manajemenrumahsakit.net ::
Pasien Peserta Bpjs Komplain Terhadap Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
manajemenrumahsakit.net :: PEKANBARU – Kepada Riaugreen.com, seminggu yang lalu seorang pasien rumah sakit Ibu dan Anak yang terletak di Labuh baru mengaku telah menerima perlakuan pelayanan yang menyimpang oleh rumah sakit tersebut.
Sebut saja Denny, mengatakan “Saya bawa istri saya yang hendak melahirkan di Rs persalinan di labuh baru, karena Rs persalinan tersebut dekat dengan Rumah saya. Namun setelah persalinan, istri saya ditaruh di kamar kelas 3, saya pun protes sama pihak Rs.” Katanya kepada Riaugreen.com.
Loh, kenapa istri saya diletakkan dikamar kelas 3, saya kan bayar perbulannya untuk pelayanan kelas VIP, Amuk Deny yang merasa di perbodohi.
Apa kalian tidak melihat kartu BPJS saya. Disitu ada tertulis VIP. Ini saya bayar perbulan dari gaji saya Rp 68.000. Ungkap Deny kesal dan berlalu pergi tanpa ingin menandatangani Berkas Administrasi.
Setelah satu jam berjalan, Pasien pun menandatangani Administrasi Rumah sakit dan beranjak pulang.
Ketika berita ini kami konfirmasikan ke rumah sakit tadi pagi, Senin, (6/10/2014). Pihak BPJS di Rs tidak memberikan komentar. Dan pihak yang bertanggung jawab di Rs tidak berada ditempat menurut keterangan satpam Rumah sakit. (Rby)
Sumber: riaugreen.com
Tingkatkan Layanan, RSA UGM Jalin Kerjasama BPJS DIY
manajemenrumahsakit.net :: Untuk meningkatkan mutu layanan pasien, Rumah sakit Akademik (RSA) UGM menjalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Naskah kerjasama ditandatangani Direktur Utama Rumah Sakit Akademik Prof. dr. Arif Faisal, Sp. Rad(K) dan Kepala BPJS Cabang DIY, Dr. Donni Hendrawan, MPH, di RSA UGM, Senin (6/10).
Bagi RSA UGM, kerjasama dengan pengelola BPJS Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan langkah awal dalam menyelenggarakan dan menerima pasien dengan layanan BPJS. Dengan demikian, RSA UGM sudah siap melayani bagi pasien yang membutuhkan
Stok Darah di RSUD Sumedang Minim
manajemenrumahsakit.net :: SUMEDANG, (PRLM).-Stok darah di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, minim. Dari kebutuhan rata-rata stok darah di RSUD Sumedang per bulan sekitar 500-600 labu, baru terpenuhi 200-300 labu. Padahal stok darah tersebut sangat dibutuhkan khususnya untuk melayani transpusi darah bagi pasien penderita thalesamia.
RSHS Bandung Laksanakan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam
Oleh Octa Dwi Sutrisno
manajemenrumahsakit.net :: Bandung
Rumah Sakit Sudah Terakreditasi, Pemprov Banten Optimis Hadapi Persaingan Bidang Kesehatan di Tingkat Asean
manajemenrumahsakit.net :: Serang, Jakpro
Perawat Perancis, Ilmuwan Senegal Sembuh dari Ebola
manajemenrumahsakit.net :: Sebuah rumah sakit di Hamburg, Jerman berhasil mengobati hingga sembuh seorang ilmuwan Senegal yang terinfeksi Ebola di Sierra Leone.
Kementerian kesehatan Perancis mengatakan seorang perawat Perancis yang tertular Ebola di Liberia ketika bekerja untuk Dokter Tanpa Tapal Batas telah pulih. Perawat yang terjangkit ebola itu dirawat di sebuah rumah sakit di dekat Paris.
Secara terpisah Sabtu (4/10), sebuah rumah sakit di kota Hamburg, Jerman, menyatakan telah berhasil mengobati dan menyuruh pulang ilmuwan Senegal yang terinfeksi Ebola di Sierra Leone.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah yang terburuk dalam sejarah ini telah menginfeksi lebih dari 7.400 orang di Liberia, Sierra Leone dan Guinea, termasuk ratusan dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya. Lebih dari 3.400 korban tewas.
Wabah ini telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Pentagon mengatakan mungkin mengerahkan sebanyak 4.000 tentara untuk membantu membendung wabah Ebola di Afrika Barat. Presiden Obama semula mengatakan 3.000 tentara dikirim untuk melawan penyakit itu. Sekitar 200 tentara AS sudah berada di Liberia, mendirikan markas untuk misi AS, yang akan melatih petugas kesehatan dan menyiapkan fasilitas medis.
