Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara anggotanya untuk dapat menjangkau anak-anak yang belum terlindungi oleh vaksin terutama untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah. . Negara harus menjalankan strategi baru untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan peningkatan surveilans. Peringatan itu terkait program Pekan Imunisasi Dunia yang digelar mulai 24-30 April 2013.
WHO Regional Director for South-East Asia Dr Samlee Plianbangchang memperkirakan, imunisasi bisa menyelamatkan 2-3 juta jiwa tiap tahunnya di seluruh dunia. Pada 2011, diprediksi 28,6 juta anak telah diimunisasi di 11 negara Asia Tenggara untuk tiga penyakit dasar yaitu difteri, tetanus, dan pertusis (DPT) dengan cakupan diperkirakan sekitar 75 persen.
Sementara itu, sejak 2000 hingga 2011, cakupan imunisasi bagi campak di WHO-Asia Tenggara meningkat dari 61 persen menjadi 79 persen namun dengan laju peningkatan saat ini, diperkirakan target tahun 2015 untuk mencapai cakupan lebih dari 95 persen akan sulit diraih.
Meski meningkat, WHO juga memperkirakan sekitar 9,5 juta anak di Asia Tenggara tidak mendapatkan imunisasi dasar DTP atau vaksin pentavalen pada tahun 2011.
“Walaupun ada peningkatan cakupan imunisasi campak melalui pelaksanaan imunisasi tambahan, namun dibutuhkan langkah yang cepat untuk memerangi penularan penyakit,” ujar Dr Samlee Plianbangchang dalam siaran persnya, kemarin
Menurut Dr Plianbangchang, imunisasi merupakan investasi yang paling terbukti untuk mendukung kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. “Negara-negara di Asia Tenggara harus memahami bahwa imunisasi memegang peranan penting dalam memastikan perkembangan tidak terhambat oleh beban penyakit yang semakin meningkat,” kata dia.
Dia juga memuji perkembangan di kawasan Asia Tenggara terkait eradikasi polio yang mencapai tonggak sejarah dengan dua tahun tanpa ada laporan mengenai virus polio liar, sejak kasus terakhir tercatat di India pada 13 Januari 2011.
Pekan Imunisasi Dunia itu juga akan diikuti oleh Indonesia melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) akan diselenggarakan pada 22-27 April. Kegiatan PIN itu di Indonesia akan difokuskan pada peningkatan cakupan dengan melakukan beberapa hal seperti membuka pelayanan imunisasi di seluruh fasilitas kesehatan, melengkapi imunisasi bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasinya melalui kegiatan Drop Out Follow Up (DOFU) serta melakukan seminar dan ceramah bagi masyarakat luas.
Saat ini, ada lima vaksin yang diberikan secara gratis di Posyandu yaitu vaksin Hepatitis B, BCG untuk mencegah TBC, vaksin polio, DPT/HB untuk mencegah difteri, batuk rejan, tetanus serta Hepatitis B lanjutan, dan vaksin campak.
Sumber: pdpersi.co.id