SENGETI – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin Sengeti Kabupaten Muarojambi, menolak Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pihak Pemerintah Pusat. Hal ini disampaikan oleh Direktur RSUD Ahmad Ripin, Dr Ilham.
Adapun bantuan DAK tersebut adalah untuk pembangunan serta pembelian alat untuk Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS). Ilham beralasan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Muarojambi untuk menolak hal tersebut karena UTDRS sebenarnya dibutuhkan untuk Rumah Sakit Type A dan B.
“Sesuai standarnya bahwa UTDRS itu untuk rumah sakit type A dan B, sedangkan rumah sakit kita masih type C, kalau kita laksanakan itu lucu, yang susahnya kita nanti,” jelasnya kepada tribunjambi.com
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa susah dalam hal ini adalah bahwa pihaknya harus menyesuaikan standar Rumah Sakit dengan adanya UTDRS.
Selain itu, Ia menambahkan bahwa pihaknya menimbang penolakan tersebut karena secara aturan PMI, UTDRS itu untuk rumah sakit yang membutuhkan darah diatas 1.500 kantong darah pertahunnya.
Sedangkan Rumah Sakit Ahmad Ripin secara real, dikatakannya hanya membutuhkan darah sekitar 100 kantong darah pertahun.
“SDM juga tidak ada. UPTDRS itu bukan tenaga labor biasa, itu harus lulusan sarjana UPTDRS. Itu harus diangkat dulu, baru canangkan UPTDRS,” terangnya.
Selain itu, Ia mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang didapatnya, jika ada aktivitas pengelolaan kantong darah, maka pihak Rumah Sakit berkoordinasi dengan pihak PMI.
“Sudah kita koordinasikan dan PMI kurang setuju kalau dengan situasi rumah sakit ini type C di buat UTDRS, mubazir itu. Saya kira pertimbangannya mubazir itu,” terangnya.
Berdasarkan Informasi yang disampaikan oleh Ilham, adapun besaran dana yang akan digelontorkan untuk pembangunan UPTDRS di Rumah Sakit Ahmad Ripin tersebut sebanyak Rp 3 Miliar.
Selain itu, Ia menambahkan bahwa selama ini, Rumah Sakit Ahmad Ripin dalam hal pemenuhan kantong darah berkoordinasi dengan pihak Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jambi.
“Mana yang perlu diganti dengan pengantian kantong darah, mana yang harus itu kita sampaikan ke PMI,” sebutnya.
Sumber: tribunnews.com