Rumah sakit perlu memahami hubungan antara tarif pelayanan, biaya dan volume pelayanan. Pemahaman yang komprehensif terhadap ketiga hal tersebut akan memberikan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan teknologi. Pemahaman yang kurang akan menyebabkan rumah sakit berada pada posisi ketidakpastian yang tinggi dalam menghadapi tantangan ke depannya.
Dalam kegiatan operasionalnya, rumah sakit mengkonsumsi berbagai sumber daya, dimana penggunaan sumber daya tersebut tentu saja akan mengkonsumsi biaya. Biaya-biaya tersebut memiliki perilaku yang harus dipahami oleh manajemen rumah sakit. Perilaku biaya rumah sakit antara lain:
- Biaya Tetap
Biaya yang sifatnya tetap, tidak dipengaruhi oleh volume pelayanan yang diberikan kepada pasien. Contoh dari biaya ini antara lain biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan gedung dan lain-lain.
- Biaya Variabel
Biaya yang sifatnya berubah sesuai dengan volume pelayanan yang diberikan. Biaya ini meliputi biaya obat dan bhp medis, biaya jasa pelayanan, biaya overhead variabel dan biaya lainnya.
- Biaya Semivariabel
Biaya ini merupakan biaya yang relatif tetap, akan tetapi pada volume tertentu akan mengalami kenaikan. Contoh dari biaya ini antara lain biaya gaji pokok, biaya listrik, air dan telepon.
Pemahaman terhadap perilaku biaya diatas akan dapat memberikan gambaran kepada rumah sakit untuk melakukan analisis terhadap target pelayanan yang akan ditentukan, agar biaya yang dikonsumsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat minimal dapat tertutupi dari pendapatan yang diterima oleh rumah sakit. Untuk itu, perlu rumah sakit untuk melakukan analisis cost, volume & profit. Dalam analisis ini kita dapat menentukan dulu titik break even point/titik impas antara pendapatan dan biaya. Pada kondisi BEP maka persamaan yang terjadi adalah:
Total pendapatan = total biaya tetap + total biaya variabel
Dari persamaan di atas jika diturunkan dengan memasukkan unsur volume pelayanan (B) menjadi sebagai berikut:
B x tarif per unit = biaya tetap + (B x biaya variabel per unit)
B x (tarif per unit – biaya variabel per unit) = biaya tetap
B = biaya tetap : (tarif per unit-biaya variabel per unit)
Contoh kasus:
Pemeriksaan USG
Biaya variabel BHP per unit = 20.000
Biaya variabel jasa pelayanan = 30.000
Biaya tetap alat per tahun = 50.000.000
Alokasi biaya gaji tetap per tahun = 12.000.000
Tarif USG = 100.000
Maka BEP dapat tercapai pada volume pelayanan USG (B) sebanyak:
B = biaya tetap : (tarif per unit-biaya variabel per unit)
B = 62.000.000 : (100.000-50.000)
B = 62.000.000 : 50.000 = 1.240 pemeriksaan
Dari persamaan di atas dapat kita ketahui cara untuk menentukan volume pelayanan yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas. Dengan mengetahui hal tersebut, rumah sakit dapat merencanakan bagaimana cara agar jumlah pelayanan tersebut dapat dipenuhi. Akan tetapi, dalam melakukan analisis cost, volume & profit ini dibutuhkan analisis biaya yang kompleks, karena rumah sakit memiliki banyak pelayanan di dalamnya. Untuk itu, rumah sakit perlu mendalami terlebih dahulu analisis biaya unit cost sehingga data-data yang dibutuhkan dalam melakukan analisis cost, volume & profit dapat terpenuhi.