TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Edukasi Masyarakat, RS Gatoel Gelar Seminar Epilepsi
Selain menyediakan pelayanan kesehatan, RS Gatoel juga gencar mengedukasi masyarakat melalui berbagai acara, salah satunya seminar. Rumah sakit milik PT Nusantara Medika Utama ini menggelar seminar tentang epilepsi yang banyak ditemukan kasusnya di Indonesia, khususnya di Mojokerto.
Dokter Spesialis Syaraf RS Gatoel, Dr Heru Rustiadi Sp.S mengatakan, kejang adalah gejala klinik akibat gangguan sistem syaraf pusat yang terjadi akibat lepasnya muatan listrik abnormal, mendadak, dan berlebihan.
Anggaran Perluasan RSUD Buleleng Rp 25 Miliar
SINGARAJA,BALIPOST.com – Rencana perluasan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng mendapat persetujuan dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam pertemuannya bersama Dirut RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana, Senin (19/5). Proses perluasan RSUD Buleleng diikuti dengan pembangunan Instalasi Rawat Darurat (IRD). Bupati Suradnyana mengatakan, peranan RSUD Buleleng dalam melayani kesehatan, sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
Pertumbuhan jumlah penduduk diiringi pelayanan rumah sakit yang prima, tentunya dapat meningkatkan pelayanan pasien. Untuk itu, pengerjaan tahap awal perluasan RSUD dan pembangunan IRD, seluruh dokumen telah diserahkan ke bagian Pokja III unit Layanan Pengadaan (ULP).
Manajemen RS Pirngadi akan Evaluasi Honor Jasa Medis Program BPJS yang Dituding Tidak Transparan
Medan (SIB)– Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan berjanji akan melakukan evaluasi soal pembagian honor jasa medis dari
RS Kandou Bakal Jadi Pusat Penelitian Jantung di Kawasan Timur
Liputan6.com, Jakarta Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) DR Sinyo Harry Sarundajang mengusulkan agar Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu (Cardio Vasculer and Brain Center) di Rumah Sakit Prof RD Kandou Manado dijadikan pusat penelitian jantung di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu ini nanti fungsinya bukan semata-mata untuk menyembuhkan orang sakit. Lebih dari itu, RS ini bisa jadi pusat penelitian di KTI, kata Gubernur Sarundajang di Manado, Rabu (21/5/2014).
Acara Soft Launching Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu itu berdiri megah di kompleks RS DR RD Kandou Manado, telah dilakukan pada 20 Mei 2014.
“Sampai saat ini penyakit jantung dan otak belum ada tandingan, dibanding dengan penyakit lain,” tandas Sarundajang sembari meminta agar Dinas Kesehatan Provinsi Sulut terus melakukan sinergi dengan RS DR RD Kandou dalam mengembangan gedung ini untuk menjadi pusat penelitian di KTI.
Gubernur Sarundajang bangga dengan kehadiran gedung pusat jantung dan otak terpadu (Cardio Vasculer and Brain Center). “Ini merupakan mimpi saya semenjak menjadi Gubernur Sulut tahun 2005 lalu, “ujar Sarundajang.
Meurut Sarundajang dari tahun ke tahun bersama para stakeholders kesehatan di daerah ini terus berjuang kepada pemerintah pusat untuk bisa menghadirkan gedung ini agar bisa membantu masyarakat Sulut yang mengalami gangguan kedua penyakit tersebut.
Sarundajang salut kepada para dokter Unsrat Manado yang bertugas di rumah sakit RD Kandou, walaupun sarana dan prasarana terbatas.
Kepala instalasi Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu Dr. Adrian Tangkilisan,SPB-BTKv menyatakan latar belakang didirikannya instalasi ini karena tingginya tingkat kematian akibat penyakit stroke dan jantung di Sulut. Juga karena tingkat kepedulian masyarakat Sulut sangat tinggi terhadap kesehatan, tetapi ketika dirawat atau memeriksa kesehatan harus keluar daerah.
Karena itulah program pembangunan instalasi ini dijalankan dengan penanganan terpadu atau holistik dari berbagai disiplin ilmu mulai dari jantung, saraf, bedah jantung/paru dan pembuluh darah, bedah saraf, radiologi, rehabilitasi medik, dan laboratorium klinik. Semua ditangani secara bersama tanpa ada pengkaplingan dokter.
Sementara itu, RS DR RD Kandou Manado Dr Max Rondonuwu mengatakan gedung tersebut dibangun dengan dana APBN selama empat tahun memiliki empat lantai.
Lantai satu terdapat ruang poliklinik, ruang emergensi dan ICCU, lantai dua memiliki ruang operasi dan ruang CAT laboratorium, lantai tiga terdapat ruang rawat inap serta latani empat menjadi pusat perkantoran dan ruang rapat.
Gedung Cardiac and Brain center merupakan salah satu gedung termegah di kawasan timur Indonesia. Sebelumnya Gubernur Sarundajang telah melihat langsung ruang operasi dan CAT laboratorium yang dilengkapi alat kesehatan (alkes) dari Jerman dan Italia.
Sumber: liputan6.com
Menteri PDT Resmikan Pengoperasian RSUD Barus
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini meresmikan pengoperasian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin.
Dengan beroperasinya RSUD Barus yang berdiri di atas lahan seluas dua hektare itu, maka kabupaten tertinggal itu kini memiliki dua rumah sakit umum daerah, sementara rumah sakit yang sudah beroperasi lebih dulu berada di Pandan, ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah.
‘Dengan memiliki dua rumah sakit diharapkan akan mampu memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada seluruh masyarakat,’ kata Helmy.
Helmy berjanji Kementerian PDT akan membantu menyediakan fasilitas dan sarana prasarana pendukung RSUD Barus sehingga mampu memberikan pelayanan prima.
Helmy mengatakan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas kementerian yang dipimpinnya, mengingat kondisinya yang masih minim.
‘Tahun lalu bersama Kemenkes kita kirim 1.900 dokter dan tenaga medis ke daerah terpencil dan terluar,’ katanya.
Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho berharap keberadaan RSUD Barus mampu mengawal kesehatan masyarakat di kabupaten itu.
‘Sebab, jika masyarakat sehat maka produktivitas untuk meningkatkan taraf hidup akan semakin baik,’ katanya.
Gubernur juga berjanji akan terus berupaya membantu memberikan anggarab untuk peningkatan fasilitas rumah sakit itu.
Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang mengatakan dengam beroperasinya RSUD Barus maka masyarakat di Kecamatan Barus dan sekitarnya tidak perlu lagi pergi ke Pandan untuk berobat.
Menurut Bupati, pembangunan RSUD Barus dimulai pada 5 Februari 2013 di atas lahan yang dihibahkan oleh Pippi Pasaribu, dengan pembiayaan yang berasal dari Bantuan Keuangan Provinsi Sumatera Utara dan APBD Tapanuli Tengah sebesar Rp8,8 miliar. Dari sumber yang sama dikucurkan pula untuk pengadaan fasilitas alat kesehatan sebesar Rp9 miliar.
‘Kalau hanya mengharapkan APBD Tapanuli Selatan mustahil pembangunan RSUD Barus dapat dilaksanakan secepat ini,’ katanya.(ant/rd)
Sumber: ciputranews.com