MedanBisnis – Medan. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara kesulitan melakukan perluasan rumah sakit untuk meningkatkan kapasitasnya. Padahal jumlah pasien yang berkunjung ke RSJ terus mengalami peningkatan dan sudah over kapasitas.
Hal itu dikatakan Direktur RSJ Provinsi Sumatera Utara dr Chandra Syafei SpOG kepada wartawan di Medan, Senin (16/6). Dijelaskannya, kapasitas tempat tidur RSJ ada 450, namun jumlah pasien RSJ mencapai 500-550 pasien. Pihaknya tidak dapat menolak pasien yang datang, karena RSJ provinsi merupakan satu-satunya rumah sakit rujukan di Sumut bagi pasien yang mengalami gangguan jiwa.
“Kita ada 450 tempat tidur, tapi pasien kita mencapai 500-550. Kita terbentur penambahan lahan karena dana dan sebagainya,” ungkap Chandra.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut ini menuturkan, melihat peningkatan signifikan jumlah pasien yang berkunjung ke RSJ, pihaknya sudah merencanakan pengembangan rumah sakit dalam rencana strategis (Renstra) lima tahun ke depan.
Namun hal itu masih terbentur penyediaan lahan mengingat prosesnya yang tidak mudah. “Renstra kita dalam lima tahun ke depan ada mau mengembangkan rumah sakit. Kita sudah lihat, ada lahan yang cukup luas di sekitar sini. Tapi menyediakan lahan itu kan sulit karena bukan kita yang menentukan,” kata Chandra.
Didata
Disinggung soal pendataan pasien jelang Pilpres, Dia mengatakan belum ada pendataan dilakukan KPU. Kalaupun KPU mau mendata para pasien, seharusnya sudah ada pemberitahuan ke rumah sakit.
Menurutnya, orang yang sudah memiliki hak memilih seharusnya di data baik di rumah sakit umum maupun di rumah sakit jiwa. Karena pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit adalah warga Negara Indonesia. “Ya seharusnya, pasien yang mengalami gangguan jiwa didata juga. Kalau pasien itu mau memilih dan tidak memilih itu kan haknya si pemilih,” ujarnya, sambil menambahkan pasien yang sedang dirawat inap sampai sekarang mencapai 520 orang. (romi irwansyah)
Sumber: medanbisnisdaily.com