Ketidaksetaraan dalam kesehatan adalah indikator dari perbedaan status kesehatan didalam populasi. Negara berpenghasilan rendah berkontribusi sebanyak 56% dari beban penyakit sedunia, disisi lain mereka hanya mencakup 2% dari pengeluaran kesehatan global. Komisi WHO dalam Social Determinants of Health (1) telah mengundang berbagai pihak untuk mengurangi kesenjangan antar kelompok yang berbeda sepanjang generasi. Hal tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas kondisi kehidupan sehari – hari; menangani ketidaksetaraan distribusi pemegang kekuasaan, uang maupun sumber daya; serta mengukur dan memastikan dampak dari intervensi. Akan tetapi, terdapat beberapa tantangan untuk mencapai mimpi tersebut.
10 Fakta Mengenai Ketidaksetaraan Kesehatan dan Kausanya
Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa faktor sosial, termasuk edukasi, bekerja atau tidak, jumlah penghasilan, jenis kelamin dan etnis mempengaruhi kesehatan seseorang. Di semua negara, tidak memandang status ekonominya, menunjukkan disparitas dalam status kesehatan dari kelompok sosial yang berbeda. Di tingkat sosioekonomi yang rendah terdapat kecenderungan munculnya permasalahan kesehatan.
Akibat Covid-19, APD Berstatus Langka
WHO telah memberikan peringatan mengenai keterbatasan suplai Alat Perlindungan Diri (APD) berupa masker yang terjadi secara global dapat membahayakan tenaga medis dari resiko terkena infeksi COVID-19 ataupun penyakit infeksi lainnya. Keterbatasan masker yang terjadi secara global ini disebabkan oleh kenaikan permintaan barang atau demand, fenomena panic buying, ataupun perilaku oknum – oknum khusus yang melakukan penimbunan dan penyalahgunaan masker.
Peran Lintas Sektor dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19
Virus Covid-19 akhirnya merebak di Indonesia. Sejak 30 Desember 2019 sampai 16 Maret 2020 pukul 08.00 WIB, terdapat 1.138 orang yang diperiksa dari 28 provinsi dengan hasil pemeriksaan yaitu 1.011 orang negatif (188 orang ABK kru kapal World Dream dan 68 orang ABK Diamond Princess), 134 kasus konfirmasi positif Covid-19 dan 10 sampel masih dalam pemeriksaan. Adapun wilayah Indonesia yang penduduknya terkena virus Corona meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat (Kab.Bekasi, Depok, Cirebon, Purwakarta, Bandung), Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan), Jawa Tengah (Solo), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Utara (Manado), Bali dan DI Yogyakarta.
Covid-19 dan Keadilan Sosial Bagi Masyarakat Rentan
Jika berbicara Covid-19, kesadaran akan kesehatan seperti cuci tangan, tetap di rumah jika sakit, tutup mulut saat batuk atau bersin, karantina mandiri, social distancing, menjadi hal yang sangat dipertimbangkan saat ini. Namun, apakah kita juga mempertimbangkan masyarakat rentan? Disparitas terpapar, seperti di transportasi publik, pemukiman padat penduduk, ataupun kondisi pekerjaan menjadi determinan sosial tersendiri. Social distancing menjadi absurd bagi masyarakat yang bekerja menggunakan transportasi umum, seperti diberitakan penuhnya halte bus atau MRT karena diberlakukan pengurangan jam dan rute operasional sehingga terjadi antrean dan kerumunan padat yang dapat meningkatkan resiko terpapar virus tersebut. Hal yang sama juga menjadi tantangan bagi para petugas kesehatan yang merupakan garda terdepan untuk penanggulangan pandemik ini.
Penanganan COVID-19: Lesson Learnt Dari Negara Lain untuk RS di Indonesia
Awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan merebaknya kasus infeksi virus Corona yang berawal di Provinsi Hubei Tiongkok pada Desember 2019. Dengan penyebarannya yang cepat dan belum diketahui dengan pasti bagaimana persisnya virus ini menyebar – diduga melalui droplet dan kontak langsung – WHO telah menyatakan kejadian ini sebagai pandemi. Per 9 Maret 2020 sudah ada hampir 110.000 kasus positif yang dikonfirmasi oleh 73 negara, dan 80% kasus tersebut ada di Tiongkok. Meskipun demikian, saat ini Italy muncul sebagai episentrum baru penyebaran virus tersebut dengan cepatnya pertambahan kasus positif disana. Secara geografis jarak Italia cukup jauh dari Tiongkok, namun hari per Hari Senin, 9 Maret BBC menyebutkan jumlah kematian melonjak dari 366 menjadi 463, sementara jumlah kasus terkonfirmasi positif meningkat 24% dari hari sebelumnya. Ini menjadikan Italia sebagai negara dengan tingkat keparahan tertinggi setelah Tiongkok. Kasus positif ditemukan di 20 area di Italia. Editorial di The Lancet menyebutkan sudah ada 11 provinsi di Italia yang di-lockdown untuk meminimalisir penyebaran virus lebih jauh. Kondisi ini telah membuat shock dan khawatir para pemimpin negara – negara di Eropa, mengingat bebasnya jalur keluarmasuk antarnegara di Uni-Eropa.
10 Teknologi Terbaru Menghadapi Covid-19
Perkembangan infeksi Covid-19 hingga saat ini masih menjadi perhatian besar masyarakat dunia, pasalnya jumlah negara yang mengkonfirmasi kasus infeksi ini terus bertambah. Indonesia sendiri hingga Selasa (10/3) malam tercatat memiliki 27 kasus positif infeksi Covid-19. Namun demikian, hingga saat ini WHO masih menyatakan bahwa infeksi Covid-19 sebagai sebuah kejadian luar biasa atau outbreak.
Jaminan Kesehatan Universal untuk Wanita, Anak dan Remaja
Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) memandang jaminan kesehatan universal sebagai suatu investasi politik dan juga sebagai sebuah kesempatan untuk memajukan kesehatan pada kaum wanita, anak – anak, dan para remaja. Jaminan kesehatan ini bersifat universal dan berlaku untuk semua orang, termasuk kaum rentan. Pada pertemuan yang dilakukan oleh PBB mengenai jaminan kesehatan, ditekankan peran penting pelayanan kesehatan primer, yang terdiri dari partisipasi komunitas, layanan primer, dan aksi multisektor.
Laporan Terbaru Infeksi Covid-19 : 2 WNI Positif
Senin (2/3) pagi, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo mengumumkan bahwa Indonesia baru saja menemukan 2 kasus positif Covid-19 yang saat ini telah dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Kedua WNI yang terjangkit infeksi Covid-19 ini merupakan seorang wanita berusia 64 tahun dan anaknya seorang wanita berusia 31 tahun, dimana pasien berusia 31 tahun tersebut merupakan orang yang memilki kontak dengan WNA Jepang yang belum lama dinyatakan positif infeksi Covid-19.
Banjir, Kesenjangan Masyarakat dan Disparitas Pasca Bencana
Banjir hampir setiap tahun terjadi di berbagai lokasi di Indonesia. Warga yang dilanda banjir harus menghadapi konsekuensi oleh banjir tersebut. Suatu bencana alam, apakah itu banjir, puting beliung, longsor, tsunami, apapun itu, dapat saja menimpa semua penjuru tanpa diskriminasi. Tetapi, apakah semua individu di daerah tersebut akan menghadapi konsekuensi yang sama?