KRAKSAAN – Pelaksana Harian (Plh) Bupati Probolinggo Heri Sulistyanto, S.Sos., M.Si meresmikan layanan Tuberkulosis Resisten Obat (TBC-RO) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo, Kamis (6/6/2024).
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama layanan TBC-RO antara Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur dengan RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Jawa Timur drg Sulvy Dwi Anggraeni dengan Plt Direktur RSUD Waluyo Jati dr Hariawan Dwi Tamtomo.
Dilanjutkan penandatanganan piagam peresmian Klinik TBC-RO di RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo oleh Plh Bupati Heri didampingi oleh Plt Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo. Serta pengguntingan pita dan pemotongan tumpeng didampingi oleh Wakapolres Probolinggo Kompol Supiyan dan Forkopimka Kraksaan.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, direktur rumah sakit dan kepala puskesmas se-Kabupaten Probolinggo.
Peresmian layanan TBC-RO di RSUD Waluyo Jati ini diawali dengan senam cuci tangan oleh perawat RSUD Waluyo Jati serta demonstrasi tata cara pemakaian masker yang benar oleh petugas medis RSUD Waluyo Jati.
Plt Direktur RSUD Waluyo Jati dr. Hariawan Dwi Tamtomo menyampaikan begitu mendapatkan asistensi dan fasilitasi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Dinkes Kabupaten Probolinggo terkait dengan layanan TBC-RO, pihaknya bertekad akan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat.
“Sesuai dengan pesan dari Bapak Pj Bupati Probolinggo, jangan pernah lelah melayani masyarakat. Kami bertekad untuk bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di RSUD Waluyo Jati,” ujarnya.
Dengan adanya asisten dan fasilitasi terkait layanan TBC-RO tersebut jelas Hariawan, pihaknya menindaklanjuti dengan proses menyiapkan sumber daya manusia dengan luar biasa dinamikanya. Sebab ada keterbatasan dari tenaga kesehatan yang ada di RSUD Waluyo Jati.
“Alhamdulillah, saat ini baru ada satu dokter spesialis paru di RSUD Waluyo Jati. Nantinya paling lambat awal tahun 2025, aka nada tambahan dokter spesialis paru untuk memperkuat tenaga medis layanan paru di RSUD Waluyo Jati. Mudah-mudahan pelayanan Poli TBC-RO ini bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Kita tuntaskan kasus TBC di Kabupaten Probolinggo,” harapnya.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Jawa Timur drg Sulvy Dwi Anggraeni mengungkapkan kasus TBC ini masih menjadi PR bersama. TBC ini masih menjadi masalah kesehatan.
“Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar nomor 3 kasus TBC di Indonesia. Dari distribusi kasus di Jawa Timur, hampir semua kabupaten/kota menjadi penyumbang kasus TBC. Kalau bicara kasus TBC-Resisten Obat, dulu itu 33 persen itu berasal dari pasien baru. Tetapi sekarang ada 17,7 persen itu datanya dari pasien yang kambuh,” ujarnya.
Sulvy menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan komitmen dari Dinkes Kabupaten Probolinggo dengan menyiapkan satu layanan TBC-RO di RSUD Waluyo Jati. Layanan TBC-RO ini harus didukung oleh semua pihak, karena penanganan TBC tidak bisa ditanggulangi sendiri. Menemukan kasus yang banyak bukan berarti kinerja yang buruk, tetapi menemukan banyak kasus TBC adalah sebuah prestasi kinerja yang baik.
“Kalau melihat studi kasusnya, masyarakat Kabupaten Probolinggo yang menjadi pasien TBC-RO ini selama ini dirujuk ke rumah sakit di Jember atau Malang. Dengan adanya pelayanan ini akan semakin mendekatkan akses dan layanan TBC-RO yang bermutu dan berpihak kepada pasien,” tegasnya.
Sedangkan Plh Bupati Probolinggo Heri Sulistyanto keberadaan layanan TBC-RO di RSUD Waluyo Jati ini merupakan salah satu komitmen dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Selama ini kita harus melakukan rujukan ke Jember atau Malang. Tetapi hari ini kita sudah mempunyai layanan TBC-RO dalam rangka penanganan TBC-RO. Mudah-mudahan ini bisa dimaksimalkan dan dioptimalkan. Ini merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan dalam mengurangi beban masyarakat untuk biaya menuju rumah sakit rujukan dan pembelian obat-obatan,” katanya.
Lebih lanjut Plh Bupati Heri meminta agar menyampaikan kepada masyarakat bahwa penyakit TBC ini masih bisa disembuhkan sepanjang ada kesabaran dan ketelatenan dalam menjalani pengobatan.
“Insya Allah pada awal tahun 2025 mendatang, kami akan menambahkan satu orang dokter spesialis paru lagi supaya tidak sendirian dalam menangani pasien TBC-Resisten Obat di RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. (wan)
Sumber: probolinggokab.go.id