Kab.Lumajang, Pemkab Lumajang kembali mengukir prestasi di bidang inovasi pelayan publik yakni berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Juara inovasi pelayanan publik dilingkungan pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota se Jawa Timur tahun 2016 yang langsung diserahkan oleh Gubernur Jawa Timur DR Sukarwo kepada Bupati Lumajang Drs. As at Malik di Gedung Negara Grahadi ,jalan Gubernur Suryo No.7 Surabaya, Selasa (6/12).
Penghargaan untuk Kabupaten Lumajang yang merupakan hasil evaluasi Akip 2016 berupa inovasi pelayanan kesehatan ramah anak yang telah dilaksanakan di RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Dengan Demikian Kabupaten Lumajang masuk dalam 9 kategori inovasi pelayanan publik yang baik, dilingkungan pemerintah provinsi dan Kabupaten Kota se-Jawa Timur.
Demikian kata Kabag Humas Pemkab Lumajang Drs.Azis Fachrurrozi ,bersama Sekda Lumajang Mashudi dan Kabag organisasi, Drs. Agus Triyono, serta Direktur Rumah Sakit Dr.Haryoto ,Dr.Indrayudi,ketika mendampingi Bupati Lumajang Drs As’at Malik menerima penghargaan tersebut.
Dalam keterangannya Azis yang mengutip keterangan Bupati yang menjelaskan bahwa kedepan Kabupaten Lumajang dapat meraih penghargaan tentang Inovasi pelayanan tersebut di tingkat nasional. “Ini pemenang kategori inovasi tingkat provinsi,jika ada penilaian tingkat nasional kita berharap Lumajang bisa menjadi pemenangnya,” ujarnya.
Sedangkan menurut Direktur Rumah Sakit Dr. Haryoto Lumajang ,Dr.Indrayudi ketika dikonfirmasikan menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai inovasi pelayanan kesehatan ramah anak .
Menurut Indrayudi bahwa bentuk kegiatan pelayanan dirumah sakit yang telah diterapkan ada dua point yaitu A traumatik care dan Family care center.
Sedangkan untuk inovasi pelayanan Traumatik Care itu sasarannya adalah pelayanan pada anak yakni mulai dari lingkungan rawat inap anak yang didesaign sesuai dengan taman bermain anak serta pelayan perlengkapan alat angkut anak ,dan kostum petugas ruang operasi anak yang dapat diterima oleh anak,sehingga inovasi tersebut dapat membantu mengurangi trauma anak.
“Traumatik care itu adalah sasarannya pada pasien anak anak dimana yang intinya pasien anak anak itu diberi lingkungan diberi lingkungan yang tidak bisa menimbulkan trauma misalnya diberi taman bermain, di dalam ruang rawat inap anak anak ,kemudian kalau dia mau di operasi dia tidak digeledek mengunakan alat yang biasa digunakan untuk pasien orang dewasa tapi dengan menggunakan sepeda ,pakai mobil mobilan batre seperti itu, kemudian petugasnya menggunakan pakaian yang bisa diterima oleh anak,” kata Indrayudi.
Sedangkan inovasi Family care center,menurutnya adalah bentuk pelayanan yang berpusat pada family atau keluarga ,yang bertujuan untuk menyadarkan lingkungan keluarga pasien agar memahami cara mengatasi pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan menjaga kesehatan anak.
“Sedangkan inovasi Family care center, bertujuan untuk menyadarkan beberapa hal yang pertama bahwa orang tua itu harus sadar bahwa menyayangi anak itu harus mulai dari proses kehamilan artinya suami itu harus mendampingi istri mulai dari proses persalinan ,jadi suami ikut dalam proses pemotongan tali pusar kemudian menyadarkan bahwa identitas anak itu adalah hak anak ,jadi begitu bayi lahir dan keluar dari rumah sakit itu sudah mendapat akta kelahiran,” terang Indrayudi lagi.
Selain itu dalam memberikan pelayanan konseling dalam rangka mendidik anak, menurutnya bahwa pihak Rumah Sakit juga menyediakan psikolog yang dapat dimintai konseling dalam rangka mendapatkan informasi tata cara mendidik anak. “Kemudian juga menyadarkan selama ini dalam mendidik anak itu selama ini ada yang keliru misalnya dengan menakut nakuti anak itu melalui proses konseling dengan psikolog yang sudah tersedia dirumah sakit,” pungkasnya. [dwi,adv]
Sumber: harianbhirawa.co.id