manajemenrumahsakit.net :: SAMPIT
Kardiovaskuler RSUP H Adam Malik Tangani 14.000 Kasus
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Sejak tahun 2000 hingga 2015, Instalasi Kardiovaskuler (jantung) Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan telah melayani 14 ribu kasus. Namun, rumah sakit yang bernaung di bawah Kementerian Kesehatan itu terus melakukan pengembangan pelayanan dengan melengkapi mesin kateterisasi (Coronary Angiography).
“Sejak tahun 2000, instalasi ini dikembangkan pelayanan jantungnya dan dilengkapi dengan mesin kateterisasi. Setelah 14 tahun, rumah sakit ini sudah tidak lagi melakukan tindakan yang sederhana, namun sudah lanjut,” jelas Kepala Instalasi Kardiovaskuler RSUP H Adam Malik dr Isfanuddin N.KAOY didampingi Kepala Ruangan Cath Lab Instalasi Kardiovaskuler Betty Sinaga di lantai V instalasi tersebut, Sabtu (7/3).
Misalnya, kata dia, pengembangan teknik left main atau oklusi total, yang sederhana masih bisa dikerjakan. “Dulu kita mencari yang gampang, namun sekarang kita sudah dapat menggantikan bedah. Misalnya, ada pasien yang tidak ingin dibedah pada suatu kasus tertentu, para dokter masih bisa melakukan tindakan angioplasti atau pasang balon atau ring,” paparnya, seraya menyebutkan, para dokter di rumah sakit yang saat ini sedang bekerja keras mengejar akreditasi 2012 itu, juga dapat melakukan tindakan melebari katup mitral dengan balon dan tidak mesti operasi (Balon Mitral Valvuloplasti).
Pihaknya juga, tidak semata-mata menangani pasien yang mengalami jantung koroner. Para dokter juga mengerjakan pelayanan jantung bawaan yang dapat ditutup dengan teknik umbrella (payung). Misalnya ada pasien mengalami kelainan jantung bawaan (Patent Ductus Arteriosus) atau (Atrial Aeptal Defect), dokter sudah dapat menanganinya dengan teknik umbrella divice, dan juga dapat memasang pacu jantung permanen.
Dengan keahlian para dokter itu, tak salah jika dalam setahun Instalasi Kardiovaskuler RSUP Adam Malik ini pernah melayani hingga 2.500 orang, berupa tindakan intervensi jantung. Sementara pasien rawat jalan dalam satu tahunnya sebanyak 28.033 orang. “Tindakan intervensi yang sudah kita lakukan sejak tahun 2000 hingga saat ini sebanyak 14.456 orang, termasuk pasang pacu jantung, umbrella,” ujarnya.
Ditanya tentang tingkat keberasilan tindakan medis yang dilakukan, disebutkan, mencapai 95 persen. “Angka kematian para pasien sangat kecil,” ujarnya.
Dijelaskannya, para pasien yang datang ke rumah sakit RSUP H Adam Malik, khususnya ke Instalasi Kardiovaskuler, baik rawat inap, tindakan maupun rawat jalan, tidak hanya dari kabupaten/kota se Sumatera Utara saja. Masyarakat Sumatera Barat, NAD bahkan Riau juga banyak yang memercayakan penanganan penyakit jantungnya kepada para dokter di RSUP H Adam Malik.
Seperti diakui H Ilyas AR (62) pasien asal Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Setelah lima hari berada di rumah sakit dan telah menjalani pemasangan pacu jantung permanen, mengaku sangat nyaman atas pelayanan para awak medisnya. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com
RS UMM Dilengkapi Layanan Pemasangan Ring Jantung
manajemenrumahsakit.net :: Malang (Antara Jatim) – Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), saat ini sudah dilengkapi dengan pelayanan pemasangan stent atau ring bagi penderita sakit jantung, sehingga warga Malang dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit di luar daerah.
Rektor UMM, Prof Dr Muhadjir Effendi, sebagai penanggungjawab pengelolaan RS UMM, Selasa mengatakan mulai Juni 2015, layanan pemasangan stent sudah bisa dilakukan, sebab fasilitas “cathererization laboratory” juga telah disiapkan, bahkan sejumlah tenaga perawat dan teknisi yang bakal menangani bidang ini sedang mengikuti pendidikan khusus.
