Community of Practice for Health Equity
Sejak terjangkitnya negara Indonesia dengan COVID-19 pada 2 Maret 2020, jumlah kasus positif terus bertambah pesat. Data World of Meters per 18 Juli 2020 menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara dan menempati urutan ke-26 total kasus tertinggi di seluruh dunia dengan 84.882 kasus.1 Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, Indonesia telah menempati peringkat ke-36 negara dengan ekonomi paling terpengaruh COVID-19.2 Pandemi ini memperlebar kesenjangan multidimensional di Indonesia, termasuk kesenjangan akses akan layanan kesehatan.
Sebelum pandemi COVID-19, keterbatasan kapasitas pada layanan kesehatan telah menjadi isu di Indonesia. Disparitas antara area rural dan urban telah menjadi sorotan sejak awal dibentuknya JKN pada 2014.3 Selain itu, aspek keterbatasan kapasitas yang utama adalah kurangnya fasilitas dan tenaga medis secara keseluruhan.2,3 Menurut data Kemenkes pada Januari 2020, Indonesia hanya memiliki 1,2 unit tempat tidur rumah sakit per 1000 penduduk.2 Persebaran unit ini pun tidak merata antar provinsi, dengan rasio tertinggi pada DKI Jakarta (2,33) dan terendah pada Nusa Tenggara Barat (0,71).4 Demikian pula kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia hanyalah 0.38 tenaga kesehatan per 1000 penduduk.2
Tiga aspek keterbatasan kapasitas pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia antara lain, 1) keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas, 2) keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD), dan 3) keterlambatan klaim biaya operasional rumah sakit.2
Gugus Tugas COVID-19 telah memprediksi bahwa dibutuhkan tambahan 1500 dokter dan 2500 perawat untuk menangani pasien COVID-19.2 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia juga telah menghimbau mahasiswa kedokteran untuk menjadi relawan.2 Per 18 Juli 2020, telah terkumpul 31.105 relawan medis dan non medis yang tersebar di 26 provinsi.1 Meskipun demikian, jumlah dokter dan perawat yang terdampak COVID-19 terus meningkat. Menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter yang meninggal karena COVID-19 hingga 12 Juli 2020 telah mencapai 61 orang, sedangkan jumlah perawat yang meninggal dunia karena COVID-19 telah mencapai 39 orang.5 Meningkatnya jumlah pasien COVID-19 juga membebani daya tampung rumah sakit rujukan COVID-19, terutama karena pasien rawat inap harus mendapatkan dua kali swab tes negatif sebelum boleh dipulangkan.6 Pada 3 Mei 2020, rumah sakit rujukan di Surabaya Raya dilaporkan mengalami overload.6
Kekurangan APD telah banyak dilaporkan di beberapa sarana pelayanan kesehatan di berbagai daerah, seperti di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya, dimana tenaga kesehatannya dilaporkan telah mengenakan jas hujan plastik sebagai alternatif APD yang layak. Kekurangan suplai APD disebabkan oleh beberapa hal, termasuk kekurangan bahan baku, masalah produksi, konsolidasi industri, praktik pemasaran, serta manajemen pengadaan dan rantai pasokan.7 Keterbatasan APD meningkatkan risiko tenaga kesehatan dan pasien terpapar COVID-19.2,7 Maka dari itu, suplai APD sangat penting.
Pembiayaan pasien COVID-19 diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/238/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Perawatan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi Rumah Sakit yang Menyelenggarakan Pelayanan Coronavirus Disease 2019. Maka, pembayaran didasarkan pada paket Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). Kendala pada proses ini adalah periode klaim 14 hari dan periode verifikasi 7 hari yang dianggap terlalu lama dan dapat menyebabkan kendala biaya bagi beberapa rumah sakit.2
Salah satu faktor dari keterbatasan – keterbatasan diatas adalah kurangnya pengumpulan dan integrasi data. Mayoritas dari data kesehatan yang telah dikumpulkan hanyalah estimasi dari monitoring global. Pengumpulan data secara lokal dan terperinci masih belum lengkap dan harus diusahakan. Data yang akurat, kredibel, dan tepat waktu dapat digunakan bukan hanya untuk keperluan administratif dan peningkatan layanan kesehatan pasien secara individu, melainkan juga dapat digunakan untuk penelitian epidemiologi, evaluasi kebijakan kesehatan nasional, dan perencanaan alokasi keuangan untuk sektor kesehatan.3 Maka dari itu, pengembangan sistem pengumpulan data yang terkoordinasi sangat diperlukan.
