Kasus 1: Sudut Pandang Perawat Pelaksana
Sue (Seorang Perawat, pen) sudah bekerja di Bagian Bedah sebuah RS hampir 3 tahun. Hari ini dia merawat 5 orang pasien, termasuk Mr. Taylor yang menderita Parkinson dan sedang kesulitan menyesuaikan diri dengan colostomy yang baru saja dia jalani. Selama 3 hari terakhir Sue dan stomatherapist sudah melatih Mr. Taylor dan istrinya untuk meningkatkan rasa kenyamanan dan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan adanya colostomy tersebut. Sue dan Taylor sekeluarga berharap Mr. Taylor bisa keluar dari RS hari ini. Pasien Sue yang lain termasuk Mrs. Jackson yang masuk RS kemarin dengan Diabetes tipe 2, Mr. William, seorang anak muda yang sedang menjalani pemulihan setelah operasi apendiks, dan dua pasien lain yang sedang menjalani pemulihan dari operasi abdominal, dimana salah satunya membutuhkan perawatan luka yang cukup serius.
Saat Sue dan Stromatherapist menyelesaikan sesi bersama Mr. Taylor, Mark (Perawat Supervisor) memasuki ruangan untuk mengecek apakah Mr. Taylor siap untuk pulang hari ini. Mrs. Taylor dengan gembira mengatakan bahwa ini untuk pertama kalinya ia dan Mr. Taylor berhasil mengganti kantong (bag) dan menggunakan stoma tanpa menumpahkan apapun. Stomatherapist menyatakan bahwa stoma dan kulit disekitarnya bersih dan berwarna pink, sehingga dia yakin bahwa Mr. Taylor sudah siap untuk pulang. Sue sudah pula mengepak persediaan stoma untuk akhir minggu dan meyakinkan Mr. Taylor sekeluarga bahwa perawat rumah (home health nurse) akan mengunjungi mereka pada hari senin. Sue juga me-review obat-obatan Mr. Taylor untuk memastikan bahwa ia dan istrinya sudah benar-benar paham untuk apa saja obat-obatan tersebut dan kapan harus dikonsumsi. Setelah itu, Sue melengkapi daftar/checklist RS. Setelah Sue mengucapkan selamat jalan pada keluarga Taylor, Mark datang dan mengatakan bahwa Sue akan menerima pasien baru dari Kamar Operasi dalam 2 jam atau bahkan kurang dari itu.
Sue melihat daftar pengobatan dan tugasnya. Saat ini prioritas yang harus segera dilakukan adalah mengganti perban Mrs. Remirez, memeriksa gula darah Mrs. Jackson dan pada pk. 12.00 memberikan suntikan antibiotik pada Mr. William yang mengalami robek pada apendiksnya. Mengganti perban Mrs. Remirez akan membutuhkan waktu cukup lama, sebab ia mengalami disorientasi, tidak bisa berbahasa Inggris dan sering merasa cemas. Sue tahu bahwa putri Mrs. Remirez akan datang pk. 12.30 untuk makan siang dan bahwa Mrs. Remirez akan lebih tenang jika didampingi putrinya. Sue memutuskan untuk memberi antibiotik intravena (IV) lebih dulu pada Mr. William sebelum memeriksa gula darah Mrs. Jackson. Ini akan memberinya kesempatan untuk ngobrol dengan Mrs. Jackson tentang diabetesnya, khususnya untuk melihat sejauh mana yang ia tahu tentang penyakitnya tersebut dan bagaimana Sue bisa menangani aspek emosionalnya. Setelah memberikan antibiotik IV pada Mr. William, Sue mengecek catatannya dan ia jadi ingat bahwa seorang dietisien telah bicara dengan Mrs. Jackson pagi tadi. Daripada ia merecoki Mrs. Jackson dengan lebih banyak informasi tentang diabetes, lebih baik ia menanyakan apakah Mrs. Jackson punya pertanyaan seputar penyakitnya tersebut. Tangis Mrs. Jackon tiba-tiba saja pecah dan ia mengatakan bahwa neneknya juga menderita diabetes. Ia tersedu-sedu,“kakinya menghitam dan harus diamputasi“. Saat Sue akan menutup gordyn untuk memberi sedikit privacy pada Mrs. Jackson, Mark masuk ruangan dan mengatakan pada Sue bahwa tindakan pada pasien emergency selesai lebih cepat dari yang diperkirakan dan bahwa saat ini pasien ada di ruang recovery dan dalam 30 menit akan menuju bangsal ini. Mark juga mengatakan bahwa istri dan anak pasien tersebut kini ada di ruang tunggu keluarga pasien dan ia sudah memberi tahu mereka arah menuju kesini, menjelaskan kebijakan RS tentang jam bezuk dan mengatakan pada mereka bahwa mereka dapat bertemu dengan Sue dalam beberapa menit kedepan.
