Rencana strategis (Renstra) sebagaimana yang diatur dalam UU No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencanan Pembangunan Daerah merupakah salah satu dokumen perencanaan yang harus disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Renstra Rumah Sakit adalah dokumen perencanaan untuk periode waktu tertentu dan merupakan upaya terencana untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas serta potensi yang dimiliki rumah sakit dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan. Upaya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan ini untuk selanjutnya akan dilakukan melalui serangkaian pelaksanaan program dan kegiatan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan.
Archive for 2019
RSUD Bantul Resmikan Gedung Baru dan Penambahan Alat Unit Hemodialisa
Bantul – Pasien cuci darah di RSUD Panembahan Senopati Bantul semakin dibuat nyaman dengan adanya gedung baru dan penambahan alat cuci darah di unit Hemodialisa. Selain itu, keberadaan media hiburan televisi juga diharapkan membuat pasien yang menunggu selesainya proses cuci darah lebih nyaman.
1. RSUD Bantul menambah 50 mesin cuci darah dan tempat tidur baru serta televisi
Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, I Wayan Marthana mengatakan gedung baru Hemodialisa (cuci darah) memiliki 50 alat cuci darah baru, tempat tidur pasien yang baru dan televisi yang dapat dinikmati oleh pasien.
RSUD Jayapura segera miliki pusat jantung terpadu
Jayapura – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura segera memiliki pusat jantung terpadu yang akan menjadi salah satu pelayanan unggulan di rumah sakit tersebut.
Kepala Unit Pelayanan Jantung RSUD Jayapura, dr. Musnidarti, Sp.JP(K) di Jayapura, Sabtu, mengaku menyambut baik rencana manajemen RSUD Jayapura di bawah kepemimpinan Plt. Direktur drg. Aloysius Giyai, M.Kes yang berencana membuka pelayanan unggulan Pusat Jantung Terpadu di fasilitas kesehatan rujukan tertinggi Provinsi Papua ini.
RSUD Sleman Luncurkan Smart Hospital
Bupati Sleman, Sri Purnomo luncurkan RSUD Sleman sebagai Smart Hospital (29/11/2019).
Peluncuran Smart Hospital tersebut merupakan tantangan di era revolusi industri 4.0 sekaligus mendukung keberhasilan perwujudan smart regency di tahun 2021 sesuai visi Bupati Sleman.
“Smart hospital sebagai bagian integral dari smart regency adalah perwujudan nyata kumpulan inovasi untuk peningkatan pelayanan kesehatan. Selain itu kami juga ingin mewujudkan RSUD Sleman sebagai Green Hospital,” ujar Plt Direktur RSUD Sleman, Joko Hastaryo.
Edisi Minggu ke 49: Selasa 3 Desember 2019
Edisi Minggu ke 49: Selasa 3 Desember 2019
Analisa SWOT Dalam Pengembangan Rencana Strategis RS Rencana strategis (Renstra) sebagaimana yang diatur dalam UU No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencanan Pembangunan Daerah merupakah salah satu dokumen perencanaan yang harus disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Renstra Rumah Sakit adalah dokumen perencanaan untuk periode waktu tertentu dan merupakan upaya terencana untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas serta potensi yang dimiliki rumah sakit dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan. Upaya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan ini untuk selanjutnya akan dilakukan melalui serangkaian pelaksanaan program dan kegiatan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan. Ketidaksetaraan Tenaga Kesehatan untuk Pencegahan Penyakit di Cina Tenaga kesehatan masyarakat merupakan salah satu komponen dari sistem kesehatan di suatu negara. Akibat adanya masalah seperti terorisme, munculnya penyakit baru menyebabkan banyak negara memperkuat sistem kesehatannya, dimana salah satu investasi terbesar ada di penguatan sumber daya manusia. Contoh pada kasus berjangkitnya Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS) di Cina pada 2003, membuat tenaga kesehatan masyarakat di negara tersebut terus berkembang. Namun terjadi masalah distribusi yang menyebabkan ketidaksetaraan antar wilayah. Sebuah artikel mengidentifikasi akar masalah ketidaksetaraan tenaga kerja kesehatan masyarakat di Cina. Artikel ini ditulis oleh Weiqin Cai, Chengyue Li, Mei Sun serta Mo Hao dan dipublikasikan di International Journal for Equity in Health pada November 2019. Webinar Scaling up Health Equity and Innovative Solution for UHC in South East Asia Community of Practice for Health Equity December 12, 2019 WHO has clearly stated that universal health coverage (UHC) is not only a health-oriented goal, but also a step to tackle inequity. SDG agenda for 2030 pledging that no one will be left behind and that every human being will have the opportunity to fulfil their potential in dignity and equality. UHC is recognized as a unifying platform for making progress on SDG 3 for health and the aspiration that all people can obtain the health services without suffering financial hardship. It cover promotion, prevention, treatment, rehabilitation and palliative care. In fact, there are contrast findings in the field, where some studies in many countries have shown that the increasing of access and coverage to health care after the introduction of UHC has shown a disparity of health facility access in different socioeconomic group. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Reportase Webinar Inovasi Kesehatan Digital, Tantangan dan Peluangnya untuk Ekuiti Kesehatan di Indonesia |
