manajemenrumahsakit.net :: TANJUNGPANDAN-Raut gembira terpancar dari wajah Karlina (32) perempuan asal Aik Raya yang tengah hamil delapan bulan. Saat suaminya Wahyu (34) sibuk mengisi formulir untuk memperoleh kartu berobat layanan BPJS di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Kabupaten Belitung. “Nggak susah rupanya untuk ngurus kartu BPJS ini. Sebab, kartu ini digunakan buat persalinan kelak di rumah sakit nantinya,” kata Karlina dengan senyum penuh kegembiraan.
Karlina mengatakan, suaminya yang bekerja sebagai tukang ojek itu selalu berfikir sepuluh kali jika ingin berobat untuk memeriksakan penyakitnya ke dokter. Padahal, penyakit suaminya terbilang cukup serius. “Kalau disuruh memeriksakan kesehatan ke rumah sakit atau puskesmas, dia (suami Karlina, red) selalu menolak karena tidak ada biaya,” ungkapnya.
Dengan begitu, setelah mendapatkan kartu BPJS kesehatan, Karlina bersama suaminya langsung memeriksakan kehamilannya di RSUD Belitung. Demikian juga suaminya yang langsung berobat ke dokter spesialis. “Dulu, jangankan untuk berobat ke spesialis. Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga saja di rumah. Saya terpaksa harus buat kue kering dulu untuk dijual dan dititip sama adik ipar di pasar,” katanya.
Kini, sepasang keluarga itu tak lagi memiliki rasa kekhawatiran dalam berobat. Termasuk anak yang bakal lahir nanti akan tertangani dengan baik tanpa harus stres memikirkan biaya persalinannya. “Berobat tanpa pake kartu BPJS rasanya sangat berat. Soalnya untuk jasa konsultasi dokter harus membayar Rp50 ribu. Belum lagi untuk pemeriksaan USG yang mencapai Rp70 ribu. Dan itu belum termasuk biaya obat yang Rp100 ribu,” katanya. Dia menambahkan, kalau dihitung-hitung besaran biayanya itu bisa sampai Rp 250 ribu lebih. Karena itu, saya sangat bersyukur dengan adanya kartu BPJS ini. Sebab, apa saja tindakan berobat bisa kami peroleh dan bahkan tidak ada lagi keraguan kami untuk memeriksakan kesehatan diri kami,” tutupnya.(mg2)
Sumber: radarbangka.co.id