Sue menyadari bahwa ia harus mengatur ulang rencana-rencananya untuk bisa menangani pasien yang baru datang tersebut. Dia secara singkat menjelaskan pada Mark tentang masalah Mrs. Jackson dan memintanya untuk memeriksa ruangan yang disediakan untuk pasien baru untuk memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan sudah tersedia dan siap dipakai. Dia juga mengatakan bahwa perban luka Mrs. Remirez perlu diganti namun karena putri Mrs. Remirez belum datang maka penggantian perban tersebut akan diundur dari jadwal semula. Mark menyarankan pada Sue agar menyiapkan segala keperluan penggantian perban dan jika Sue tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya ia akan mencari bantuan perawat lain jika memungkinkan. Sue kembali ke Mrs. Jackson dan menjelaskan kembali beberapa point penting dari dietisien. Syukurlah, Mrs. Jackson dapat ditenangkan. Sue mengirim SMS kepada dietisien, menceritakan percakapannya dengan Mrs. Jackson dan mengusulkan bahwa mungkin lebih baik jika ada salah satu dietisien mengunjungi Mrs. Jackson kembali.
Begitu Sue selesai menyiapkan bahan-bahan untuk mengganti perban Mrs. Remirez, staf dari ruang recovery tiba-tiba muncul, mendorong brankar pasiennya masuk ke bangsal bedah. Perawat dari ruang recovery memberinya laporan, dan Sue melengkapi form pasien dan berkas pemeriksaan fisik Mr. Angelo, 52 tahun, yang terlibat kecelakaan mobil tadi pagi. Sue memeriksa pemasangan perban abdominal dan selang-selang drainase, sebagaimana pesan ahli bedah dan obat-obatan Mr. Angelo serta cairan IV-nya. Mr. Angelo masih mengantuk dan mengatakan ia mual; dan sikapnya membuat Sue merasa tidak mudah. Sue melihat bahwa di ruangan ini tidak tersedia baskom untuk menampung muntah dan saat berjalan menuju ruang supply, dia berhenti di depan kamar Mrs. Jackson dan melihat kantong cairan IV-nya kosong. Jika Sue tidak bertindak cepat, sebuah gumpalan akan terbentuk di vena dan diperlukan IV baru untuk dimasukkan ke vena tersebut. Sue mencari perawat lain yang bisa meng-cross check solusi IV Mrs. Jackson untuk memastikan obat yang tepat untuk pasien yang tepat, namun perawat yang sedang memeriksa pasien di sebelah Mrs. Jackson tampak terlalu sibuk untuk bisa membantu. Karena ingin segera memeriksa Mr. Angelo, Sue meninggalkan ruangan Mrs. Jackson dan memutuskan bahwa IV Mrs. Jackson bisa menunggu. Saat ia kembali ke ruang Mr. Angelo, ia melewati ruang tunggu pengunjung, memperkenalkan diri pada istri dan anak Mr. Angelo, dan memberikan uraian singkat mengenai kondisi Mr. Angelo.
Saat Sue memasuki ruang Mr. Angelo, ia terkejut mendapati Mr. Angelo sedang memuntahkan darah merah segar dalam jumlah banyak. Sue menutup gordyn dan meminta perawat di ruang sebelah untuk memanggil residen bedah. Mark mengamati kesibukan mendadak yang terjadi dan menginvestigasi, dan berkata bahwa residen bedah sudah menuju OK untuk mengoperasi korban kecelakaan lainnya yang juga akan dibawa ke bangsal bedah ini setelah operasi. Sambil mengurus Mr. Angelo, Sue bertanya sekali lagi apakah ada orang yang bisa mengganti perban Mrs. Remirez, dan Mark mengatakan bahwa perawat lain juga sama sibuknya saat ini. Sue mencoba membantu Mr. Angelo agar menjadi setenang mungkin, mengecek warna kulit dan respirasinya, memeriksa tekanan darah, dan memeriksa detak jantung untuk mencari adanya tanta-tanda hypovolemic shock(syok karena kekurangan cairan). Mark telah membawa istri dan anak Mr. Angelo ke ruang tunggu dan mengatakan pada mereka bahwa seorang dokter sudah dipanggil untuk menangani Mr. Angelo.
Shift Sue sebentar lagi berakhir, dan shift malam akan mulai 1 jam lagi. Mr. Angelo masih memuntahkan darah dan mungkin akan kembali ke OK. Intravena Mrs. Jackson akhirnya diulangi. Namun perban Mrs. Remirez belum sempat diganti dan putrinya merasa terguncang dan kurang senang dengan Sue. Sue juga belum meng-update catatan-catatannya. Ia tahu bahwa ia akan lembur hari ini dan tidak akan dapat menyaksikan hari pertama latihan bola putranya serta tidak dapat menjemput putrinya di tempat penitipan anak. Dia menelpon suaminya, yang dengan enggan akhirnya setuju untuk menjemput putri mereka dan membelikan makan malam di restoran siap saji. Dia menghitung berapa banyak kenaikan jasa pelayanan yang akan ia peroleh akhir bulan ini karena harus lembur, tapi dia menghela nafas karena jika boleh, ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Sumber: Denzter, Susan (2009), Managing Patient Flow in Hospitals: Strategy and Solution, Joint Commission Resources
[…] 3. Kasus Alur Pasien: Sudut Pandang Perawat Pelaksana […]