Kepala Dinas Provinsi NTT, dr. Stefanus Bria Seran, MPH menyajikan review keberhasilan revolusi KIA di NTT dimana indikator keberhasilan revolusi KIA NTT antara lain jumlah fasilitas kesehatan yang memadai, jumlah ibu hamil yang melahirkan di fasilitas kesehatan, pembuatan payung hukum, pelayanan KB paska persalinan, serta penurunan kematian ibu dan bayi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu tenaga kesehatan harus mencukupi agar revolusi KIA dapat berhasil. Regulasi yang memayungi dan sistem pemantauan dengan sistem 2H2 Center juga sebagai pendukung keberhasilan revolusi KIA.
Bila dilihat data jumlah persalinan di fasilitas kesehatan dari 2008 sampai dengan Oktober 2014 terdapat trend yang meningkat dari 43.84 % menjadi 86.65%. Penurunan jumlah kematian ibu dari 300 kasus menjadi 123 kasus, sedangkan jumlah kematian bayi juga terdapat penurunan dari 1,274 kasus menjadi 1,050 kasus. Puskesmas juga diberdayakan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi sesuai dengan metode, sasaran, frekuensi, pelaku, dan biaya. Selain itu kerjasama Pemerintah Daerah dan para ahli diperlukan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Dengan adanya program SH dan PML membawa dampak yang cukup signifikan bagi 11 RSUD yang dapat diwakili dengan data penerimaan rumah sakit seperti RSUD Ruteng dari 3 Milyar menjadi 22 Milyar, RSUD Ende dari 4 Milyar menjadi 23 Milyar, ataupun RSUD TC Hillers Maumere dari 11 Milyar menjadi 34 Milyar. Secara umum, pendapatan kesebelas RSUD tersebut meningkat 2x lipat setelah adanya program SH dan PML.