh. Bila ada ruang ICU yang kosong, maka akan segera diberitahukan kepada keluarga Anna.
“Tadi pagi 119 sudah memberikan kabar. Mereka bilang belum ada ruang ICU yang kosong. Tapi saya minta 119 untuk terus pantau ruang ICU yang kosong. Saya sudah capek memburu ruang ICU seharian. Saya pasrah saja, saya serahkan pencarian ruang ICU ke 119,” keluhnya.
Saat meminta bantuan kepada Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati, dengan singkat menanyakan apakah sudah menelpon 119. Lalu dijelaskan langkah upaya yang telah dilakukan keluarga melalui pesan pendek telepon selular, namun Dien tidak lagi membalas pesan pendek tersebut.
Begitu juga ketika menghubungi Kepala UPT Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) DKI Yuditha. Dia hanya menanyakan nama-nama RS yang telah didatangi dan ditelepon, serta data pasien. Namun hingga saat ini, belum ada informasi apa pun yang diberikan oleh UPT Jamkesda.
Padahal, Anna bukan pasien KJS, namun dia harus menanti panjang untuk mendapatkan perawatan yang intensif di ruang ICU. Saat ini, Anna sudah keluar dari ruang IGD Pasar Rebo, untuk menjalani cuci darah di suatu rumah sakit.
Meski keluarga Anna telah memesan satu kamar perawatan inap di Jakarta Medical Center (JMC), namun tetap mengharapkan tidak terlambat mendapatkan ruang ICU untuk merawat sang ibunda tercinta. Harapan mereka saat ini ada di tangan 119 dan Dinas Kesehatan DKI dalam pencarian ruang ICU di tengah-tengah 153 RS yang ada di Jakarta.
Sumber: beritasatu.com