ACEH TAMIANG – Zulfadli Idris (42), menuding pelayanan RSUD Aceh Tamiang tidak profesional. Pasalnya, saat dirinya membawa istri untuk berobat ke rumah sakit tersebut tidak ada kejelasannya.
Selain menuding pelayanan tidak profesional, Zulfadli juga mengaku kecewa dengan ulah seorang oknum perawat RSUD Aceh Tamiang, karena saat melakukan pemeriksaan istrinya yang mengalami gejala demam berdarah terkesan oknum perawat tersebut kurang tanggap.
Kejadian tersebut kata Zulfadli, terjadi kemarin Selasa (16/8), setelah mendapatkan surat rujukan dari Pukesmas Upah, Kecamatan Bendahara Aceh Tamiang, kemudian dirinya membawa istri untuk berobat ke rumah sakit umum.
“Dirumah sakit istri saya diperiksa oleh dr. Syahbuddin lalu dilanjutkan pemeriksaan darah ke laboratorium dan setelah keluar hasil pemeriksaan darah dinyatakan trombosit serta lecocyte sangat rendah dan dibutuhkan perawatan secara intensif,” kata Zulfadli kepada AJNN, Rabu (17/8).
Namun, setelah keluar hasil pemeriksaan dari laboratorium. Dirinya berharap bisa berkonsultasi ulang dengan dr. Syahbuddin untuk perawatan istrinya secara intensif.
Ironisnya, kata Zulfadli, menurut keterangan pihak perawat bahwa dr. Syahbuddin hanya masuk kerja setengah hari saja. Dan pihak perawat di Poli Penyakit Dalam menyarankan agar istrinya dibawa pulang ke rumah, dan disuruh banyak istirahat serta minum air putih. Bahkan perawat itu juga menyampaikan jika perlu obat disuruh balik lagi hari Kamis (18/8) mendatang.
“Karena menganggap bahwa pelayanan di RSUD Aceh Tamiang terkesan ngaco dan tidak profesional, saya terpaksa melarikan istri ke RSUD Langsa, dan Alhamdulillah saat ini sudah mendapat perawatan secara baik di Rumah Sakit Umum Langsa,” ungkapnya.
Menurut Zulfadli, karena dinilai tidak profesional dan tidak cepat tanggap terhadap pasien yang diserang gejala penyakit demam berdarah dirinya telah mencoba menghubungi Direktur RSUD Aceh Tamiang, Ibnu Aziz, SKM.
“Saat saya hubungi, direktur meminta maaf dan menjelaskan bahwa sedang mengkonfirmasi pihak dokter serta perawat di Poli Penyakit Dalam,” kata Zulfadli.
Sementara itu, Direktur RSUD Aceh Tamiang, Ibnu Aziz yang dikonfirmasi AJNN melalui selulernya, membantah tudingan bahwa pelayanan RSUD Aceh Tamiang tidak profesional.
“Tidak benar itu, saya setiap hari keliling mengontrol perawat dan meminta pelayanan terhadap pasien diutamakan,” ujarnya.
Setelah dirinya konfirmasi dengan perawat yang menangani istri Zulfadli, kata Ibnu Aziz, mereka mengaku sudah memberi pelayanan prima, bahkan mereka (perawat-red) telah menganjurkan agar pasien tersebut dirawat di IGD karena kondisinya kurang baik.
Selain itu, perawat juga menganjurkan bila yang bersangkutan tidak mau dirawat di IGD diperbolehkan pulang dengan cacatan harus banyak minum air putih dan mengkosumsi buah-buahan.
“Pada intinya perawat tidak menolak pasien untuk dirawat di rumah sakit,” tegasnya.
Sumber: ajnn.net