Laporan operasional/laba rugi rumah sakit merupakan laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit pada periode tertentu. Dari laporan operasional ini, kita dapat mengevaluasi kinerja rumah sakit dalam aspek finansialnya. Laporan operasional terdiri dari unsur pendapatan, biaya operasional, laba bersih dan margin laba.
Pada pendapatan rumah sakit, kita dapat melihat kinerja rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien dalam bentuk nominal rupiah. Semakin meningkat pendapatan maka kinerja rumah sakit semakin baik. Unsur selanjutnya adalah biaya operasional, dalam memberikan pelayanan tentunya rumah sakit juga mengeluarkan biaya, semakin besar pendapatan tentu biaya juga semakin besar. Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba atau rugi/ surplus atau defisit. Apabila pendapatan lebih besar dari biaya maka laba atau surplus, sementara sebaliknya jika pendapatan lebih kecil daripada biaya maka rugi atau defisit. Apabila laba/surplus kecil atau bahkan terjadi rugi/defisit maka rumah sakit harus melakukan evaluasi atas penyebab terjadinya hal tersebut.
Salah satu alat untuk melakukan evaluasi adalah melakukan analisis terhadap margin laba. Margin laba adalah rasio antara laba bersih/surplus terhadap pendapatan. Margin laba yang semakin tinggi maka menunjukkan bahwa rumah sakit berkinerja semakin baik.
Dari laporan operasional diatas kita dapat melihat kinerja rumah sakit dengan berbasis akrual, tapi perlu diingat bahwa kita harus melihat laporan keuangan secara menyeluruh yakni selain laporan operasional/laba rugi diatas kita perlu juga melihat laporan posisi keuangan/neraca dan laporan arus kas-nya. Laporan posisi keuangan merupakan potret bagi rumah sakit pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal pelaporan baik laporan semesteran maupun laporan tahunan. Laporan posisi keuangan/neraca menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas dari rumah sakit. Stakeholders rumah sakit dapat menilai kondisi rumah sakit secara garis besar dari membaca laporan posisi keuangan/neraca ini.
Sementara itu, laporan arus kas rumah sakit menilai rumah sakit dari arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan rumah sakit. Arus kas bersih aktivitas operasional akan mencerminkan berapa kas masuk dan kas keluar selama periode laporan. Apabila arus kas bersih aktivitas operasional bernilai positif dapat diartikan bahwa rumah sakit dapat memperoleh kas operasional lebih banyak daripada kas keluar operasional, sementara jika arus kas bernilai negatif maka harus ditutup dengan aktivitas investasi maupun pendanaan.
Pemahaman dalam membaca laporan keuangan secara menyeluruh harus dimiliki oleh manajemen rumah sakit agar dapat mengambil keputusan berdasarkan data dari laporan keuangan. Hal ini masih belum banyak dilakukan terutama oleh manajemen rumah sakit daerah, mengingat penyusunan laporan keuangan biasanya baru dilakukan sebagai pertanggungjawaban kepada stakeholders saja.
Menurut saya,
Masih banyak pemilik RS yang maaih kurang memahami cara membaca laporan keuangan, kadang perlu mempergunakan pertolongan pihak ketiga untuk membacakan dan memahamkannya.
Hal ini sangat berpengaruh saat mau mengambil keputusan terhadap perkembangan RS yang akan datangnya.
Setiap perusahaan yang menjadi pemilik dari RS memiliki tatacara perlakuan yang berbeda-beda terhadap RSnya dalam melakukan tatakelola, ada yang otoriter ada yang memberikan keleluasaan ada yang benyak melakukan intervensi dll., kadang kala kondisi perpolitikan / arah dari perusahaan yang menjadi holding suatu RS mempengaruhi situasi keuangan RS juga, apakah ada artikel yang membahas terkait hal ini ?
terimakasih