Reportase
Webinar Pelatihan Jarak Jauh Pertemuan 3
“Penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit Daerah Kompetisi Tinggi”
Senin, 5 Mei 2025
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., dalam pengantarnya menyampaikan bahwa RSD wilayah kompetisi tinggi memiliki lingkungan eksternal yang hiperkompetitif, sehingga kondisi ini membawa satu hal yang menarik yaitu apakah selanjutnya akan membawa misi untuk mencegah warga Indonesia pergi berobat ke luar negeri. Dalam konteks ini, persaingan bukan lagi antar rumah sakit daerah di Indonesia, melainkan pada rumah sakit swasta hingga yang ada di luar negeri. RSD kompetisi tinggi memerlukan leader yang mempunyai persistensi untuk menonjol dalam persaingan antar rumah sakit di suatu daerah. Harapannya setelah berjalan enam kali pelatihan ini, tim rumah sakit daerah mampu untuk merumuskan visi dan misi dengan baik dan benar, serta dapat berpengaruh pada RPJMD sehingga pejabat daerah mau untuk mendanai program-program yang dirumuskan.
Theryoto, Sp.OK., MARS., menyampaikan pengantar dan materinya terkait analisis faktor eksternal pada rumah sakit daerah wilayah kompetisi tinggi. Tantangan penyusunan renstra tahun 2025-2030 adalah kompleksnya sistem pelayanan kesehatan di Indonesia harapannya semakin memacu kita untuk menyusun strategi dalam mewujudkan transformasi menjadi rumah sakit dengan pelayanan yang terbaik. Dalam menyusun renstra kita harus mengacu pada pola berpikir sense making. Data yang digunakan dalam menyusun strategi dapat diambil melalui data primer dan sekunder yang berbasis bukti, untuk selanjutnya data-data tersebut melalui tahap analisis dan interpretasi yang hasilnya diolah menjadi analisa SWOT dan isu pengembangan. 5 kekuatan yang menimbulkan persaingan antar rumah sakit, meliputi ancaman pendatang baru, daya tawar pembeli, ancaman produk pengganti, dan daya tawar pemasok. Analisis SWOT adalah metode yang dapat digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi faktor eksternal di rumah sakit. SWOT juga dapat membantu kita untuk mengetahui posisi persaingan instansi kita terhadap instansi lain.
Nuzelly Husnedi, MARS., menyampaikan terkait modul 2 tentang diagnosis organisasi dalam penyusunan renstra rumah sakit daerah. Identifikasi masalah merupakan salah satu cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditelaah lebih lanjut, sehingga perumusan program kerja akan lebih tepat dengan mengacu pada masalah pokok dan akar masalah institusi. Adapun isu-isu strategis yang ada di rumah sakit ada dua yaitu yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal. Isu pada lingkungan internal seperti mutu pelayanan yang belum sesuai standar, sarana prasarana belum terpenuhi, SIMRS masih dalam tahap pengembangan, dan lain-lain. Sedangkan pada lingkungan eksternal adalah hal-hal yang terkait dengan kebijakan dan anggaran pemerintah.
Sesi diskusi dr. Theryoto sharing terkait wacana RS DKI Jakarta yang akan diubah menjadi Rumah Sakit Internasional. Pada kasus ini secara otomatis pihak rumah sakit harus mempelajari akreditasi JCI, yang persiapannya minimal 2 tahun agar hasil yang didapat maksimal dan memuaskan. Ni Luh Putu Eka Andayani, S.KM., MKes., selaku Master of Trainer menambahkan memang benar bahwa iklim kompetisi di DKI Jakarta sangat luar biasa sehingga tantangannya adalah persaingan dalam membangun kepercayaan antar rumah sakit daerah di DKI Jakarta.
Reporter: Firda Alya (PKMK UGM)