|
Akuntansi Biaya Rumah Sakit |
Scaling up Health Equity and Innovative Solution for UHC in South East Asia
Webinar
Scaling up Health Equity and Innovative Solution for UHC in South East Asia
Community of Practice for Health Equity
December 12, 2019
Preface
WHO has clearly stated that universal health coverage (UHC) is not only a health-oriented goal, but also a step to tackle inequity. SDG agenda for 2030 pledging that no one will be left behind and that every human being will have the opportunity to fulfil their potential in dignity and equality. UHC is recognized as a unifying platform for making progress on SDG 3 for health and the aspiration that all people can obtain the health services without suffering financial hardship. It cover promotion, prevention, treatment, rehabilitation and palliative care. In fact, there are contrast findings in the field, where some studies in many countries have shown that the increasing of access and coverage to health care after the introduction of UHC has shown a disparity of health facility access in different socioeconomic group.
Sustaining UHC is challenged by the rise in burden of NCDs and aging of population. In LMIC, this increase in burden of disease is observed without corresponding rapid increases in economic and societal prosperity, as well as in fiscal capacity. The challenges that impact on health systems such as disease outbreaks, natural disasters, conflicts and mass migration, economic crises, epidemiological and demographic transitions, urbanization, food insecurity, climate change, and widening economic disparities. Together with the 4.0 industrial revolution, digitalization of health financing systems, analysis of Big Data has opened new avenues to stop leakages, detect fraud, facilitate payments, and better understand behaviors of people and institutions. Therefore, health financing systems need to be ready to support health service delivery innovations that can improve access, efficiency and quality.
An overview from Indonesia, as it is almost 6 years after national health insurance establised as a new path for UHC, unfortunately unability to achieve equity and justice in providing health services was found. The failure of achieving equity comes from single pooling the financial system of national health insurance. The of private workers contributed highly to financial deficit since they have better access to health service. In contrast for the poor people who do not have access as same as the rich people. Meanwhile, inequity issue also rise from unequal distribution of doctors across Indonesia.
The Philippines is an archipelago in South-East Asia with an ethnically diverse population of more than 100 million, scattered over 600 inhabited islands. About half of the population now lives in cities, of which almost half live in slums. The country is in the midst of an epidemiological ‘dual burden’. The Philippines has had more than 50 years’ experience with social health insurance and in 1995 established PhilHealth, the country’s national health insurer. At present, about 93 million of a total population of 104 million are covered by PhilHealth. Although access and utilization of health care is
only one of several factors contributing to health equity, in fact poor households have been the lowest users of health services, with poor regions and the poorest income quintiles lagging behind.
The establishment of universal coverage in 2002 enabled Thailand to provide health coverage to the whole Thai population of 66.3 million persons. Every Thai citizen is now entitled to essential health services at all life stages. On the other side, noncommunicable diseases and behavioural factors continue to be a burden of life and on health-care costs. Beside, poor enforcement of road, vehicle safety laws, and air pollution are still a struggle for Thailand. These challenges place a strain on health-system resources that are the foundation of UHC sustainability.
This webinar will provide us to discuss UHC implementation and challenges among South East Asia countries on the situation and concerns related to health equity. Then, what does it take to scale up health equity and innovative solution for UHC in the next decade.
Purpose
- Understanding UHC implementation and challenges related to health equity.
- Discussing innovative solution for social responsibility and equity.
- Promote virtual discussion forum for equity practitioners (Community of Practice in Health Equity).