“Kami tidak berharap warga Malang dan sekitarnya atau dari daerah manapun mengalami gangguan sakit jantung. Namun, kalaupun ada yang mengalaminya dan harus pasang ring, tidak perlu ke rumah sakit yang jauh dari Malang, apalagi sampai ke luar negeri, cukup di RS UMM saja,” tegas Muhadjir.
Apalagi, lanjutnya, RS UMM saat ini juga sudah berpartner dan menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien pemegang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang harus menjalani tindakan medis lebih lanjut.
Dalam program pengembangan awal, katanya, RS UMM dirancang dengan kapasitas 183 bed dengan sejumlah jenis layanan, seperti pelayanan medik, termasuk spesialis bedah dan obstetri dan gynecology. Penunjang medik yang dimiliki di anatranya radiologi, laboratorium klinik, gizi, MRI, hemodialisa.
Secara bertahap, lanjut Muhadjir, fasilitas penunjang untuk layanan medik akan terus dilengkapi, termasuk alat untuk cuci darah pasien gagal ginjal. “Memang banyak pasien maupun keluarga pasien dan masyarakat yang komplain soal peralatan cuci darah ini, sebab pasien gagal ginjal yang harus cuci darah terpaksa dirujuk ke RSSA Malang atau di RS Lavalatte yang kapasitas terbatas dan harus menunggu antre panjang,” katanya.
Ia mengatakan sebenarnya sudah ada pihak ketiga dari Tiongkok yang menawarkan kerja sama pengadaan layanan untuk cuci darah bagi pasien gagal ginjal, namun yang menjadi pemikiran manajemen adalah area (lahan) yang terbatas. Sebab, untuk melakukan cuci darah dibutuhkan tempat yang aman dan nyaman serta tenang.
“Ke depan, kami memang memimpikan adanya fasilitas layanan medik yang sangat lengkap karena RS UMM ini pada 2018 ditargetkan menjadi RS Pendidikan Utama yang lengkap dengan fasilitas sarana dan prasarana penunjang modern,” ujarnya.
RS UMM yang dibangun di atas lahan seluas 9 hektare setinggi enam lantai dengan biaya sekitar Rp330,71 miliar itu melakukan “soft opening” pada 17 Agustus 2013 dan melayani masyarakat umum. Pada akhir tahun ini, ditargetkan sudah dilakukan “grand opening”.
“Harapan kami tahun ini sudah bisa dilakukan ‘grand opening’ karena saat ini bangunan fisik maupun peralatan, sarana dan prasarana, serta SDM-nya sudah hampir memenuhi 100 persen. Sekarang memang tinggal beberapa peralatan penunjang medis untuk penyakit tertentu saja yang belum ada, mudah-mudahan tidak lama lagi sudah bisa direalisasikan,” katanya.(*)
Sumber: antarajatim.com
Jabar Upayakan Tambah Rumah Sakit Rujukan
manajemenrumahsakit.net :: Pemerintah provinsi Jawa Barat akan menambah rumah sakit rujukan. Asisten Daerah (Asda) III Pemerintah Provinsi Jabar Ahmad Hadadi mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengupayakan agar ada tujuh rumah sakit rujukan.
“Sejauh ini rumah sakit rujukan hanya satu, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) saja,” ujar Ahmad kepada INILAH saat ditemui di Kota Bandung, Selasa (10/3).
Kata Ahmad, RSHS yang menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan kerap kewalahan menangani banyaknya pasien dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Maka dari itu, pemprov menggenjot penambahan rumah sakit rujukan.
“Yang ada dalam benak kami di provinsi inginnya menambah rumah sakit rujukan hingga tujuh. Karena sekarang kami menggunakan hanya Hasan Sadikin. Kalau semua ke sana, kan terbatas juga. Makanya harus ada rumah sakit seperti Hasan Sadikin,” terangnya.
Ahmad menjelaskan, pihaknya saat ini tengah melakukan penyempurnaan beberapa rumah sakit di Jawa Barat. Yang sudah di Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, serta Karawang.
“Berbagai rumah sakit itu kita fasilitasi untuk menjadi rumah sakit rujukan. Baik itu dokternya ataupun alat-alat kesehatannya. Yang jelas, kami berupaya memfasilitasi pasien agar tak terlantar,” terang Ahmad.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr Alma Lucyati mengatakan, demi mempersiapkan generasi mendatang yang sehat, dan berkualitas, pihaknya meningkatkan pelayanan.
