Liputan6.com, Ratusan unit rumah sakit di Indonesia disiapkan untuk penanganan pasien diduga menderita penyakit flu burung (avian influenza) dan flu itik.
“Rumah sakit itu telah memiliki fasilitas penunjang perawatan yang cukup dalam prosedur penanganan pasien diduga menderita flu burung atau flu itik,”kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Supriyantoro di Padang seperti dikutip Antara, Rabu (8/3/203).
Menurut dia, Kemenkes koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Pertanian melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam mengantisipasi flu burung.
“Terus melakukan pencegahan kontak langsung masyarakat dengan itik guna menghindari penularan virus flu burung atau flu itik,”ujar dia.
Selain menyiapkan rumah sakit, tambah Supriyantoro, kemenkes juga menyiapkan tenaga medis terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter umum, dan perawatdalam penanganan pasien diduga tertular penyakit flu burung.
“Penanganan pasien flu burung membutuhkan langkah yang cepat dan tepat dari berbagai bidang keahlian,” katanya.
Menurut Supriyantoro, penularan virus flu burung ke manusia ditentukan oleh keganasan virus, jumlah virus yang menginfeksi, serta kekebalan tubuh seseorang. Orang-orang yang terpapar virus dari sumber yang sama belum tentu semua terkena flu burung.
“Gejala awal, mirip penyakit lain akibat virus dan tidak spesifik. Kecurigaan adanya flu burung biasanya muncul jika pasien memiliki riwayat berhubungan dengan unggas.
Menurut dia, untuk mencegah penularan virus flu burung ke manusia, masyarakat diminta agar menghindari kontak langsung dengan itik atau produknya, terutama itik sakit.
“Jika terpaksa berhubungan, seperti peternak itik, usahakan menggunakan alat pelindung, seperti masker dan sarung tangan. Setelah menjamah itik atau produknya, cuci tangan dan baju dengan sabun,”ungkap dia.
Vaksin untuk jenis virus baru yang masuk ke Indonesia belum tersedia, yang ada saat ini vaksin untuk influenza. Saat ini lanjut Supriyantoro para peneliti dalam negeri terus berusaha membuat vaksin baru dengan melakukan uji isolat, uji kandidat vaksin, dan melakukan reaksi silang dengan vaksin yang lama.
“Pemerintah saat ini berusaha untuk memproduksi vaksin avian influenza (flu burung). Produksi vaksin avian influenza clade 2.3.2 atau vaksin untuk flu itik kini memasuki tahap uji tantang, yakni diujicobakan pada itik dalam kondisi normal. Dalam uji ini, itik diberi vaksin dan dipantau tingkat kekebalan tubuhnya. Jika proses ini berhasil, maka selanjutnya bisa diproduksi massal,”jelas dia.
Supriyantoro mengimbau kepada warga agar tetap melakukan pengamanan sesuai petunjuk bila ditemukan unggas yang mati mendadak, terlebih dalam jumlah yang banyak. Diantaranya dengan membakar bangkai unggas tersebut dan memeriksa unggas yang lain, bila terjangkiti segera dimusnahkan dengan cara dibakar.
Sumber: health.liputan6.com