Dompu – Rumah sakit umum daerah (RSUD) Dompu ditargetkan menjadi pusat rujukan sarana kesehatan di Kabupaten Dompu. Daya dukung sarana, prasarana serta sumber daya manusia (SDM) menjadi penentu sebagai pusat rujukan. Dengan didukung dokter spesialis syaraf dan penyakit dalam, instalasi fisioterapi menjadi andalan RSUD Dompu dalam melayani pasien syaraf dan penyakit dalam.
Direktur RSUD Dompu, dr. H. Syafruddin melalui Humasnya, Gunawan, A.Md, PIK kepada Suara NTB, Jumat, 18 Mei 2018, mengakui, layanan di instalasi fisioterapi menjadi salah satu andalan di RSUD Dompu. Terlebih instalasi ini selalu ramai dikunjungi pasien syaraf dan penyakit dalam. Sehingga berbagai peralatan medis dan tenaga terus disuport untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pasien.
Untuk memberikan pelayanan prima dan profesional, Gunawan menyampaikan alur pelayanan di instalasi fisioterapi RSUD Dompu bagi setiap pasien. Sebelum ke instalasi fisioterapi, pastikan pasien didaftarkan di loket pendaftaran dengan mengambil nomor antrian. Untuk pasien yang baru pertama, harus dilakukan pemeriksaan di dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis syarat yang ada di poli untuk memastikan penyakit yang diderita pasien serta rekomendasi pengobatannya.
Bagi pasien yang sudah mendapat rekomendasi dokter spesialis, dokter pribadi, puskesmas dan atau pasien lanjutan, bisa langsung ke poli fisioterapi setelah mendaftarkan diri di loket. Setelah dipanggil di poli fisioterapi, petugas akan melakukan asesman fisioterapi untuk mengkaji kondisi pasien. Hasil kajian dan berdasarkan indikasi fisioterapis, baru dilakukan terapi oleh terapis. “Sesuai indikasi kondisi pasien, akan dijadwalkan,” terangnya.
Ada beberapa kasus yang dapat ditangani fisioterapi, diantaranya nyeri pinggang (LBP), osteoarthitis (OA) /pengapuran sendi, trigger finger, kaku sendi bahu (Frozen Shoulder), nyeri tengkuk, plantar fascitis/ tendo fascitis, rematik /rhematoid arthristik, vertigo, bell’s palsy (mulut dan wajah merot), stroke (lumpuh separo), fraktur (patah tulang).
Ischialgia (semper), hernia nukleus pulposus (syaraf terjepit), de quervain syndrome. Paraesthesia akibat kondisi nyeri menjalar dan kesemutan, rasa seperti terbakar. Asthma, Myalgia (nyeri otot) hingga batuk pilek yang menahun juga bisa ditangani di fisioterapi.
Stroke, nyeri pinggang, tulang belakang, astmah, pengapuran sendi lutut, tumbuh kembang anak menjadi kasus yang banyak ditangani di fisioterapi RSUD Dompu. Terapi ini tidak dilakukan sekali atau dua kali, tapi para pasien dijadwalkan hingga 3 kali sepekan atau sekali sepekan. Namun pasien yang diterapis juga didorong untuk melakukan tindakan serupa saat di rumah.
Instalasi fisioterapi merupakan sarana pendukung layanan di RSUD Dompu. Sebelumnya, fisioterapi ditempatkan di ruangan dekat ruang rawat inap zal bedah. Seiring ketersediaan tenaga medis dan para medisnya serta sarana prasarananya, instalasi fisioterapi dijejerkan di ruang layanan rawat jalan poli di gedung depan. Setiap pasien yang berobat, bisa langsung masuk di ruang pelayanan.
Keberadaan fisioterapi juga menjadi nilai tambah bagi RSUD Dompu saat akreditasi rumah sakit. Walaupun mendapat akreditasi dasar bintang dua, namun ada beberapa pokja penilaian yang bisa ditinjau sehingga bisa ditingkatkan ke akreditasi madya atau bintang 4. (ula/*)
Sumber: suarantb.com