Reportase Pertemuan 3
Pelatihan Penyusunan Rencana Strategis RS Kelompok Menengah
Rabu, 5 Mei 2025
Barkah Wahyu Prasetyo, SE., Ak., CA sebagai master of trainer pada pelatihan kali ini menjelaskan rencana pembahasan materi pada pertemuan ini, yaitu permasalahan dan isu strategis dan analisis faktor eksternal, serta rencana pengembangan daerah. Kegiatan kali ini akan membahas bab 3 yang akan dibahas oleh dr Ruswaldi Munir, Sp.KO.
Pengantar sesi ini disampaikan oleh Dr. dr. Aceng Solahudin Ahmad, M.Kes., dengan mengingatkan kembali kepada para peserta bahwa fasilitas pembelajaran terkait dengan pelatihan ini sudah tersedia di laman manajemenrumahsakit.net. Selain itu dr Aceng juga menyampaikan bahwa perumusan strategi, perencanaan strategi, dan budgeting merupakan hal yang berhubungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan satu kesatuan, jadi budgeting tidak berdiri sendiri, namun mengikuti dari perencanaan yangn sebelumnya telah disusun.
dr Ruswaldi Munir, Sp.KO. sebagai narasumber menyampaikan bahwa akan deteksi perubahan yang ada disekitar, termasuk perubahan kebijakan dan peraturan daerah. Strategi dari isu pengembangan harus disusun berdasarkan fakta. Dimulai dari mengumpulkan data internal maupun eksternal, selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi serta menyusun SWOT dan isu pengembangan rumah sakit. Juga yang perlu diperhatikan adalah kekuatan yang menimbulkan persaingan antar rumah sakit, dinataranya daya tawar pemasok, ancaman pendatang baru, daya tawar beli, dan ancaman produk pengganti. Ruswaldi menekan bahwa analisis SWOT disusun dalam konteks mengemban misinya sebagai rumah sakit daerah yang harus melayani seluruh lapisan masyarakat di tengah keterbatasan sumber daya dan dukungan finansial daerah, sekaligus mampu berkembang pada situasi yang cukup kompetitif. Rumah sakit ketika akan mengembangkan layanan tentu dibutuhkan beberapa sumber pendanaan. Sumber pendanaan rumah sakit dari pendapatan BLUD, APBD, hibah, bahkan dari pinjaman dengan persetujuan kepala daerah.
Elisabeth Listyani, SE., MM. sebagai moderator diskusi ada pembahasan terkait sebab terjadinya perubahan renstra, adanya pergantian kepala daerah tentu menyusun RPJMD. Perubahan regulasi, perubahan budgeting daerah, perubahan pembiayaan daerah, maka perlu disusun renstra dengan menyesuaikan dengan RPJMD. Juga dinas kesehatan juga membuat renstra yang mana rumah sakit perlu menyangkutkan renstra rumah sakit pada renstra dinas kesehatan. Bahkan revisi renstra bisa terjadi apabila rumah sakit ada perubahan pendapatan yang meningkat signifikan, penambahan layanan, rumah sakit merugi, sehingga harus disusun ulang visi misi untuk menyesuaikan kondisi rumah sakit.
Pengembangan rumah sakit untuk pasien non JKN sangat dimungkinkan. Misalnya ada poli swasta untuk non JKN di sore hari, tidak perlu antri, juga bisa dilakukan kerjasama dengan asuransi swasta. Kekuatan internal rumah sakit menjadi potensi rumah sakit untuk berkembang, bahkan bisa menarik pasar baru seperti non JKN. Tentu hal seperti itu perlu adanya sinergi di rumah sakit, antar lain SDM, sistem informasi, budaya organisasi yang baik, bahkah memanfaatkan teknologi artificial intelegent.
Salah satu tantangan rumah sakit adalah dokter spesialis di rumah sakit daerah juga melakukan praktek di rumah sakit sekitar yang jaraknya tidak terlalu jauh. Strategi yang dilakukan adalah memberikan fasilitas-fasilitas kepada dokter spesialis, bahkan mengatur jasa pelayanan dengan baik. Sehingga para dokter tersebut akan maksimal memberikan pelayanan kepada pasien.
Pada akhir sesi, Barkah menjelaskan tentang penugasan pelatihan untuk para peserta. Diharapkan para peserta segera melakukan pengisian template penugasan yang telah tersedia. Sehigga diakhir pelatihan para peserta sudah memiliki bahan untuk dituangkan dalam penyusunan renstra rumah sakit.
Reporter: Husniawan Prasetyo (Divisi Manajemen Rumah Sakit, PKMK)