HARIANJAMBI.COM, KUALATUNGKAL – Seperti diketahui, Rumah Sakit Jantung di Tanjabbar ini dibangun dengan menyedot dana Rp 25 miliar. Dimana letaknya pembangunannnya, persis di sebelah Kompi Brimob, Kecamatan Betara.
Berdasarkan pantauan di lapangan, bangunan megah itu masih dipagari dengan seng. Tak ada aktifitas di lokasi pembangunan rumah sakit tersebut.
Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar, Ahmad Jakfar menilai, perencanaan RS Jantung di Dusun Terjun Jaya, Kecamatan Betara tersebut tidak tuntas. Artinya, perencanaan yang dibuat pemkab tidak terangkum secara keseluruhan, dan tidak menyebutkan rincian hingga operasional.
“Perencanaan setiap tahun dilakukan, dan sifatnya sepotong-potong. Kami inginkan perencanaan harus tuntas, termasuk pengadaan Alkes hingga tenaga medisnya,” ujar Jakfar.
Tahun ini, kata dia, dewan tidak bisa menyetujui pembangunan lanjutan RS Jantung tersebut, sampai perencanaan yang dibuat tuntas dan matang. Politisi dari Partai Golkar ini menambahkan, banyak instansi terkait yang tidak dilibatkan dalam mega proyek tersebut, seperti RSD KH Daud Arif maupun Dinkes Tanjabbar.
“Ini pengajuannya melalui Bappeda, sementara pihak RSD sama sekali tidak tahu dengan perencanaan lanjutannya,” katanya lagi.
Sebaiknya, lanjut jakfar, RSD KH Daud Arif ditingkatkan kembali, daripada membangun rumah sakit jantung di Kecamatan Betara. RSD yang ada, masih membutuhkan bangunan ruang inap pasien. Tak hanya itu, alat kesehatan di rumah sakit induk perlu ditambah lagi.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjabbar, Mukhlis M Si, membantah, perencanaan rumah sakit jantung tidak matang. Katanya, desain awal sudah dibuat, termasuk alat kesehatan serta bangunan tambahan yang bakal dibangun di sekitar bangunan induk.
Semua pihak, kata Sekda, dilibatkan dalam menyusun perencanaan pembangunan RS Jantung tersebut. “Baik itu RSD, Dinkes, semuanya dilibatkan,” kata Sekda.
Diakui Mukhlis, tahun ini pembangunan fisik belum dilanjutkan, terutama penambahan ruang paviliun untuk pasien. Pemkab masih menunggu bantuan dana dari perusahaan yang ada. Untuk pengadaan Alat kesehatan, Pemkab mengharapkan bantuan dari Kemenkes RI.
“Kita sudah ada pembicaraan dengan perusahaan, dan siap membantu pembangunan ruang Sal Paviliun. Kalau pembangunan tahap I sudah selesai,” jelasnya.
Meski nantinya dibantu pihak ketiga, RS Jantung di Dusun Terjun Jaya tetap bagian dari Rumah Sakit Daerah KH Daud Arif. “Tidak ada masalah, tetap rumah sakit pemerintah,” timpal dia.
Ditambahkan dia, melalui Dinkes Tanjabbar, pemkab tengah menyelesaikan dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (amdal), terutama untuk penambahan ruangan pasien. “Semuanya tinggal berjalan, dan kita harapkan selesai,” kata Muklis.