INDRAMAYU- Sebanyak 40.000 jiwa war ga Kabupaten Indramayu mendapatkan Kartu Sehat dari Pemkab Indramayu ke ma rin. Kartu tersebut merupakan ja min an bagi warga untuk berobat di delapan ru mah sakit (RS) yang telah ditunjuk be ker jasama.
Pemberian Kartu Sehat di la ku – kan bersamaan dengan pe lun – curan kartu tersebut yang di pu – satkan di Puskesmas Ke do ka n – bunder. Kepala Dinas Ke se – hatan ( Dinkes) Kabupaten In – dra mayu Dedi Rohendi meng a – ta kan, Kartu Sehat tersebut me – rupakan kebijakan Bupati Indramayu untuk membantu ma s yarakat miskin mem per – oleh jaminan kesehatan.
Tahapan pelaksanaan prog – ram Kartu Sehat mulai di lak – sanakan sejak Oktober 2013 dengan melakukan validasi data masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Jam kes – mas, data tersebut bersumber dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Berdasarkan data awal jum – lah masyarakat miskin yang harus divalidasi sebanyak 36.709 jiwa, namun hasil va – lidasi diperoleh data ma sya ra – kat miskin yang berhak men – dapat Kartu Sehat sebanyak 40.000 jiwa. Pada akhir Desesmber 2013 Kartu Sehat sudah dicetak, tetapi belum bisa dibagikan karena data masih perlu divalidasi ulang.
Dedi Rohendi me nam bah – kan, meskipun kartu tersebut belum dibagikan namun ter – hitung tanggal 1 Januari pi – haknya sudah memberikan pe – layanan bagi masyarakat miskin karena kebutuhan pelayanan kesehatan tetap dibutuhkan masyarakat setiap waktu.

PEKANBARU,SeRiau
Remunerasi merupakan salah-satu unsur yang cukup penting untuk diketahui oleh para manajer Rumah Sakit karena menyangkut biaya kehidupan dan penghidupan seluruh karyawan. Seringkali ketidakseimbangan upah, gaji atau insentif antara kelompok dokter, paramedik perawat / non perawat, tenaga administratif serta tingkatan manajer Rumah Sakit menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan dan menyebabkan menurunnya komitmen karyawan terhadap organisasi. Karenanya perlu pemahaman bagaimana sistem insentif dapat dikembangkan dan disesuaikan berdasarkan melalui beberapa pendekatan yang lebih fleksibel.
KOMPAS.com
Jakarta – Sejumlah Rumah Sakit (RS), termasuk swasta, mengaku mengalami peningkatkan pendapatan saat menerapkan sistem pembayaran paket Indonesia Base Case Groups (Ina CBGs) dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, keterlambatan pembayaran klaim bisa mengganggu cash flow (arus kas) RS.





