SINGARAJA, NusaBali – RSUD Buleleng resmi mengoperasikan cath lab untuk layanan intervensi otak dan intervensi jantung, Selasa (7/5) pagi kemarin. Dalam sehari tindakan medis kardiologi yang menggunakan sinar-X dapat menangani 3-4 orang pasien. Keberadaan layanan baru ini diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Cath Lab RSUD Buleleng merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Bantuan ini digelontor pada tahun anggaran 2023 sebesar Rp 16 miliar. Pelayanan jantung terpadu ini baru bisa dioperasikan setelah RSUD Buleleng memenuhi sejumlah persyaratan ketat termasuk izin operasional dari Kemenkes dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) RI.
RSUD Buleleng menjadi salah satu dari belasan sasaran bantuan, karena trend kasus stroke di Buleleng cukup tinggi. Kondisi pun menjadi lebih berat untuk pasien yang membutuhkan tindakan intervensi seperti pemasangan kateter pada jantung atau otak harus dirujuk ke RSU Prof Ngoerah di Denpasar dengan jarak yang jauh.
Pengoperasian Cath Lab RSUD Buleleng pun sudah dilengkapi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Sebelum dioperasikan RSUD Buleleng sudah mengirim dua dokter spesialisnya untuk disekolahkan di rumah sakit rujukan jantung ternama di Indonesia.
Keduanya yakni dr Kiki Wulandari dokter spesialis jantung yang menuntaskan pelatihannya di RSU Saiful Anwar Malang. Sedangkan dokter spesialis intervensi otak dr Luh Putu Lina Kamelia juga sudah menuntaskan pendidikan khususnya di RSU daerah Makassar selama setahun penuh.
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha menyebut untuk pelayanan cath lab tetap diutamakan pasien gawat darurat. “Kita sudah penuhi syarat untuk pelayanan jantung terpadu tingkat madya, yang ketentuannya cukup ketat. Tindakan non bedah, intervensi pakai kateter. Semuanya sudah dipenuhi sehingga kita bisa beroperasi hari ini,” terang Arya Nugraha.
Kedepannya cath lab juga akan dikembangkan untuk memberikan jenis layanan yang lebih banyak. Seperti pembuatan akses cuci darah pada penderita gagal ginjal, atau penanganan sumbatan pembuluh darah pada kaki yang harus diamputasi.
“Tingkat kesembuhan sangat tinggi. Tindakan cath lab ini terbukti mengurangi tingkat kematian dan kesakitan. Bahkan penderita setelah mendapat tindakan tidak mengalami gejala kambuhan dan bisa beraktivitas seperti biasa,” papar Dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.
RSUD Buleleng kini sedang menunggu keputusan kerjasama dari BPJS Kesehatan terkait pengusulan layanan cath lab agar masuk dalam tanggungan jaminan sosial masyarakat. Terutama masyarakat yang kurang mampu. Namun RSUD Buleleng sudah membuka layanan untuk pasien umum.
Direktur Medik dan Keperawatan RSU Prof Ngoerah dr Affan Priyambodo Permana, Sp.BS(K) mengatakan, RSUD Buleleng menjadi rumah sakit percontohan pertama yang memiliki layanan stroke paripurna. Ketersediaan layanan stroke paripurna ini, dapat digunakan masyarakat terdekat.
“Stroke itu hampir tidak bisa dirujuk karena penanganan harus cepat dalam waktu 4-5 jam harus masuk RS dan 6-8 jam itu sudah harus ada penghancuran sumbatan darah. Ketika terlambat ditangani akan mengakibatkan kematian atau kecacatan. Dengan ada akses yang lebih dekat tentu ini hal baik kesembuhan pasien,” terang dr Affan.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana usai meresmikan cath lab masyarakat Buleleng patut bersyukur dengan pelayanan kesehatan yang semakin lengkap di RSUD Buleleng. Dia pun berharap pelayanan cath lab ini tidak memandang strata masyarakat. Semua orang berhak mendapatkan pelayanan yang sama.
“Harapan kami di pemerintah karena sakit itu tidak memandang orang kaya atau miskin, agar layanan ini bisa ditanggung BPJS. Intervensi jantung dan intervensi otak bisa didapatkan masyarakat golongan apapun,” ungkap Lihadnyana.7 k23
Sumber: nusabali.com