Sumber: voaindonesia.com
Kejar Akreditasi, RSBP Batam Tingkatkan Fasilitas dan Pelayanan
manajemenrumahsakit.net :: KBRN, Batam : Dalam rangka konsolidasi dan pembahasan pembenahan fasilitas dan pelayanan untuk mencapai akreditasi bagi Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha BP Batam, Istono meminta seluruh jajaran RSBP Batam meningkatkan pelayanan dan pemanfaatan teknologi di rumah sakit tersebut.
Selain itu, rencana renovasi dan penambahan sarana gedung dan prasarana, perbaikan dan peningkatan fasilitas, serta peningkatan SDM pun turut menjadi fokus perhatiannya.
RS Imanuel Gelar Seminar Ebola
manajemenrumahsakit.net :: Bandarlampung, (ANTARA Lampung) – Rumah Sakit Imanuel Kota Bandarlampung menggelar seminar tentang penyakit Ebola, dengan tema “Waspada Virus Ebola dan Mers Cov” dalam rangka pencegahan penyebaran virus tersebut di Indonesia.
“Kegiatan itu berlangsung dikarenakan belum ditemukannya vaksin maupun obat yang terbukti dapat menyembuhkan penyakit tersebut,” kata salah seorang pemateri dalam seminar tersebut, dr. Haryono, SpPd Bandarlampung, Sabtu (4/10).
Pemateri pada seminar tersebut, diantaranya dr. Fajar Raditya SpPd, dan dr. Arya A Purba, Sp.A, M.Sc. Mereka menjelaskan bagaimana penyebaran virus Ebola dan Mers yang berkembang di Afrika dan menyebar ke seluruh dunia dan tercatat 16 negara telah ditemukan penderita penyakit ebola diantaranya negara tetangga, yaitu Malaysia dan Filipina.
“Walaupun belum tercatat kasus Ebola di Indonesia, kita harus waspada. Karena hingga saat ini belum ada obat yang dapat mengobati penyakit tersebut. Dan yang harus diwaspadai dari virus itu
ialah cara penyebarannya yang lewat kontak tubuh pasien, bisa oleh anggota keluarga, pelayat yang mengurusi jenazah korban ebola bahkan para medis yang mengurusi penderitanya,” kata Haryono.
Ia mengatakan bahwa gejala penyakit Ebola sama dengan penyakit demam berdarah, karenanya sering disalahpahamisebagai penyakit DBD, yakni demam, sakit kepala, linu pada persendian, muntah dan pada tahap selanjutnya dapat menyebabkan pembekuan darah hingga pasien meninggal.
“Untuk fase inkubasi virus ini terjadi selama dua hingga 21 hari sejak pasien terjangkit virus tersebut,” jelasnya.
Selain Ebola, menurut dr. Fajar Raditya, virus Mers juga harus diwaspadai, khususnya bagi anggota keluarga yang baru datang dari negara-negara Timur Tengah. Mers CoV atau Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus ialah virus yang dikenal sejak tahun 2012 di Timur Tengah.
Penyebaran virus Mers diakui lebih berbahaya dibanding virus Ebola, mengingat virus tersebut dapat
menyebar melalui udara yang dikeluarkan pasien penderita Mers kepada orang lain, sama seperti virus Ebola, virus Mers belum ditemukan vaksin dan obat bagi penderitanya.
“Gejala penyakit Mers bervariasi, mulai dari demam lebih dari 38 derajat, batuk, pilek, bersin hingga gagal nafas,” jeslanya.
Penyakit ini beresiko besar bagi penderita diabetes, jantung, paru-paru dan hipertensi. Fase inkubasi penyakit ini yaitu 2–14 hari, oleh karena itu harus diwaspadai terhadap warga Indonesia yang berkunjung ke negara di Timur Tengah untuk dapat segera membawanya ke rumah sakit.
Selain diisi dengan penjelasan mengenai penyakit Ebola dan Mers, seminar juga diisi dengan presentasi mengenai penyakit ensefalitis bagi peserta seminar yang berasal dari tenaga medis, mahasiswa kesehatan dan umum.
Seminar ini bertujuan untuk memberi pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, pentingnya cuci tangan menggunakan sabun dan juga dalam rangka merayakan HUT ke-29 RS Imanuel.
Sumber: antaralampung.com