Kasus Covid-19 benar-benar telah meledak di Jawa Tengah. Hingga Sejumlah rumah sakit di Kota Semarang, mengaku sudah kewalahan menampung pasien Covid-19. Hal itu menyusul jumlah pasien Covid-19 yang terus mengalami lonjakan setiap harinya.
Bahkan, saking banyaknya ada beberapa pasien yang harus menunggu giliran untuk bisa ditampung di ruang intensive care unit (ICU) atau isolasi untuk mendapat perawatan intensif. Seperti yang terjadi di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro atau yang populer disebut RS Ketileng.
Dirut RSUD Wongsonegoro, Susi Herawati, mengaku saat ini ketersediaan ruang isolasi untuk pasien Covid-19 telah mencapai 97%. Sementara untuk ruang ICU, sudah terisi penuh dan terjadi antrean 5 pasien Covid-19 dan 2 pasien suspect.
“Total tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 yang kita sediakan adalah 239 tempat tidur. Itu sudah terisi 97%, atau 231 tempat tidur yang sudah terisi. Kalau yang ICU kita punya 25 tempat tidur dan sudah terisi semua,” ujar Susi dilansir dari Semarangpos.com, Rabu (6/1/2020).
Susi pun berharap jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakitnya segera berkurang dan tidak ada penambahan. Hal itu dikarenakan pihaknya sudah cukup kewalahan dalam melakukan penanganan maupun menampung pasien.
“Kalau untuk nambah ruangan buat pasien Covid-19 sepertinya susah. Ini saja kita sudah pakai dua gedung. Apalagi, untuk nambah ruang isolasi itu enggak mudah, harus mempersiapkan peralatan maupun jaga jaraknya,” keluh Susi.
Susi mengatakan total kapasitas pasien yang bisa ditampung di RSUD Wongsonegoro mencapai 434 orang. Dari jumlah sebanyak itu, saat ini sudah ada 333 pasien, di mana 78% di antaranya merupakan pasien Covid-19 atau sekitar 261 orang.
Terpisah, Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, membenarkan jika sejumlah RS di Semarang kapasitasnya semakin sesak untuk menampung pasien Covid-19. Bahkan, bed occupancy rate (BOR) atau kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 di RS di Semarang telah mencapai 84%.
“Di Jateng itu kapasitas ruang isolasi sudah terisi 71%, sedangkan ICU sekitar 64%. Sebenarnya masih aman. Tapi, di masa pandemi ini kalau kapasitas RS sudah terisi 60%, berarti harus menambah kapasitas sekitar 20%,” tuturnya.
Yulianto menambahkan daerah yang tingkat keterisiannya rumah sakitnya di atas batas aman antara lain Kota Semarang dan Kota Solo. Tingkat ketersediaan rumah sakit di Kota Semarang mencapai 84%, sementara Solo di atas 70%.
“Memang yang penuh itu kebanyakan kota-kota besar, karena menampung pasien dari daerah lain juga. Seperti Semarang itu pasiennya juga dari Kendal, Demak, dan Ungaran. Begitu juga Solo yang pasiennya ada dari Sragen, Wonogiri, dan Karanganyar,” ungkap Yulianto.
Sumber: suara.com