Mataram (Inside Lombok) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram menyiapkan poli khusus untuk memaksimalkan penanganan stunting. Direktur RSUD Kota Mataram, Eka Nurhayati mengatakan poli khusus stunting ini tergolong baru dan hanya ada di rumah sakit milik pemerintah tersebut.
RSUD Kota Mataram pun sudah menerima pasien rujukan ke poli khusus stunting itu. Dokter spesialis yang disiapkan di poli tersebut tergantung dari kebutuhan penanganan. Misalnya, dokter anak, ahli gizi dan dokter lainnya yang dibutuhkan untuk penanganan kasus tersebut.
“Kalau butuh ahli gizi maka itu yang datang ke sana. Apapun komplikasi dari stunting ini dokter yang datang ke poli itu. Pasiennya di sana saja, nanti dokternya yang ke sana,” ungkapnya.
Penanganan stunting tidak saja di rumah sakit melainkan dari beberapa OPD lainnya terutama Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram. Antara lain untuk penyiapan anggaran khusus penanganan stunting, seperti pembelian susu untuk membantu masyarakat.
“Dananya ada di Dikes (untuk pembelian susu). Kebutuhan gizi Dikes yang menyiapkan, tapi konsultasi ke kita, karena dokter spesialis ada di rumah sakit,” jelas Eka. Selain bersama OPD, kolaborasi penanganan stunting juga melalui kader-kader posyandu.
Nantinya, kasus stunting banyak terdeteksi saat masyarakat datang ke posyandu. “Kita punya kebijakan ada dari Pak Walikota dan kita berkolaborasi,” katanya. Penurunan angka stunting di Kota Mataram akan upayakan agar lebih rendah dari pemerintah pusat. Karena khusus di 2024 mendatang angka stunting harus bisa mencapai 14 persen. Saat ini angka kasus tersebut di Kota Mataram masih di atas 14 persen.
Penyuluhan tentang stunting juga mulai memanfaatkan perkembangan teknologi informasi saat ini. Di mana masyarakat hanya perlu scan barcode dan nanti akan muncul penjelasan dan penanganan tentang stunting. “Jadi itu kita sebarkan ke masyarakat. Nanti tinggal di scan dan keluar tentang stunting baik cara penanganan hingga gejala-gejala yang muncul,” ungkap Eka. (azm)
Sumber: insidelombok.id