“Dinas kesehatan telah melakukan berbagai upaya peningkatan kesehatan dan pelayanan masyarakat. Demi generasi yang berkualitas, masuk dalam bagian dari delapan isu strategi provinsi Jabar,” terang Alma. [ito]
Sumber: inilahkoran.com
Ombudsman Investigasi RS
manajemenrumahsakit.net :: BANDARLAMPUNG – Pemutusan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rumah Sakit (RS) Imanuel Bandarlampung berbuntut. Ombudsman perwakilan Lampung saat ini tengah menginvestigasi RS tersebut. Menurut Ombudsman, keluhan terkait pelayanan di RS Imanuel juga telah didengar. Langkah awal investigasi, Ombudsman telah memanggil pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bandarlampung pada Kamis (5/3) lalu.
MRI RADIOLOGI TERBARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
manajemenrumahsakit.net :: Setelah meresmikan pembangunan Gedung Radioterapi kemudian rombongan menuju ruang Instalasi Radiologi yang terletak di Gedung Layanan Terpadu 1 yang menempati lantai satu
Rombongan di sambut oleh Tim Radiologi RS PKU Gombong yang di ketuai oleh dr. Widijati Hendrajani, Sp.Rad. Dengan cara menggunting pita di pintu masuk ruang Radiologi Bapak Dr. H. Haedar Nashir, M.Si memotong pita tersebut dan dilanjutkan menuju ruang MRI (Magnetic Resonance Imaging ) 0,3 tesla alat radiologi terbaru yang di punyai RS PKU Gombong dan menandakan siap beroprasinya layanan MRI tersebut bagi masyarakat Kebumen, Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo dan Purbalingga
Tamu undangan yang hadir pada acara Sabtu 7 Maret 2105, Launching alat radiologi terbaru MRI 0,3 tesla, diantaranya adalah Ketua PDM Kebumen Abduh Hisyam, Dewan Pengawas dr. Haryo, Pendiri Ibu Saad Noor, Ibu Djarot, Bpk Siswosudibyo, PCM Gombong Ir Yahya Fuad SE, Tarzan Almaftuh BA, MPKU PCM Gombong dan Dewan Pengawas Subur Yuswanto, Ketua IDI Kebumen dr Pujo Trimakno, segenap jajaran Direksi dan Pejabat struktural serta Fungsional RS PKU Muhammadiyah Gombong
Pada kesempatan tersebut Haedar Nashir menyampaikan, inilah tanda-tanda dari peradaban karena dari sini kita Muhammadiyah bisa beramal jariyah, semoga alat yang mahal dan canggih ini sangat bermanfaatt bagi mesyarakat Kebumen dan sekitarnya. Haedar Nashir juga menyempatkan untuk melihat dari dekat dan masuk keruang MRI tersebut.
Ini merupakan salah satu episode metamorfosis RS PKU Muhammadiyah Gombong yaitu di launchingkannya Radiodiagnostik terkini yang merupakan buah dari permenkes 56, Alhamdulillah kita bisa memenuhi persyaratan tersebut. Selain MRI 0,3 tesla RS PKU Gombong keberadaan alat radiologi yang lain yang adalah Mammografi, Panoramic Gigi, Dental Periapikal, Flouroskopi juga sudah ada di PKU Gombong, demikian ucap dr. Ibnu Naser Arohimi,S.Ag dalam sambutannya di ruang MRI.
MRI adalah gambaran pencitraan bagian badan yang di ambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan CT-Scan MRI tidak menggunakan radiasi sinar X dan cocok untuk mendeteksi jaringan lunak misalkan kista ataupun tumor yang masih kecil, tetapi pencitraan menggunakan lebih mahal daripada Ct-Scan. MRI juga di gunakan untuk menghasilkan gambar Organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa di gunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hydrokarbon.
Sumber: rspkugombong.com
Edisi Minggu ini: 10 – 16 Maret 2015
Dear Pengunjung Website,
10 Mar2015
Arsip Laporan Reportase 2015Editor: Lilik Haryanto ([email protected])
–
Contact Person: Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Tri Yuni Rahmanto, SE, S.Kep, Ners. Email : [email protected] Phone : +62 812 276 433 2 |