KORAN PR – Meskipun telah diresmikan, operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bedas Kertasari masih terkendala oleh sumber daya manusia (SDM). Kebutuhan pegawai di RSUD itu pun mengandalkan pegawai puskesmas dan tenaga outsourcing.
Peresmian RSUD Bedas Kertasari di Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, dilakukan oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna pada Selasa, 28 Maret 2023. Rumah sakit tersebut ditujukan bagi masyarakat di Kecamatan Kertasari dan Pacet.
”Rumah sakit ini didirikan atas dasar kehendak masyarakat Kertasari dan Pacet, yang awalnya terlalu jauh ke rumah sakit Baleendah dan Majalaya,” kata Dadang, Rabu, 29 Maret 2023.
Menurut dia, pendirian RSUD di wilayah Kertasari sudah diwacanakan sejak 2017, ketika dirinya masih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, dia bersyukur bahwa pembangunan RSUD Bedas Kertasari akhirnya bisa rampung.
”Banyak aspirasi yang menyampaikan bahwa perlu dibangun rumah sakit di Kertasari. Jadi, ceritanya berawal dari tahun 2017. Ditambah lagi saya punya janji politik untuk mendirikan rumah sakit di Kertasari dan Pacet,” ujarnya.
Meskipun begitu, dia mengakui bahwa persoalan SDM masih menjadi kendala dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan di RSUD Bedas Kertasari. Di sisi lain, pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Bandung jumlahnya terbatas dan terus berkurang.
Dadang menilai perlu segera ada rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemkab Bandung. Oleh karena itu, dia bakal menemui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Abdullah Azwar Anas di Jakarta pada awal April mendatang.
Untuk pengadaan pegawai di RSUD Bedas Kertasari ini, katanya, ada dua strategi. ”Karena tidak bisa rekrutmen pegawai harian, karena belum dicabut surat keputusan kementerian yang habis pada bulan November mendatang. Pertama, memanfaatkan, mengalihkan, dari yang PNS yang sudah ada di puskesmas, kemudian dialihkan ke RSUD Bedas Kertasari. Sebagian lagi ada tenaga outsourching dan tenaga ahli,” imbuhnya.
Menurut Dadang, strategi tersebut dapat membuat pelayanan kesehatan di RSUD Bedas Kertasari tetap bisa terlaksana. ”Yang penting rumah sakit jalan dulu. Kebutuhan alkes, berharap bisa segera tercukupi untuk pelayanan kesehatan masyarakat,” katanya.
Rujukan
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, RSUD Bedas Kertasari adalah fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang memiliki kapasitas 50 tempat tidur. RSUD Bedas Kertasari memiliki 12 unit pelayanan kesehatan.
”RSUD Bedas Kertasari ini dibangun pada lahan kurang lebih seluas 20.000 meter persegi. Sementara luas bangunannya 3.571 meter persegi. Pembangunan rumah sakit ini menghabiskan biaya Rp 26,8 miliar,” ujarnya.
Saat ini, katanya, dokter spesialis yang rencananya akan didayagunakan di RSUD tersebut terdiri atas dokter spesialis penyakit dalam, spesialis obgyn, spesialis anak, spesialis bedah, spesialis radiologi, spesialis anastesiologi, dan spesialis patologi klinik. ”RSUD Bedas Kertasari merupakan UPTD bersifat khusus, sehingga pembiayaan belanja pegawai, belanja operasional, dan belanja alat kesehatan masih menggunakan dana alokasi umum Dinkes Kabupaten Bandung,” ucapnya.
Marlan menyebutkan, 12 unit pelayanan kesehatan itu meliputi pelayanan UGD, pelayanan ponek, pelayanan obstetrik neonatus emergency komprehensif, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan bayi dan anak, spesilistik internis, spesialistik bedah, ruang operasi, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan intensive care, serta pelayanan kesehatan rujukan lainnya.***
Sumber: pikiran-rakyat.com