Sistem Kesehatan Akademik (Academic Health System/AHS) telah dikembangkan di berbagai negara untuk memperkuat hubungan antara pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan dengan sistem layanan kesehatan yang sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Indonesia telah memilih untuk membangun AHS di beberapa provinsi, masing-masing dengan otonomi untuk mengembangkan sistem sesuai dengan kebutuhan daerah.
Fakultas klaster kesehatan di Universitas Padjadjaran, dengan dua rumah sakit pendidikan utamanya, pemerintah provinsi Jawa Barat berupaya mengembangkan AHS untuk mengatasi masalah layanan kesehatan dan pendidikan kedokteran di provinsi yang memiliki tantangan geografis dan demografis yang sangat besar. Strategi yang digunakan berfokus pada dua hal: pendidikan kedokteran terdistribusi (DME) dan pengembangan sistem rujukan yang lebih efektif.
Tujuannya adalah membagi provinsi ini menjadi tujuh wilayah, meningkatkan satu rumah sakit lokal di masing-masing wilayah menjadi rumah sakit rujukan regional, memperluas kesempatan belajar bagi mahasiswa kedokteran, dan mendukung penelitian untuk memperkuat layanan kesehatan primer. Kegiatan dilakukan melalui distribusi mahasiswa kedokteran dan residen ke rumah sakit lokal dan fasilitas layanan kesehatan primer serta pendidikan profesional medis lokal sebagai supervisor.
Hibah diberikan untuk penelitian yang berfokus pada kualitas layanan kesehatan primer, pembangunan portal data untuk sistem rujukan manajemen pasien, telemedicine, dan tele-edukasi. Tantangan yang dihadapi terutama terkait dengan pola pikir yang berbeda antara institusi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dan perbedaan situasi yang luas antar wilayah. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk membangun sistem AHS yang lebih sederhana dengan penambahan sub-jaringan, disamping tetap menjaga komunikasi yang erat dan pengembangan kebijakan.