Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa faktor sosial, termasuk edukasi, bekerja atau tidak, jumlah penghasilan, jenis kelamin dan etnis mempengaruhi kesehatan seseorang. Di semua negara, tidak memandang status ekonominya, menunjukkan disparitas dalam status kesehatan dari kelompok sosial yang berbeda. Di tingkat sosioekonomi yang rendah terdapat kecenderungan munculnya permasalahan kesehatan.
Ketidaksetaraan kesehatan adalah perbedaan sistematik pada status kesehatan yang terjadi di kelompok populasi yang berbeda. Kesenjangan tersebut berdampak pada aspek sosial maupun ekonomi dari segi individu maupun komunitas. World Health Organization (WHO) mendiskusikan 10 fakta menganai ketidaksetaraan kesehatan dan kausanya.
Fakta 1: Ketidaksetaraan kesehatan adalah perbedaan sistematik pada hasil akhir kesehatan
Ketidaksetaraan kesehatan adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada status kesehatan atau perbedaan distribusi sumber daya kesehatan yang terjadi antara kelompok berbeda, yang dihasilkan oleh kondisi sosial seperti lingkungan seseorang itu terlahir, tinggal, bekerja, dan menghabiskan masa tuanya. Ketidaksetaraan kesehatan adalah sesuatu yang tidak adil, namun dampaknya dapat dikurangi dengan bantuan kebijakan pemerintah.
Fakta 2: Setiap hari terdapat 16.000 anak yang meninggal sebelum berumur 5 tahun
Anak – anak tersebut meninggal dikarenakan pneumonia, malaria, diare, dan penyakit lainnya. Mereka yang tinggal di sub-Sahara Afrika mempunyai 14 kali lebih kemungkinan untuk meninggal dibanding bagian lain di dunia. Dan hal tersebut akan terus mempengaruhi lebih kepada anak yang datang dari rumah tangga rural ataupun yang miskin. Anak – anak yang datang dari rumah tangga yang 20% termiskin akan dua kali lebih cenderung untuk meninggal sebelum berumur lima tahun dibanding rumah tangga yang 20% terkaya.
Fakta3: Mortalitas ibu adalah kunci indikator dari ketidaksetaraan kesehatan
Mortalitas ibu adalah indikator kesehatan yang menunjukan kesenjangan signifikan antara si kaya dan miskin, antar negara maupun dalam negeri. 99% dari kematian ibu setiap tahunnya berasal dari negara berkembang. Perempuan dari negara Chad akan mempunyai resiko kematian ibu 1 : 16, dibandingkan perempuan di Swedia yang mempunyai resiko 1 : 10.000.
Fakta 4: Tuberkulosis adalah penyakit miskin
Sekitar 95% dari kematian tuberkulosis (TB) datang dari negara berkembang. Kematian tersebut mengenai banyak anak muda pada masa paling produktif dalam hidup mereka. Mengidap penyakit tersebut akan mengakibatkan para anak muda untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka dan keluarganya.
Fakta 5: 87% dari kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan sedang.
Pada situasi dengan sumber daya rendah, biaya kesehatan untuk penyakit tidak menular dapat cepat menghabiskan sumber daya rumah tangga, menjerumuskan keluarga kepada kemiskinan. Biaya penyakit tidak menular yang tinggi memaksa jutaan orang menuju kemiskinan tiap tahunnya dan menghambat pengembangan.
Fakta 6: Ada perbedaan sebesar 34 tahun harapan hidup antar negara
Pada negara berpenghasilan rendah, rata – rata harapan hidup adalah 62 tahun, sedangkan negara berpenghasilan tinggi adalah 81 tahun. Anak yang lahir di negeri Sierra Leona akan mungkin hidup sampai 50 tahun, kontras dengan anak yang lahir di Jepang yang diduga dapat hidup sampai mencapai usia 84 tahun.
Fakta 7: Terdapat ketidaksetaraan yang tinggi di dalam sebuah negara
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, warga dengan etnis Afrika mengambil hanya 13% dari total populasi, akan tetapi mereka mengambil tempat setengah populasi dari kematian yang terjadi karena infeksi HIV. Dan tidak ada bukti biologis maupun genetika mengenai disparitas kesehatan tersebut.
Fakta 8: Lebarnya kesenjangan kesehatan di perkotaan
Glasgow, sebuah kota di negeri Skotlandia, harapan hidup seorang laki – laki berkisar dari 66.2 tahun di Ruchill dan Possilpark sedangkan 81.7 tahun di Catchcart dan Simshill – perbedaan yang mencapai 15.5 tahun. Menunjukkan bagaimana di sebuah kota mempunyai kesenjangan kesehatan.
Fakta 9: Ketidaksetaraan kesehatan menyebabkan kerugian finansial pada masyarakat
Parlemen Eropa telah memperkirakan mengenai kehilangan yang berkaitan dengan ketidaksetaraan kesehatan dapat mencapai 1.4% dari GDP dalam Uni Eropa – angka yang sama besar dengan anggaran pertahanan Uni Eropa (1.6% dari GDP). Hal tersebut berasal dari hilangnya produktivitas dan pembayaran pajak, serta dari tingginya biaya yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan.
Fakta 10: Ketidaksetaraan yang berkelanjutan akan menghambat pembangunan
Kurang lebih 1 miliyar orang di dunia hidup dalam lingkungan kumuh, menggambarkan sekitar sepertiga dari populasi urban didunia. Kemungkinan untuk mencapai Sustainable Development Goal 3 dengan kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang baik akan berkaitan erat dengan target dari goal 11 mengenai sistem yang berkelanjutan pada komunitas dan perkotaan.
Referensi:
https://www.who.intres/factfiles/health_inequities/en/
Disadur oleh : Eugeu Yasmin