Salah satu strategi untuk mitigasi pandemi COVID-19 adalah pengimplementasian Virtual health atau Telemedicine.2 Layanan kesehatan melalui daring ini dilakukan melalui sejumlah website dan aplikasi, seperti PeduliLindungi (dikembangkan oleh KOMINFO dan Halodoc) dan TEMENIN Teknologi Telemedis Terintegrasi (dikembangkan oleh Kemenkes RI). Virtual health dapat membantu stabilisasi dan meningkatkan kapasitas layanan kesehatan dengan cara antara lain, 1) menyeimbangkan kapasitas dan beban per daerah yang lebih terdampak dan lebih tidak terdampak COVID-19, 2) mengurangi risiko terpaparnya tenaga kesehatan terhadap COVID-19 dan mengurangi penggunaan APD, 3) tenaga kesehatan yang harus karantina atau tidak dapat bertugas di fasilitas layanan kesehatan tetap dapat bekerja melalui telemedicine, 4) menjalin kolaborasi online antar spesialis dan tenaga kesehatan ICU dalam menangani pasien, 5) meningkatkan kapasitas rumah sakit dan menciptakan kapasitas layanan kesehatan baru di rumah pasien.2
Meskipun COVID-19 sangat berdampak secara multisektoral dan memperlebar kesenjangan multidimensional di Indonesia, faktor – faktor yang menyebabkan disparitas ini telah teridentifikasi dan upaya penanggulangan kekurangan – kekurangan tersebut sedang diusahakan secara terarah. Harapannya, pandemi ini dapat menjadi kesempatan untuk membangun sistem kesehatan yang lebih kokoh dan inovatif bagi masyarakat Indonesia. (Giovanna Renee Tan)
Referensi
- COVID-19 GTPP. Infografis COVID-19 (18 Juli 2020) [Internet]. covid19.go.id. [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-19-18-juli-2020
- Deloitte Indonesia. Rising to the COVID-19 Health Care Challenge in Indonesia [Internet]. Deloitte Indonesia. [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://www2.deloitte.com/id/en/pages/life-sciences-and-healthcare/articles/rising-to-covid-19-health-care-challenge-in-indonesia.html
- The Jakarta Post. What should our healthcare reform focus on after COVID-19? [Internet]. [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://www.thejakartapost.com/academia/2020/06/23/what-should-our-healthcare-reform-focus-on-after-covid-19.html
- Ini Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit 34 Provinsi di Indonesia [Internet]. [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/03/30/ini-rasio-tempat-tidur-rumah-sakit-34-provinsi-di-indonesia
- Media KC. 3.000 Tenaga Kesehatan Meninggal akibat Covid-19, Ini Negara Terbanyak Halaman all [Internet]. KOMPAS.com. [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/14/125100165/3000-tenaga-kesehatan-meninggal-akibat-covid-19-ini-negara-terbanyak
- Pasien Corona Membeludak, Rumah Sakit di Jatim Sudah Kelebihan Kapasitas [Internet]. merdeka.com. [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://www.merdeka.com/peristiwa/pasien-corona-membeludak-rumah-sakit-di-jatim-sudah-kelebihan-kapasitas.html
- Fakultas Farmasi UGM. Strategi Mitigasi Pada Kondisi Kekurangan Alat Pelindung Diri Di Tengah Pandemi COVID-19 [Internet]. 2020 [cited 2020 Jul 20]. Available from: https://farmasi.ugm.ac.id/id/strategi-mitigasi-pada-kondisi-kekurangan-alat-pelindung-diri-di-tengah-pandemi-covid-19