TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Rumah Sakit Umum Daerah Bandung Kiwari secara resmi membuka layanan Katresna pada Kamis lalu.
Peresmian ini dilakukan Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Bandung Kiwari, dr Nuning Nurvita Rahayu, bersama Wakil Direktur Umum dan Keuangan sekaligus Plh Direktur RSUD Bandung Kiwari, Rosyidi Santono, serta seluruh pejabat struktural dan pejabat fungsional RSUD Bandung Kiwari.
Layanan Katresna berada di lantai 7 RSUD Bandung Kiwari.
Layanan Katresna ini, kata Nuning, merupakan layanan yang diberikan kepada korban atau penyintas anak dan perempuan korban segala bentuk tindak kekerasan berakibat atau mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental, atau penderitaan termasuk ancaman dari tindakan itu, semisal pemaksaan atau perampasan di lingkungan masyarakat maupun di dalam kehidupan pribadi.
“Fokus pelayanan katresna ada empat prinsip, yakni menjamin keselamatan fisik korban atau penyintas, menjamin kerahasiaan korban atau penyintas, menghormati keinginan, kebutuhan, hak dan korban/penyintas, serta mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak, menjamin tidak ada diskriminasi korban atau penyintas,” kata Nuning, Selasa (18/7/2023).
Adapun jam operasionalnya, dr Nuning mengatakan layanan Katresna ini bisa diakses 24 jam sehingga bisa memberikan pelayanan terhadap korban atau penyintas kekerasan yang terjadi pada anak dan perempuan setiap saatnya.
“Pelayanan katresnas nanti akan ditangani dokter spesialis psikiater atau dokter spesialis anak atau dokter spesialis obgyn, serta dokter spesialis lainnya, dokter umum terlatih, bidan atau perawat, psikolog, tenaga kesehatan lain, tenaga administratif dan rekam medik,” ujarnya.
Layanan Katresna ini menjadi semangat baru RSUD Bandung Kiwari dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat sehingga hadir semangat untuk menjadi kawasan rumah sakit ramah anak ikut menjadi faktor pendorong terbentuknya layanan katresnas.
Plh Kepala DP3A Kota Bandung, Tatang Muchtar, menyampaikan layanan Katresna ini bersinergi dengan visi dan misi Kota Bandung sebagai kota ramah anak di Jabar sehingga berharap layanan katresnas bisa berjalan baik.
“Perlu adanya sosialisasi lebih di mulai tingkat sekolah pada khususnya dengan tujuan menurunnya kasus-kasus kekerasan pada anak kemudian pada tingkat UPTD yang kaitannya dengan masyarakat,” kata Tatang. (*)
Sumber: tribunnews.com