KBRN, Pontianak: Bronkitis akut merupakan inflamasi pada bronkus yang umumnya terjadi dalam jangka pendek, yakni kurang dari tiga minggu. Bronkitis akut jika tidak segera ditangani kemungkinan berisiko terjadi komplikasi sekunder, seperti Pneumonia.
Karena itu perlunya masyarakat mengenali gejala dan cara mengataasi bronkitis akut. Hal ini disampaikan dr. Nihayutus Solikhah pada saat memberikan edukasi kepada 21 pesien dan pengunjung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Selasa (13/82024).
Menurut dr Nihayatus, penyebab bronkitis adalah adanya infeksi virus, antara lain virus influenza A dan B, virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, coronavirus, adenovirus dan rhinovirus. Namun, bronkitis akut dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae, meskipun jarang ditemui.
“Gejala bronkitis akut yang ditimbulkan antara lain batuk persisten secara tiba-tiba, 10 hingga 20 hari, dengan atau tanpa produksi sputum, nyeri tenggorokan, suara serak, dispnea, batuk malam hari, demam ringan, kelelahan, nyeri kepala, dan myalgia,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa kebanyakan kasus bronkitis akut merupakan penyakit yang bersifat self-limiting dan dapat sembuh sempurna dengan tata laksana suportif dan simtomatik. Tata laksana suportif meliputi istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang bergizi, dan memastikan fungsi pernapasan berkerja dengan baik.
“Sedangkan tatalaksana Simptomatik bertujuan meringankan gejala yang muncul, misalnya pemberian paracetamol untuk meredakan demam,” ucapnya.
Tatalaksana Non Farmakologi juga dapat dilakukan, seperti minum teh hangat, madu, jahe, dan permen pelega tenggorokan (throat lozenges).
“Selain itu, penting untuk untuk menjaga kebersihan tangan guna mencegah penularan pada orang lain. Dan lakukan vaksinasi influenza dan pneumonia untuk pencegahan infeksi saluran pernapasan,” katanya.
Sumber: rri.co.id