Praya (Suara NTB) – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Lombok Tengah (Loteng) mengungkapkan membutuhkan anggaran mencapai Rp400 miliar untuk menuntaskan rencana pengembangan RSUD Praya sesuai dengan masterplan yang ada. Masing-masing Rp200 miliar untuk pembangunan sarana prasarana gedung pelayanan serta penyediaan alat kesehatan (alkes) dan sebagainya.
Direktur RSUD Praya, dr. Mamang Bagiansah, Minggu, 1 September 2024 mengungkapkan, pihaknya pernah membuat proposal untuk menyelesaikan pembangunan RSUD Praya sesuai masterplan. ‘’Anggaran kebutuhannya hampir Rp400 miliar. Rincianya, Rp200 miliar untuk sarana gedung. Sisanya Rp200 miliar lagi untuk alkes dan sebagainya,” ungkapnya.
Hanya saja, dukungan anggaran dari pemerintah daerah dan pusat sejauh ini masih jauh dari ekspektasi. Di mana tahun lalu RSUD Praya hanya mendapat dukungan anggaran sebesar Rp18 miliar dari pemerintah pusat. Sementara tahun ini dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ada dukungan sebesar Rp30 miliar.
Dengan segala keterbatasan yang ada, pihaknya tetap berupaya memberikan pelayanan yang optimal. Namun memang terkadang tidak bisa dipungkiri, keterbatasan sarana penunjang kerap jadi kendala dalam upaya menghadirkan pelayanan yang optimal tersebut. “Kita tetap berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Meski dihadapkan dengan berbagai keterbatasan,” terang dr. Mamang.
Dikatakannya, RSUD Praya saat ini masih sangat membutuhkan ketersediaan gedung pelayanan. Mengingat, kondisi gedung yang sekarang ini masih belum mencukupi untuk bisa memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Dengan kian meningkatkan jumlah masyarakat yang butuh pelayanan kesehatan di daerah ini.
Ia mencontohkan, untuk layanan poliklinik. Di hari-hari tertentu, terutama pada hari Senin hingga Rabu selalu ramai. Sehingga membuat ruang tunggu poliklinik pada hari-hari tersebut tidak mampu menampung kunjungan. Selain kondisi luas ruangan serta kursi ruang tunggu yang belum cukup memadai, juga karena kebiasaan masyarakat kalau mengantar pasien lebih dari satu orang.
“Kita tidak tahu kenapa pada hari-hari tersebut angka kunjungan selalu membludak. Padahal RSUD Praya membuka layanan sampai hari Sabtu. Sehingga salah satu solusinya, tahun ini tengah dibangun gedung poliklinik baru dari anggaran DAK fisik 2024,” sebutnya.
Kedepan, khusus untuk pelayanan poliklinik pihaknya akan berupaya mengontrol angka kunjungan. Dengan mengatur hari kunjungan bagi pasien. Terutama pasien yang dirujuk pertama kali dari faskes primer, seperti puskesmas maupun praktik dokter. Dengan berkoordinasi via HFIS.
Tidak hanya itu, RSUD Praya berencana membuka jam pelayanan sore untuk poliklinik. Jika nanti jumlah DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) sudah memadai untuk membuka dua shift pelayanan, pagi dan sore.
“Selain itu kami berusaha menerapkan pendaftaran poliklinik online. Supaya kami bisa mengatur juga flow kunjungan pasien,” imbuhnya. Jadi RSUD Praya tidak pernah tinggal diam untuk bisa menjawab persoalan pelayanan kesehatan. Setiap saat pihaknya terus berusaha berbenah untuk bisa lebih baik. (kir)
Sumber: suarantb.com