Place and Date
Day and date : Thursday, 12th December 2019
Time : 09.00 – 10.30 am (GMT +7)
Place : Center for Health and Policy Management (CHPM), Research and Development Building Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, jalan Medika 1 Jogjakarta, 55281
Phone : 62 274 549425
Link Webinar : https://attendee.gotowebinar.com/register/716289347744100099
Webinar ID : 394-985-163
Targeted Audience
- Ministry of Health.
- Provincial and District Health Offices.
- Lecturers.
- Students.
- Researchers.
- Health equity practitioners.
Resource Persons
Speakers
Director of HPM Department, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, UGM
Beverly Ho
Senior Equity Initiative Fellow
Expert Discussant
Andi Afdal
Deputy Director of Strategic, Planning, and Information Technology, BPJS Kesehatan
Moderator
Tiara Marthias
Senior Equity Initiative Fellow
Detailed Rundown
Time | Topics | Resource Person |
09.00 – 09.05 | Opening remark | dr. Tiara Marthias, MPH |
09.05 – 09.25 |
International Experience in UHC Progress and Challenges in Phillipine |
Beverly Ho, MD, MPH |
09.25 – 09.40 |
UHC Implementation and Challenges in Indonesia |
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M. Sc, Ph. D |
09.40 – 10.20 | Expert Discussants and open discussion | Piya Hanvoravongchai, MD, M. Sc, Sc. Ddr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK |
10.20 – 10.30 | Closing remark and conclusion | dr. Tiara Marthias, MPH |
Information
The Equity Initiative Program
Program of CMB Foundation
http://www.equityinitiative.org/
Center for Health and Policy Management Contact Person for registration :
Maria Lelyana
Email: [email protected]
Mobile Phone/WA : +62 811 101 9077
Telp/Fax :+62274-549425 (hunting)
Segera Dilaunching, Ini Penampakan RSUD Kintap
PELAIHARI – Tinggal menghitung hari RSUD KH Mansyur Kintap Kabupaten Tanahlaut Kalimantan Selatan bakal dilaunching.
RSUD yang bakal melayani pasien dari ujung Tanahlaut tersebut sudah siap fasilitas sarana dan prasarananya.
Rumah sakit ini nantinya akan dilaunching pada 5 Desember bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Tanahlaut dan juga bersamaan dengan launchingnya pelayanan di gedung abru RSUD Hadji Boejasin Pelaihari di Kelurahan Sarang Halang.
RSUD Salatiga Siap Bangun Ruang Operasi Internasional Senilai Rp13 Miliar
SALATIGA – Pemkot Salatiga menggelontorkan anggaran senilai Rp13 miliar ke RUSD Salatiga. Anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD Kota Salatiga 2020 itu, akan digunakan untuk membangun empat ruang operasi berstandar internasional.
Wakil Direktur RSUD Salatiga Listyono mengatakan, pembangunan empat ruang operasi berstandar internasional itu, membutuhkan biaya sebesar Rp20 miliar. “Yang Rp13 miliar sumbernya dari APBD 2020. Yang Rp7 miliar dari dana BLUD RSUD,” katanya, Kamis (28/11/2019).
RSUD Mimika dan RS Provita, Juara I Pelayanan Terbaik di Papua
JAYAPURA —Rumah Sakit Provita Jayapura meraih juara satu sebagai rumah sakit berprestasi terbaik dalam pelayanan kesehatan 2018 kategori rumah sakit swasta, TNI dan Polri. Sedangkan pada kategori rumah sakit milik pemerintah diraih RSUD Mimika sebagai juara satu.
Penghargaan ini diberikan oleh Dinas Kesehatan Papua yang melakukan penilaian sepanjang 2018 pada seluruh rumah sakit di Provinsi Papua dan diserahkan oleh saat penutupan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Papua II Tahun 2019 di Hotel Fave Jayapura, Kamis (28/11).
Menkes Terawan tinjau RSUD Jayapura
Jayapura (ANTARA) – Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, meninjau RSUD Jayapura di sela-sela kunjungan kerja perdananya di Provinsi Papua, Rabu.
Menkes meninjau RSUD Jayapura usai membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) II Tahun 2019 tingkat Provinsi Papua di salah satu hotel ternama di Jayapura.
Terawan Agus Putranto didampingi Plt. Direktur berkunjung ke RSUD Jayapura guna melihat sejumlah fasilitas kesehatan rumah sakit yang baru dibangun.