Tujuan utama manajemen perawatan kesehatan adalah membangun sistem kesehatan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas, keamanan, akses, kinerja, dan mengurangi ketidakadilan. Dalam sistem kesehatan, logistik diatur oleh rantai pasokan eksternal dan internal. Rantai pasokan internal, penyedia layanan kesehatan dan pasien membutuhkan layanan dengan waktu tunggu singkat. Sedangkan, rantai pasokan eksternal meliputi produksi dan distribusi produk layanan kesehatan. Manajemen rantai pasokan mencakup fisik maupun informasi sumber daya untuk mengirimkan barang atau layanan kepada konsumen akhir. Oleh karena itu, rumah sakit membutuhkan keterampilan khusus, sistem TI digital, dan tim untuk memastikan pengiriman tepat waktu mengenai obat – obatan, peralatan medis, katering, binatu, produk perawatan, limbah, teknologi informasi, manajemen armada kendaraan, dan persediaan umum.
Suplai harus langsung sebanding dengan permintaan untuk kelancaran operasional. COVID-19 telah membuat fasilitas kesehatan kekurangan persedian seperti masker, perlengkapan APD lainnya, ventilator, kapasitas perawatan intensif, obat – obatan terkait, dan yang terpenting, staf. Meningkatkan manajemen rantai pasokan sangat penting untuk memastikan bahwa penyedia layanan kesehatan sudah memiliki sumber daya cukup untuk melakukan tugas. Logistik rumah sakit menyangkut pengadaan, penyimpanan di gudang, transportasi antar ruang rawat, dan manajemen limbah.
Sistem teknologi akan sangat membantu dalam mengelola logistik internal rumah sakit, seperti :
- Automated Guided Vehicles (AGV) : merupakan troli yang dikendalikan oleh komputer dan memiliki kapasitas terbatas membawa muatan. Didesain untuk mengelilingi setiap lantai tanpa operator dan beroperasi berdasar arahan dari perangkat lunak dan sistem sensor. Misal, The New Royal Adelaide Hospital di Australia telah memasang 25 Robotic Automation’s Guided Vehicles untuk mengantar obat, laundri, alat yang sudah disterilisasi, makanan, minuman, dan mengelola manajemen limbah. Material dari bangsal pasien, farmasi, dapur, dan area fungsional lain dikelola oleh AGV.
- Automated Mobile Robots (AMR) : mesin robot yang bekerja berdasar sensor dan dikendalikan oleh sistem pemetaan yang terenkripsi. Teknologi ini diterapkan pada area gudang yang terintegrasi dengan Warehouse Execution Software (WES), seperti membantu proses pengambilan barang, memfasilitasi pemilahan barang, dan meningkatkan visibilitas inventori. Misal, aplikasi pintar HelpMate and TUG memungkinkan robot untuk membawa material dan persediaan medis dalam rumah sakit dan laboratorium. Robot dapat dioperasikan dalam berbagai cara, termasuk membongkar muatan ke berbagai tujuan.
- Electrified Monorail System (EMS) : sistem monorail yang dikelola secara elektrik, yaitu sebuah sistem konveyor yang bergerak antar lintasan rendah. Dipandu oleh kamera untuk keamanan, sistem tersebut digunakan untuk layanan komersial dan kesehatan. Misal, unit laboratorium di NHS Hospital, South Mead, Bristol menerapkan sistem otomatisasi laboratorium dimana sampel dikirim melalui monorail. Hal tersebut akan mengurangi beban kerja manual dan dapat terintegrasi dengan analis serta mesin robot lainnya untuk menghasilkan laporan analisa laboratorium.
Untuk memiliki rantai pasokan optimal dan layak antar aktivitas di rumah sakit, gambaran lengkap lokasi, kuantitas, dan ketersediaan barang merupakan hal yang krusial. Saat ini pada era digitalisasi, penggunaan perangkat lunak terintegrasi dan teknologi robotik merupakan hal umum. Meskipun alat – alat didesain untuk aktivitas spesifik, keseluruhan aktivitas ditautkan ke interface yang dikelola oleh sebuah tim yang memiliki kemampuan mengambil keputusan (EL).
Disadur dari : Headway to Revamp Hospital Logistic, Asian Hospital & Healthcare Management, Issue 50.