JAKARTA – Belum semua rumah sakit (RS) di Indonesia menyediakan manajemen laundry yang berstandar. Meski sudah ada Permenkes 1024/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS, namun belum semua RS mampu memenuhinya.
Proses pencucian atau laundry yang kurang baik oleh RS, bisa berpotensi menimbulkan berbagai penyakit. Pasalnya, bahaya penularan kuman patogen lewat linen dan pakaian dapat mengakibatkan infeksi, bertambahnya waktu opname, serta tambahan biaya perawatan bagi pasien.
Guna memberikan penyadaran pihak betapa pentingnya manajemen laundry dan penyediaan peralatannya, PT Media Artha Sentosa menyelenggarakan Expo Clean & Expo Laundry 2017. Kegiatan ini akan digelar di Jakarta Internasional Expo (JIExpo) selama tiga hari (23-25) Maret 2017 mendatang.
Direktur PT Media Artha Sentosa, Teddy Halim mengatakan, Expo Clean merupakan pameran dagang yang menampilkan berbagai produk dan teknologi kebersihan, mulai dari kebersihan komersil, industri, publik, hingga kebersihan rumah dan pribadi. Sedangkan Expo Laundry merupakan pameran dagang yang menampilkan berbagai produk dan mesin laundry, khususnya untuk kebutuhan rumah sakit.
“Dalam Expo tersebut akan memamerkan berbagai alat dan mesin kebersihan berkualitas yang sesuai dengan standar kebersihan rumah sakit (RS),” jelas Teddy Halim.
Ketua Kompartemen Manajemen Penunjang Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma mengatakan, pihaknya ingin membangun kesadaran pengelola RS untuk memiliki manajemen laundry yang benar. Selama ini, laundry masih dipandang sebagai hal yang tidak terlalu penting. Bahkan lokasi dan peralatannya seringkali kurang diperhatikan oleh manajemen RS.
Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI) Divisi Laundry RS, Teddy Tjoegito, mengatakan, dirinya masih banyak menemukan RS tidak memiliki mesin laundry standar atau melakukan outsource ke laundry yang tidak punya mesin standar. Padahal, mesin laundry RS harus menggunakan suhu air panas 70 atau 95 derajat, menggunakan jenis deterjen dan disinfektan yang ramah lingkungan, serta ada pemisahan antara linen infeksius dan linen non infeksius. (Imd)
Sumber: krjogja.com